Senin, 12 Oktober 2020

HUKUM DEMONSTRASI DALAM ISLAM



⛓⚙ *HUKUM DEMONSTRASI DALAM ISLAM*

▫️Berkata syaikh Robi' Bin Hadi Al Madkholy حفظه اللّٰه :

▪️Tidak ada satupun aksi demonstrasi di dunia baik di Eropa maupun Amerika melainkan terjadi padanya kerusakan dan pengrusakan fasilitas-fasilitas, penghancuran mobil-mobil, penjarahan toko-toko, tertumpahnya darah dan tersebarnya rasa takut yang itu semua tidak diperbolehkan oleh akal maupun syariat bahkan diharomkan oleh syariat Allah dengan sebesar-besar pengharoman, dan sesuatu yang jarang jika ada tidaklah dianggap.

1⃣Demonstrasi merupakan upaya melakukan kerusakan di muka bumi. Allah Ta'ala berfirman :

(( والله لا يحب الفساد )).

"Dan Allah tidak menyukai kerusakan". (Al Baqoroh : 205).

(( والله لا يحب المفسدين )).

"Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan". (Al Maidah : 64).

(( ولا تفسدوا في الأرض بعد إصلاحها )).

"Janganlah kalian berbuat kerusakan di muka bumi setelah diperbaiki". (Al A'rof : 56).

2⃣Demonstrasi bertentangan dengan prinsip kesabaran terhadap kezholiman para penguasa yang itu diperintahkan oleh Rosulullah صلى اللّٰه عليه وسلم  dan ditetapkan oleh ulama' sunnah selain kelompok Khowarij dan Mu'tazilah yang mereka memandang bahwa memberontak penguasa termasuk bagian dari amar makruf dan nahi mungkar.

3⃣Demonstrasi mengandung kemudhorotan-kemudhorotan yang bertentangan dengan sabda nabi صلى اللّٰه عليه وسلم :

(( لا ضرر ولا ضرار )). أخرجه الإمام أحمد في مسنده وابن ماجه.

"Tidak boleh memudhorotkan diri sendiri dan orang lain".

4⃣Demonstrasi termasuk fitnah-fitnah yang dikabarkan oleh rosulullah  صلى اللّٰه عليه وسلم dalam hadits-hadits seputar Al Fitan bahwa akan terjadi fitnah-fitnah tersebut sepeninggal beliau.

Rosulullah صلى اللّٰه عليه وسلم bersabda :

(( تعوذوا بالله من الفتن ما ظهر منها وما بطن، قالوا : نعوذ بالله من الفتن ما ظهر منها وما بطن )). أخرجه مسلم.

"Berlindunglah kalian kepada Allah dari fitnah yang nampak maupun tersembunyi, para shohabat berkata : Kita berlindung kepada Allah dari fitnah yang nampak dan tersembunyi".

(( بادروا بالأعمال قتنا كقطع الليل المظلم يصبح الرجل مؤمنا ويمسي كافرا أو يمسي مؤمنا ويصبح كافرا يبيع دينه بعرض من الدنيا )). أخرجه مسلم.

"Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya fitnah-fitnah seperti potongan-potongan malam yang gelap dimana seseorang pada pagi hari masih mukmin dan di sore hari ia menjadi kafir atau di sore hari ia masih mukmin dan di pagi hari ia menjadi kafir, ia menjual agamanya untuk mendapatkan sedikit kesenangan dunia".

....
Dan selain itu dari hadits-hadits dalam bab ini yang mengandung teguran yang kuat bagi orang-orang yang berakal.

5⃣Demonstrasi termasuk kebid'ahan yang dicela oleh Rosulullah صلى اللّٰه عليه وسلم dan beliau menyifatinya dalam khutbah-khutbahnya dengan sejelek-jelek perkara dan bahwa ia (bid'ah) sesat.

📝Sumber : http://www.sahab.net/forums/?showtopic=119578

▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️

📥 *Diposting ulang hari Kamis, 01 Safar 1440 H / 11 Oktober 2018 M*
🌏🔻 Situs Blog: https://ittibaurasulillah.blogspot.co.id
↘🌏 Join Channel telegram:
🔘 📠 https://t.me/Ittiba_uRasulillah

📮 *WhatsApp Ittiba`u Rasulillah*

Senin, 01 Juni 2020

ENAM PEMBAHASAN SEPUTAR PUASA 6 HARI DI BULAN SYAWWAL

::
🚇 ENAM PEMBAHASAN SEPUTAR PUASA 6 HARI DI BULAN SYAWWAL

Bagi seorang muslim, perputaran waktu berarti momen pergantian dari satu ibadah pada ibadah lain. Tak terkecuali dengan berakhirnya ramadhan dan masuknya syawal, mereka pun kembali bersiap dengan beragam amal shalih yang ada di bulan syawal.

Baik amal shalih umum yang dilakukan sepanjang tahun seperti shalat lima waktu, tilawatul Qur'an, menghadiri pengajian, dll. Maupun yang sifatnya khusus di bulan syawal, seperti puasa enam. 


🔬 #1   F a d h i l a h   P u a s a   E n a m

Dengan menjalankan puasa enam setelah berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan, seseorang akan mendapatkan pahala berpuasa setahun penuh. Dalam haditsnya, Rasulullah ﷺ bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتّاً مِنْ شَوَّال كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

"Siapa saja yang telah menjalankan puasa Ramadhan, lalu dia susulkan dengan berpuasa enam hari pada bulan syawal, maka seolah dia telah berpuasa setahun penuh lamanya." HR. Muslim


🔬 #2   M e n g a p a   D a p a t   P a h a l a   P u a s a   S e t a h u n   P e n u h ?

Alasannya, karena Allah melipatgandakan satu kebaikan menjadi sepuluh kali lipat. Satu hari berpuasa sama dengan sepuluh hari berpuasa, tiga hari berpuasa sama dengan tiga puluh hari (satu bulan). Maka tiga puluh [ dari puasa ramadhan ] + enam hari × 10 = tiga ratus enam puluh hari (setahun). 

Mari kita perhatikan gambaran yang diberikan Rasulullah ﷺ berikut ini,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ فَشَهْرٌ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ، وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ، فَذَلِكَ تَمَامُ صِيَامِ السَّنَةِ 

"Siapa yang berpuasa ramadhan; maka terhitung berpuasa sepuluh bulan. Dan puasa enam hari di bulan syawal menyempurnakan jadi puasa setahun penuh." -SHAHIH- (Takhrij Musnad, 22412 dan Shahih Al-Jami', 3094) HR. Ahmad dengan lafazh ini, diriwayatkan pula oleh Ibnu Majah dan ad-Darimi


🔬 #3   K a p a n   M u l a i   B o l e h   P u a s a   E n a m ?

Puasa enam boleh dilakukan di sepanjang bulan syawal, dari tanggal dua hingga akhir. Dan ;tidak ada keharusan untuk langsung berpuasa** setelah hari raya (dua syawal). Dalam fatwa Lajnah (X/391) disebutkan,

لا يلزمه أن يصومها بعد عيد الفطر مباشرة، بل يجوز أن يبدأ صومها بعد العيد بيوم أو أيام،

"Tidak ada keharusan untuk puasa enam langsung setelah idul fitri. Bahkan diperbolehkan melakukannya selang sehari atau beberapa hari setelah id."


🔬 #4   B a g u s  k a h   B e r s e g e r a   D a r i   T a n g g a l   D u a   S y a w a l?

- Dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah,

وكره بعضهم صوم الست من شوال عقب العيد مباشرة؛ لئلا يكون فطر يوم الثامن كأنه العيد، فينشأ عن ذلك أن يعده عوام الناس عيدا آخر

"Sejumlah ulama memakruhkan pelaksanaan puasa enam langsung setelah hari raya (baca : 2 Syawal); agar jangan sampai ketika puasa enam usai lantas dianggap (tanggal delapan) ada hari raya lagi. Yang kemudian dikira oleh orang awam sebagai hari raya lain." (Mukhtashar Al Fataawaa Al Mishriyyah, hlm. 290)

Yang disebut oleh Syaikhul Islam di atas, ialah hari raya ketupat dalam istilah masyarakat kita. Dikenal dengan 'Idul Abrar, para ulama mengingkari hari raya jenis ini karena termasuk perkara baru dalam agama. 

Atas dasar ini, sejumlah ulama menilainya makruh. 

Alasan lain, awal-awal hari raya masih bagian dari waktu bersenang-senang. Karena itulah, saat Imam Ma'mar bin Rasyid Al-'Azdi ketika ditanya oleh 'Abdurrazaq Ash-Shan'ani tentang puasa sehari setelah hari raya 'Idul Fithri, beliau menyatakan,

معاذ الله إنما هي أيام عيد وأكل وشرب

"Aku berlindung pada Allah dari melakukannya! Sesungguhnya awal-awal hari raya masih waktu 'id, makan-makan, dan minum." (Al-Mushannaf, 7922)

- Namun ulama lain berpendapat, bahwa baik bila dia segerakan. Masuk dalam bab bersegera dalam kebaikan. 

Sehingga seseorang tinggal melihat, mana yang lebih mudah dan bermaslahat bagi dirinya. wabillaahi at-taufiiq.

🔬 #5   H a r u s   B e r t u r u t - t u r u t  k a h ?

Tidak. Berkata Imam Nawawi rahimahullah (Al-Majmu', VI/427),

"Berkata ulama Syafi'iyah, 'Di
sunnahkan untuk puasa enam secara berturut-turut pada awal-awal bulan syawal, namun seandainya dia pisah-pisah dan dilakukan pada akhir syawal ini pun boleh."


🔬 #6   M e s t i   Q a d h a'   R a m a d h a n   D u l u ?

Ada dua pendapat di kalangan ulama dalam masalah ini. Dan nampaknya, keterangan Al 'Allamah Muqbil bin Hadi Al Wadi'i rahimahullah berikut bisa menjadi penjelas yang menenangkan hati kita. 

إن كان يستطيع أن يقضي الأيام التي أفطرها في رمضان ثم يصوم الست فهذا أمرٌ حسن ، وإن كان لا يستطيع أن يصوم هذا وهذا فيجوز له أن يصوم الست ..

لماذا قلنا هذا ؟ لأن وقت القضاء موسع ، بخلاف صوم الست فليس لها محل إلا في شوال . 
 
 أما وقت القضاء فقد جاء عن عائشة رضي الله تعالى عنها أنها قالت : ما كنت أقضي إلا في شعبان ، أي لأنها تشغل برسول الله - صلى الله عليه وعلى آله وسلم - . 

"Bila seseorang mampu men-qadha puasa ramadhan yang dia tinggalkan lebih dulu baru setelah itu melaksanakan puasa enam; maka tentu ini hal yang baik.

Namun bila dia tidak mampu; maka boleh baginya untuk melaksanakan puasa enam lebih dulu. Mengapa demikian? Karena waktu qadha' puasa bersifat luas. Berbeda dengan puasa enam yang waktunya hanya pada bulan syawal.

Terkait waktu qadha' yang panjang, ditunjukkan dalam hadits 'Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau menyatakan,

'Tidaklah aku men-qadha' puasa melainkan di bulan Sya'ban.'

Ini terjadi, lantaran kesibukan beliau melayani Rasulullah ﷺ." 
(Transkrip dari As-ilah minal Maharoh, rek suara beliau bisa didengarkan di sini : http://muqbel.net/files/fatwa/muqbel-fatwa2278.mp3)

-- Hari Ahadi, 05 Syawal 1438 (selesai dimuraja'ah dan tambahan sejumlah nukilan pada 02 Syawal 1439 / 16 Juni 2018) 
••••
📶 https://bit.ly/ForumBerbagiFaidah [FBF] 
🌍 www.alfawaaid.net

▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️

Minggu, 31 Mei 2020

BERDZIKIR DI BERBAGAI TEMPAT MEMPERBANYAK PERSAKSIAN BAIK BUMI PADA HARI KIAMAT

💐📝BERDZIKIR DI BERBAGAI TEMPAT MEMPERBANYAK PERSAKSIAN BAIK BUMI PADA HARI KIAMAT

Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah rahimahullah menyatakan:

إِنَّ فِي دَوَامِ الذِّكْرِ فِي الطَّرِيْقِ وَالْبَيْتِ وَالْحَضَرِ وَالسَّفَرِ وَالْبَقَاعِ تَكْثِيْرًا لِشُهُوْدِ الْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَإِنَّ الْبَقْعَةَ وَالدَّارَ وَالْجَبَلَ وَالْأَرْضَ تَشْهَدُ لِلذَّاكِرِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ تَعَالَى : { إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5)} فَرَوَى التِّرْمِذِيُّ فِي جَامِعِهِ مِنْ حَدِيْثِ سَعِيْدٍ الْمَقْبُرِيْ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : [ قَرَأَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذِهِ الْآيَةَ : { يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا } فَقَالَ : أَتَدْرُوْنَ مَا أَخْبَارُهَا ؟ قَالُوْا : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ قَالَ : فَإِنَّ أَخْبَارَهَا أَنْ تَشْهَدَ عَلَى كُلِّ عَبْدٍ أَوْ أَمَةٍ بِمَا عَمِلَ عَلَى ظَهْرِهَا تَقُوْلُ : عَمِلَ يَوْمَ كَذَا كَذَا وَكَذَا ] قَالَ التِّرْمِذِيُّ : هَذَا حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَالذَّاكِرُ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فِي سَائِرِ الْبَقَاع ِمُكْثِرُ شُهْوَدَهُ وَلَعَلَّهُمْ أَوْ أَكْثَرُهُمْ أَنْ يَقْبَلُوْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَوْمَ قِيَامِ الْأَشْهَادِ وَأَدَاءِ الشَّهَادَاتِ فَيَفْرَح وَيَغْتَبِط بِشَهَادَتِهِمْ

Sesungguhnya terus menerus berdzikir di jalan, rumah, di saat mukim maupun safar, di permukaan bumi, akan memperbanyak pihak yang bersaksi bagi seorang hamba pada hari kiamat. Karena permukaan bumi, kampung, gunung, dan bumi akan bersaksi untuk orang yang berdzikir pada hari kiamat. Allah Ta’ala berfirman:

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5)

Ketika bumi berguncang dengan dahsyat. Dan bumi mengeluarkan beban-bebannya. Manusia berkata: Ada apa? Pada hari itu, bumi menceritakan khabar-khabarnya. Karena Rabbmu mewahyukan kepadanya (Q.S az-Zalzalah ayat 1-5)

atTirmidzi meriwayatkan dalam kitab Jami’-nya dari hadits Said al-Maqburiy dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam membaca ayat ini (yang artinya): “pada hari itu bumi menceritakan khabar-khabarnya”. Nabi bertanya: Tahukah kalian apakah khabar-khabarnya? Mereka (para Sahabat) berkata: Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Nabi bersabda: Sesungguhnya khabar-khabarnya adalah ia bersaksi atas setiap hamba laki-laki dan wanita terhadap apa yang diperbuatnya di atas permukaannya (bumi). Bumi berkata: Ia telah berbuat demikian dan demikian. atTirmidzi berkata: Ini adalah hadits hasan shahih. 

Orang yang berdzikir mengingat Allah Azza Wa Jalla pada setiap permukaan bumi, ia memperbanyak pihak yang bersaksi untuknya. Bisa jadi mereka atau kebanyakan mereka akan menerima persaksian itu pada hari kiamat. Pada hari ditegakkannya persaksian dari para pihak yang bersaksi. Kemudian ia bergembira dan bahagia dengan persaksian mereka (al-Wabilus Shoyyib (1/111)).


📝Catatan:

Hadits riwayat atTirmidzi di atas dinilai lemah oleh sebagian Ulama, seperti Syaikh al-Albaniy. Karena di dalam sanadnya terdapat perawi yang bernama Yahya bin Abi Sulaiman yang dinilai oleh al-Imam al-Bukhari sebagai munkarul hadits. Namun, Ibnu Katsir menyebutkan riwayat lain ketika menafsirkan surah az-Zalzalah ayat 4. Riwayat atThobaroniy yang dikemukakannya itu insyaallah bisa menjadi salah satu penguat. Wallaahu A’lam.

(Abu Utsman Kharisman)

💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom