Rabu, 25 Desember 2019

KALA AMPUNAN, RAHMAT DAN REJEKI SEKALI BORONG

๐Ÿ’ข๐Ÿ“Œ KALA AMPUNAN, RAHMAT DAN REJEKI SEKALI BORONG
➖➖➖➖

๐Ÿ“ Satu hari, Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkisah;

◽️ Seorang Arab Badui datang untuk bertanya kepada Nabi ๏ทบ;

ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡! ุนู„ู…ู†ูŠ ุฎูŠุฑุงً

➖ 'Wahai Rasulullah, ajarkan Aku sebuah kebaikan.'

☑️ Sontak Nabi ๏ทบ pun memegang tangan Arab Badui tadi seraya berkata;

ู‚ู„ ุณุจุญุงู† ุงู„ู„ู‡ ูˆุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ูˆู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃูƒุจุฑ

๐Ÿ”ป 'Ucapkanlah Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha illallah, Allahu Akbar.'

⏱ Setelah itu, Arab badui tadi menghitung empat ucapan Nabi ๏ทบ tersebut sambil mengepalkan satu persatu jari jemarinya. Kemudian dia beranjak pergi sambil berfikir sesuatu yang dia dengar tadi.

▫️ Tak lama kemudian, dia pun kembali lagi kepada Nabi ๏ทบ untuk bertanya lebih dalam apa yang telah dia dengar.

๐Ÿ”ป Melihat Arab Badui tadi kembali, Nabi ๏ทบ pun tersenyum sambil berkata;

ุชููƒุฑ ุงู„ุจุงุฆุณُ

'Sepertinya ada seorang yang sedang memikirkan suatu hal.'

▪️ Lantas Arab Badui tadi datang sambil bertanya heran;

ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡! ุณุจุญุงู† ุงู„ู„ู‡، ูˆุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡، ูˆู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡، ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃูƒุจุฑ؛ ู‡ุฐุง ู„ู„ู‡، ูู…ุง ู„ูŠ؟

⁉️ 'Wahai Rasulullah, ucapan Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha illallah, Allahu Akbar, semua dzikir ini dipersembahkan untuk Allah. Lalu mana yang untuk saya?'

✔️ Kemudian Nabi ๏ทบ pun menjawab;

 ูŠุง ุฃุนุฑุงุจูŠ، ุฅุฐุง ู‚ู„ุช: ุณุจุญุงู† ุงู„ู„ู‡ ، ู‚ุงู„ ุงู„ู„ู‡: ุตุฏู‚ุช. ูˆุฅุฐุง ู‚ู„ุช: ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ، ู‚ุงู„ ุงู„ู„ู‡: ุตุฏู‚ุช. ูˆุฅุฐุง ู‚ู„ุช: ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ، ู‚ุงู„ ุงู„ู„ู‡: ุตุฏู‚ุช. ูˆุฅุฐุง ู‚ู„ุช: ุงู„ู„ู‡ ุฃูƒุจุฑ ، ู‚ุงู„ ุงู„ู„ู‡: ุตุฏู‚ุช.

'Wahai Arab Badui, jika kamu mengucapkan Subhanallah (maha suci Allah), maka Allah menjawab; kamu benar. Dan jika kamu mengucapkan Alhamdulillah (segala puji hanya milik Allah), maka Allah menjawab; kamu benar. Kemudian jika kamu mengucapkan; La ilaha illlallah (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), maka Allah menjawab; kamu benar. Dan jika kamu mengucapkan Allahu Akbar (Allah maha besar), maka Allah menjawab; kamu benar.

๐Ÿ”˜ Setelah itu, saat kamu memanjatkan doa;

ุงู„ู„ู‡ู… ุงุบูุฑ ู„ูŠ

'Ya Allah, ampunilah Aku.'

Allah menjawab;

ู‚ุฏ ูุนู„ุช

'Sungguh Aku telah mengampunimu.'

▫️ Ketika kamu berdoa;

ุงู„ู„ู‡ู… ุงุฑุญู…ู†ูŠ

'Ya Allah, rahmatilah Aku.'

Allah menjawab;

ู‚ุฏ ูุนู„ุช

'Aku telah merahmatimu.'

▫️ Saat kamu berdoa;

ุงู„ู„ู‡ู… ุงุฑุฒู‚ู†ูŠ

'Ya Allah, limpahkanlah rizki kepadaku.'

Allah menjawab;

ู‚ุฏ ูุนู„ุช

'Aku sudah penuhi keinginanmu.'

๐Ÿ’ข Setelah itu, Arab Badui itu pun lantas mengepalkan jari jemarinya saraya menghitung tujuh wasiat Nabi ๏ทบ tersebut. Setelah itu, dia pun pergi berlalu.

๐ŸŒŽ Lihat Ash Shahihah no. 3336
๐Ÿ“ Diterjemahkan oleh: al-Ustadz Abdul Wahid at-Tamimi


⬆️Dinukil dari Channel Telegram WarisanSalaf.Com
▪️ https://t.me/warisansalaf/1800

➖➖➖
๐Ÿ“š WhatsApp Salafy Kendari || http://bit.ly/salafykendari
๐Ÿ“ฎ Channel Telegram || https://telegram.me/salafykendari
๐Ÿ’ป Website || http://ahlussunnahkendari.com

Jumat, 13 Desember 2019

DI BALIK KEMUDI, ANDA BERPERAN

๐Ÿš—๐Ÿ›ต๐ŸšฒDI BALIK KEMUDI, ANDA BERPERAN....

(Nasihat dan kabar gembira untuk tim pengantar asatidzah berdakwah)

Tujuan kita sama....

Jalan yang ingin kita lalui membentang di depan. Jalannya Nabi dan para pengikutnya...

Berdakwah di jalan Allah, dengan berbagai peran yang ingin kita jalani.

ู‚ُู„ْ ู‡َุฐِู‡ِ ุณَุจِูŠู„ِูŠ ุฃَุฏْุนُูˆ ุฅِู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ุนَู„َู‰ ุจَุตِูŠุฑَุฉٍ ุฃَู†َุง ูˆَู…َู†ِ ุงุชَّุจَุนَู†ِูŠ...

Katakanlah (Wahai Muhammad): Ini adalah jalanku, aku berdakwah (mengajak manusia) kepada Allah, di atas bashirah (ilmu dan keyakinan). Itulah yang dilalui oleh aku (Nabi) dan orang-orang yang mengikuti aku...(Q.S Yusuf ayat 108)

Kita ingin ikut ambil bagian dalam dakwah ini, karena itu kebutuhan kita. Sekalipun kita tidak berperan di dalamnya, Allah pasti tetap memperjalankan dakwah ini. Allah pilih orang-orang lain yang mencintaiNya. Sebagaimana jika ada orang yang keluar dari agama Allah, Allah tidak butuh dengan mereka. Allah tidak dirugikan sedikitpun. Allah akan datangkan pengganti yang jauh lebih baik bagi mereka. Para pengganti itu adalah orang-orang yang Allah cinta kepada mereka, dan mereka pun cinta kepada Allah.

ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขَู…َู†ُูˆุง ู…َู†ْ ูŠَุฑْุชَุฏَّ ู…ِู†ْูƒُู…ْ ุนَู†ْ ุฏِูŠู†ِู‡ِ ูَุณَูˆْูَ ูŠَุฃْุชِูŠ ุงู„ู„َّู‡ُ ุจِู‚َูˆْู…ٍ ูŠُุญِุจُّู‡ُู…ْ ูˆَูŠُุญِุจُّูˆู†َู‡ُ...

Wahai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kalian yang murtad (keluar) dari agamanya, Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah cinta kepada mereka dan mereka pun cinta kepadaNya...(Q.S al-Maaidah ayat 54)

Dalam dakwah ini kita berbagi peran. Karena Allah anugerahkan kepada kita hal yang tidak mesti serupa. Tinggal bagaimana kita berjuang bersama, bersinergi. 
Masing-masing kita ada kelebihan. Sebagaimana pula kekurangan tak luput dari tiap kita. Tapi orang beriman itu saling menguatkan satu sama lain. Untuk itulah kita berharap rahmat Allah.

ูˆَุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ُูˆู†َ ูˆَุงู„ْู…ُุคْู…ِู†َุงุชُ ุจَุนْุถُู‡ُู…ْ ุฃَูˆْู„ِูŠَุงุกُ ุจَุนْุถٍ ูŠَุฃْู…ُุฑُูˆู†َ ุจِุงู„ْู…َุนْุฑُูˆูِ ูˆَูŠَู†ْู‡َูˆْู†َ ุนَู†ِ ุงู„ْู…ُู†ْูƒَุฑِ ูˆَูŠُู‚ِูŠู…ُูˆู†َ ุงู„ุตَّู„َุงุฉَ ูˆَูŠُุคْุชُูˆู†َ ุงู„ุฒَّูƒَุงุฉَ ูˆَูŠُุทِูŠุนُูˆู†َ ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَุฑَุณُูˆู„َู‡ُ ุฃُูˆู„َุฆِูƒَ ุณَูŠَุฑْุญَู…ُู‡ُู…ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุนَุฒِูŠุฒٌ ุญَูƒِูŠู…ٌ

Orang-orang beriman laki maupun wanita, sebagian mereka adalah wali (yang mencintai dan menolong) sebagian yang lain. Mereka memerintahkan kepada yang ma’ruf, dan melarang dari yang munkar. Mereka menegakkan sholat, menunaikan zakat, taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu adalah orang-orang yang akan mendapat rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Q.S atTaubah ayat 71)

Kita sadar bahwa ilmu adalah penerang bagi kehidupan. Ilmu Quran dan Sunnah dengan pemahaman Sahabat Nabi, adalah lentera kebutuhan seluruh manusia di dunia ini. Tanpa terkecuali.

Kita ingin ilmu itu tersebar. Kita pun ingin seluruh kaum muslimin menikmati ilmu itu dalam sajian yang terbaik. 

Anda adalah sang pengantar itu. Mengantarkan ilmu agar tersaji tepat waktu. Di masjid-masjid, kaum muslimin menunggu.

Salah satu periode dalam kehidupan dan kepemimpinan Umar bin Abdil Aziz, disyukuri oleh para Ulama di masa itu maupun setelahnya. Salah satu kebaikan yang dirasakan benar oleh kaum muslimin adalah tersebarnya ilmu. Masjid makmur dengan penyebaran ilmu.

Sesungguhnya, Umar bin Abdil Aziz sang alim dan pemimpin di masa itu, benar-benar memerintahkan dan menekankan penyebaran ilmu. Ilmu harus disebarkan, ketika sunnah banyak yang dimatikan (dilalaikan dan dilupakan).

Umar bin Abdil Aziz menulis surat pada para pejabat di wilayah-wilayah yang tersebar:

ุฃَู…َّุง ุจَุนْุฏُ ูَุฃْู…ُุฑْ ุฃَู‡ْู„َ ุงู„ْุนِู„ْู…ِ ุฃَู†ْ ูŠَู†ْุดُุฑُูˆْุง ุงู„ْุนِู„ْู…َ ูِูŠ ู…َุณَุงุฌِุฏِู‡ِู…ْ ูَุฅِู†َّ ุงู„ุณُّู†َّุฉَ ูƒَุงู†َุชْ ู‚َุฏْ ุฃُู…ِูŠْุชَุชْ

Amma Ba’du. Perintahkan kepada orang-orang yang berilmu untuk menyebarkan ilmu di masjid-masjid mereka. Sesungguhnya Sunnah telah dimatikan (riwayat al-Khothib al-Baghdaadiy dalam al-Jaami’ li Akhlaaqir Roowiy wa Adaabis Saami’)

Idealnya, ilmu itu didatangi. Orang berilmu mengajar di dekat domisilinya. Umat yang berdatangan menimba ilmu dan mendulang faidah dari beliau.

Namun, tidak selalu kondisi ideal itu terpenuhi. Orang berilmu sedikit. Sedangkan ilmu dibutuhkan di berbagai tempat. Di masjid ini, di masjid itu, seakan mereka berteriak memanggil sang pemilik ilmu. Lisanul Haal mereka berteriak dan berseru.

Sufyan ats-Tsauriy rahimahullah adalah salah satu figur teladan, alim, yang bersemangat tinggi untuk mengajarkan ilmu pada yang benar-benar membutuhkan. Meski harus datang ke rumah orang itu. Sufyan ats-Tsauriy rahimahullah menyatakan:

ูˆَุงู„ู„ู‡ِ ู„َูˆْ ุฃَุนْู„َู…ُ ุจِุงู„َّุฐِูŠ ูŠَุทْู„ُุจُ ู‡َุฐَุง ุงู„ْุนِู„ْู…َ ู„َุง ูŠُุฑِูŠุฏُ ุจِู‡ِ ุฅِู„َّุง ู…َุง ุนِู†ْุฏَ ุงู„ู„ู‡ِ ู„َูƒُู†ْุชُ ุฃَู†َุง ุงู„َّุฐِูŠ ุขุชِูŠู‡ِ ูِูŠ ู…َู†ْุฒِู„ِู‡ِ ูَุฃُุญَุฏِّุซُู‡ُ ุจِู…َุง ุนِู†ْุฏِูŠ ู…ِู…َّุง ุฃَุฑْุฌُูˆ ุฃَู†ْ ูŠَู†ْูَุนَู‡ُ ุงู„ู„ู‡ُ ุจِู‡ِ

Demi Allah, kalau aku tahu ada orang yang mencari ilmu ini, tidak menginginkan kecuali (pahala dan kebaikan) yang ada di sisi Allah (ikhlas karena Allah), aku akan mendatangi rumahnya, menyampaikan hadits yang aku ketahui, dengan harapan semoga Allah memberikan manfaat kepadanya dengan itu (riwayat Abu Nuaim dalam Hilyatul Awliyaa’ (6/369))

Wahai saudaraku...

Anda mengantarkan asatidzah menyebarkan ilmu. Peran anda tidak bisa diremehkan. Meski anda tidak banyak dikenal. 

Para pengantar ustadz itu tidak akan diingat jika ustadz sampai di tempat ta’lim pada waktu yang tepat. Tapi ketika ustadz terlambat, mereka bisa jadi pihak pertama yang diingat untuk siap dihujat. Padahal sang sopir sudah berjibaku, agar ustadz bisa tepat waktu. Namun, qoddarallah, tak selamanya terwujud keinginan dan harapan itu. Tapi perjuangan anda tidak akan sia-sia.

ูˆَุงุตْุจِุฑْ ูَุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ู„َุง ูŠُุถِูŠุนُ ุฃَุฌْุฑَ ุงู„ْู…ُุญْุณِู†ِูŠู†َ

Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan (Q.S Huud ayat 115)

Anda benar-benar banyak membantu. Anda berusaha agar ustadz selamat dalam perjalanan yang terhormat.  Sekian kelelahan dan kepenatan tereduksi, biidznillah, dengan sebab bantuan anda. Hingga sang ustadz bisa menyampaikan ilmu secara optimal. Bahkan waktu murajaah ilmu menjadi lebih banyak.

Sekian orang yang hadir di majelis ilmu itu benar-benar menerima manfaat. Manfaat itu dari Allah. Anda ikut berperan menjadi sebab hadirnya manfaat itu. Si fulan mendapat faidah yang membuatnya meninggalkan kemaksiatan. Si ‘Allaan mendapat faidah yang membuatnya meninggalkan kelompok yang menyimpang. Sekian pihak bertambah perasaan takutnya kepada Allah, semakin bersemangat menjalankan ketaatan. 

Siapa pengantarnya? Anda.

Mungkin anda tidak berharap syukur mereka, dan itulah seharusnya. Namun Allah adalah Yang Maha Bersyukur. Amal yang sedikit, Dia lipatgandakan berlipat-lipat dalam jumlah yang tidak disangka-sangka oleh pengamalnya. Ikhlaskan niat untuk Dia satu-satunya Yang Maha Bersyukur.

...ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุบَูُูˆุฑٌ ุดَูƒُูˆุฑٌ

...Sesungguhnya Allah, Maha Pengampun lagi Maha Bersyukur (Q.S asy-Syuura ayat 23)

Di sebagian daerah, dibentuk Tim Transportasi Dakwah. Suatu hal yang patut disyukuri. Keberadaannya sangat membantu terselenggaranya dakwah Ahlussunnah yang kontinyu dan berkesinambungan. 

Ada yang bertugas mengatur jadwal dan pengantar. Ada yang sekedar mengirim dana bantuan. Ada yang hanya meminjamkan kendaraan. Ada pula yang membantu mengemudikan. Semua terlibat dalam kebaikan. Semoga Allah menolongnya untuk istiqomah.

Sebelum kita tutup tulisan ini. Ada 2 kisah pengantar Nabi. Yang namanya diabadikan dalam Sunnah. Karena ia ikut mengantar, walaupun sekedar menemani, atau menjaga Nabi yang tertidur di kendaraannya. Namanya pun abadi. Bahkan ada yang mendapat doa dari Nabi.

✅Kisah pertama: 

Yusya’ bin Nun, menemani perjalanan Nabi Musa menimba ilmu dari Khidhr. Ia membantu membawakan makanan. Kisahnya selalu dibaca kaum beriman dalam surat al-Kahfi. Ayat 60-65. Namanya pun terabadikan dalam Sunnah Nabi. Ada di Shahih Muslim, juga Shahih al-Bukhari.


✅Kisah kedua: Sahabat Nabi Abu Qotadah.

Abu Qotadah ikut dalam rombongan safar bersama Nabi. Dalam satu kesempatan beliau berada dekat dengan kendaraan Nabi. Beliau melihat beberapa kali Nabi tertidur, dan hampir jatuh. Abu Qotadah sigap menahan Nabi agar tidak terjatuh. Nabi pun mendoakan beliau. Kisah ini tersebut dalam Shahih Muslim.

ุนَู†ْ ุฃَุจِู‰ ู‚َุชَุงุฏَุฉَ ู‚َุงู„َ ุฎَุทَุจَู†َุง ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ูَู‚َุงู„َ « ุฅِู†َّูƒُู…ْ ุชَุณِูŠุฑُูˆู†َ ุนَุดِูŠَّุชَูƒُู…ْ ูˆَู„َูŠْู„َุชَูƒُู…ْ ูˆَุชَุฃْุชُูˆู†َ ุงู„ْู…َุงุกَ ุฅِู†ْ ุดَุงุกَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุบَุฏًุง ». ูَุงู†ْุทَู„َู‚َ ุงู„ู†َّุงุณُ ู„ุงَ ูŠَู„ْูˆِู‰ ุฃَุญَุฏٌ ุนَู„َู‰ ุฃَุญَุฏٍ - ู‚َุงู„َ ุฃَุจُูˆ ู‚َุชَุงุฏَุฉَ - ูَุจَูŠْู†َู…َุง ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ูŠَุณِูŠุฑُ ุญَุชَّู‰ ุงุจْู‡َุงุฑَّ ุงู„ู„َّูŠْู„ُ ูˆَุฃَู†َุง ุฅِู„َู‰ ุฌَู†ْุจِู‡ِ - ู‚َุงู„َ - ูَู†َุนَุณَ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ูَู…َุงู„َ ุนَู†ْ ุฑَุงุญِู„َุชِู‡ِ ูَุฃَุชَูŠْุชُู‡ُ ูَุฏَุนَู…ْุชُู‡ُ ู…ِู†ْ ุบَูŠْุฑِ ุฃَู†ْ ุฃُูˆู‚ِุธَู‡ُ ุญَุชَّู‰ ุงุนْุชَุฏَู„َ ุนَู„َู‰ ุฑَุงุญِู„َุชِู‡ِ - ู‚َุงู„َ - ุซُู…َّ ุณَุงุฑَ ุญَุชَّู‰ ุชَู‡َูˆَّุฑَ ุงู„ู„َّูŠْู„ُ ู…َุงู„َ ุนَู†ْ ุฑَุงุญِู„َุชِู‡ِ - ู‚َุงู„َ - ูَุฏَุนَู…ْุชُู‡ُ ู…ِู†ْ ุบَูŠْุฑِ ุฃَู†ْ ุฃُูˆู‚ِุธَู‡ُ ุญَุชَّู‰ ุงุนْุชَุฏَู„َ ุนَู„َู‰ ุฑَุงุญِู„َุชِู‡ِ - ู‚َุงู„َ - ุซُู…َّ ุณَุงุฑَ ุญَุชَّู‰ ุฅِุฐَุง ูƒَุงู†َ ู…ِู†ْ ุขุฎِุฑِ ุงู„ุณَّุญَุฑِ ู…َุงู„َ ู…َูŠْู„َุฉً ู‡ِู‰َ ุฃَุดَุฏُّ ู…ِู†َ ุงู„ْู…َูŠْู„َุชَูŠْู†ِ ุงู„ุฃُูˆู„َูŠَูŠْู†ِ ุญَุชَّู‰ ูƒَุงุฏَ ูŠَู†ْุฌَูِู„ُ ูَุฃَุชَูŠْุชُู‡ُ ูَุฏَุนَู…ْุชُู‡ُ ูَุฑَูَุนَ ุฑَุฃْุณَู‡ُ ูَู‚َุงู„َ « ู…َู†ْ ู‡َุฐَุง ». ู‚ُู„ْุชُ ุฃَุจُูˆ ู‚َุชَุงุฏَุฉَ. ู‚َุงู„َ « ู…َุชَู‰ ูƒَุงู†َ ู‡َุฐَุง ู…َุณِูŠุฑَูƒَ ู…ِู†ِّู‰ ». ู‚ُู„ْุชُ ู…َุง ุฒَุงู„َ ู‡َุฐَุง ู…َุณِูŠุฑِู‰ ู…ُู†ْุฐُ ุงู„ู„َّูŠْู„َุฉِ. ู‚َุงู„َ « ุญَูِุธَูƒَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุจِู…َุง ุญَูِุธْุชَ ุจِู‡ِ ู†َุจِูŠَّู‡ُ »

dari Abu Qotadah –semoga Allah meridhainya- ia berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam berkhutbah kepada kami, beliau bersabda: << Sesungguhnya kalian akan berjalan pada sore dan malam kalian dan kalian InsyaAllah besok akan menemukan air >> Maka manusiapun berjalan tidak menoleh satu sama lain (masing-masing sibuk mencari air, pent). Abu Qotadah mengatakan: Pada saat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam berjalan, hingga tengah malam, aku pada saat itu berada di sisi beliau. Rasulullah shollallahu alaihi wasallam mengantuk, beliau mulai condong tubuhnya ke kendaraannya. Maka akupun menyangga beliau tanpa membangunkan beliau hingga beliau tegak di atas kendaraannya. Beliau terus berjalan hingga telah berlalu mayoritas waktu malam beliau (kembali) condong ke kendaraannya. Akupun menopang beliau tanpa membangunkan beliau hingga beliau tegak di atas kendaraannya. Teruslah beliau berjalan hingga di akhir waktu sahur, tubuh beliau condong ke kendaraannya. Lebih condong dibandingkan dua keadaan sebelumnya hingga beliau hampir terjatuh. Akupun menopang (tubuh beliau) sehingga beliau mengangkat kepalanya dan berkata: Siapa ini? Aku mengatakan: Abu Qotadah. Beliau bertanya: Sejak kapan engkau melakukan demikian dalam perjalanan ini? Sejak (masuk) malam ini saya selalu melakukan demikian. Nabi berkata: Semoga Allah menjagamu sebagaimana engkau menjaga Nabi-Nya (H.R Muslim)

Semoga Allah Ta’ala senantiasa menguatkan dan mengokohkan dakwah Ahlusunnah di mana pun berada....

(Abu Utsman Kharisman)


๐Ÿ’ก๐Ÿ’ก๐Ÿ“๐Ÿ“๐Ÿ’ก๐Ÿ’ก
WA al I'tishom

Rabu, 11 Desember 2019

PELAJARAN BERHARGA DARI PERCAKAPAN AL-MUZANI DENGAN ASY-SYAFI’I

๐Ÿ’๐Ÿ“PELAJARAN BERHARGA DARI PERCAKAPAN AL-MUZANI DENGAN ASY-SYAFI’I

Al-Imam al-Muzani rahimahullah menyatakan:

ุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ุฃَุญَุฏٌ ูŠُุฎْุฑِุฌُ ู…َุง ูِูŠ ุถَู…ِูŠุฑِูŠ ูˆَู…َุง ุชَุนَู„َّู‚َ ุจِู‡ِ ุฎَุงุทِุฑِูŠ ู…ِู†ْ ุฃَู…ْุฑِ ุงู„ุชَّูˆْุญِูŠْุฏِ، ูَุงู„ุดَّุงูِุนِูŠُّ ูَุตِุฑْุชُ ุฅِู„َูŠْู‡ِ، ูˆَู‡ُูˆَ ูِูŠ ู…َุณْุฌِุฏِ ู…ِุตْุฑَ ูَู„َู…َّุง ุฌَุซَูˆْุชُ ุจَูŠْู†َ ูŠَุฏَูŠْู‡ِ ู‚ُู„ْุชُ: ู‡َุฌَุณَ ูِูŠ ุถَู…ِูŠุฑِูŠ ู…َุณْุฃَู„َุฉٌ ูِูŠ ุงู„ุชَّูˆْุญِูŠْุฏِ ูَุนَู„ِู…ْุชُ ุฃَู†َّ ุฃَุญَุฏุงً ู„ุงَ ูŠَุนْู„َู…ُ ุนِู„ْู…َูƒَ ูَู…َุง ุงู„َّุฐِูŠ ุนِู†ْุฏَูƒَ؟ ูَุบَุถِุจَ ุซُู…َّ ู‚َุงู„َ: ุฃุชَุฏْุฑِูŠ ุฃَูŠْู†َ ุฃَู†ْุชَ؟ ู‚ُู„ْุชُ: ู†َุนَู…ْ ู‚َุงู„َ: ู‡َุฐَุง ุงู„ู…َูˆْุถِุนُ ุงู„َّุฐِูŠ ุฃَุบْุฑَู‚َ ุงู„ู„ู‡ُ ูِูŠْู‡ِ ูِุฑْุนَูˆْู†َ ุฃَุจَู„َุบَูƒَ ุฃَู†َّ ุฑَุณُูˆْู„َ ุงู„ู„ู‡ِ -ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ- ุฃَู…َุฑَ ุจِุงู„ุณُّุคَุงู„ِ ุนَู†ْ ุฐَู„ِูƒَ؟ ู‚ُู„ْุชُ: ู„ุงَ ู‚َุงู„َ: ู‡َู„ْ ุชَูƒَู„َّู…َ ูِูŠْู‡ِ ุงู„ุตَّุญَุงุจَุฉُ؟ ู‚ُู„ْุชُ: ู„ุงَ ู‚َุงู„َ: ุชَุฏْุฑِูŠ ูƒَู…ْ ู†َุฌْู…ุงً ูِูŠ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ؟ ู‚ُู„ْุชُ: ู„ุงَ ู‚َุงู„َ: ูَูƒَูˆْูƒَุจٌ ู…ِู†ْู‡َุง: ุชَุนْุฑِูُ ุฌِู†ْุณَู‡ُ ุทُู„ُูˆْุนَู‡ُ ุฃُูُูˆู„َู‡ُ ู…ِู…َّ ุฎُู„ِู‚َ؟ ู‚ُู„ْุชُ: ู„ุงَ ู‚َุงู„َ: ูَุดَูŠْุกٌ ุชَุฑَุงู‡ُ ุจِุนَูŠْู†ِูƒَ ู…ِู†َ ุงู„ุฎَู„ْู‚ِ ู„َุณْุชَ ุชَุนْุฑِูُู‡ُ ุชَุชَูƒَู„َّู…ُ ูِูŠ ุนِู„ْู…ِ ุฎุงู„ู‚ู‡؟ ุซู… ุณุฃู„ู†ูŠ ุนู† ู…ุณุฃู„ุฉ ููŠ ุงู„ูˆُุถُูˆْุกِ ูَุฃَุฎْุทَุฃْุชُ ูِูŠْู‡َุง ูَูَุฑَّุนَู‡َุง ุนَู„َู‰ ุฃَุฑْุจَุนَุฉِ ุฃَูˆْุฌُู‡ٍ، ูَู„َู…ْ ุฃُุตِุจْ ูِูŠ ุดَูŠْุก ู…ِู†ْู‡ُ ูَู‚َุงู„َ: ุดَูŠْุกٌ ุชَุญْุชَุงุฌُ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ูِูŠ ุงู„ูŠَูˆْู…ِ ุฎَู…ْุณَ ู…َุฑَّุงุชٍ ุชَุฏَุนُ ุนِู„ْู…َู‡ُ، ูˆَุชَุชَูƒَู„َّูُ ุนِู„ْู…َ ุงู„ุฎَุงู„ِู‚ِ ุฅِุฐَุง ู‡َุฌَุณَ ูِูŠ ุถَู…ِูŠุฑِูƒَ ุฐَู„ِูƒَ ูَุงุฑْุฌِุนْ ุฅِู„َู‰ ุงู„ู„ู‡ِ، ูˆَุฅِู„َู‰ ู‚َูˆْู„ِู‡ِ ุชุนَุงู„َู‰: {ูˆَุฅِู„َู‡ُูƒُู…ْ ุฅِู„َู‡ٌ ูˆَุงุญِุฏٌ ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„َّุง ู‡ُูˆَ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ُ ุงู„ุฑَّุญِูŠู…ُ، ุฅِู†َّ ูِูŠ ุฎَู„ْู‚ِ ุงู„ุณَّู…َุงูˆَุงุชِ ูˆَุงู„ْุฃَุฑْุถِ} ุงู„ุขูŠุฉ [ุงู„ุจู‚ุฑุฉ: 163، 164] ، ูَุงุณْุชَุฏِู„َّ ุจِุงู„ู…َุฎْู„ُูˆْู‚ِ ุนَู„َู‰ ุงู„ุฎَุงู„ِู‚ِ ูˆَู„ุงَ ุชَุชَูƒَู„َّูْ ุนِู„ْู…َ ู…َุง ู„َู…ْ ูŠَุจْู„ُุบْู‡ُ ุนَู‚ْู„ُูƒَ ู‚َุงู„َ: ูَุชُุจْุช

Jika ada seseorang yang bisa mengeluarkan (permasalahan) yang ada dalam batin dan pikiranku terkait permasalahan tauhid, itulah asy-Syafi’i. Aku pun mendatangi beliau pada saat beliau berada di masjid Mesir. Ketika aku berlutut di hadapan beliau aku berkata: Terbisikkan dalam diri saya permasalahan tauhid. Saya mengetahui bahwasanya tidak ada yang berilmu seperti anda. Apa ilmu yang bisa anda sampaikan kepada saya? Asy-Syafi’i marah dan berkata: Tidakkah engkau tahu engkau berada di mana? Saya berkata: Ya. Asy-Syafi’i berkata: Ini adalah tempat Allah menenggelamkan Firaun. Apakah sampai berita kepadamu bahwasanya Rasulullah shollallahu alaihi wasallam memerintahkan untuk bertanya tentang (masalah tauhid) yang kau tanyakan itu? Aku (al-Muzani) berkata: Tidak. Asy-Syafi’i berkata: Apakah para Sahabat berbicara tentang itu? Al-Muzani berkata: Tidak. Asy-Syafi’i berkata: Apakah engkau tahu berapa jumlah bintang di langit? Aku (al-Muzani) berkata: Tidak. Gugusan bintang itu, tahukah engkau jenisnya, tempat keluar dan tenggelamnya, dan dari apa ia dicipta? Aku berkata: Tidak. Asy-Syafi’i berkata: Sesuatu dari makhluk yang engkau lihat sendiri dengan mata kepalamu, tapi engkau tidak tahu. Kemudian engkau akan berbicara tentang Sang Penciptanya? (al-Muzani menyatakan): Kemudian beliau (asy-Syafi’i) bertanya kepadaku tentang masalah wudhu’, saya salah menjawabnya. Kemudian beliau membagi pertanyaan itu menjadi 4 hal, jawaban saya masih juga tidak ada yang benar. Asy-Syafi’i berkata: Sesuatu yang engkau butuhkan dalam sehari (semalam) 5 kali saja, engkau tidak mengetahuinya, namun kemudian engkau memberat-beratkan diri untuk mengetahui tentang Sang Pencipta. Jika terbetik dalam pikiranmu hal semacam itu, kembalikanlah kepada Allah, dan kepada firmanNya:

ูˆَุฅِู„َู‡ُูƒُู…ْ ุฅِู„َู‡ٌ ูˆَุงุญِุฏٌ ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„َّุง ู‡ُูˆَ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ُ ุงู„ุฑَّุญِูŠู…ُ، ุฅِู†َّ ูِูŠ ุฎَู„ْู‚ِ ุงู„ุณَّู…َุงูˆَุงุชِ ูˆَุงู„ْุฃَุฑْุถِ
Dan sesembahan kalian adalah sesembahan yang satu. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi....(Q.S al-Baqoroh ayat 163-164)

(asy-Syafi’i berkata) Ambillah petunjuk dari (tanda-tanda kekuasaan Allah) pada makhluk untuk mengetahui (keagungan) Sang Pencipta. Jangan memberat-beratkan diri untuk mengetahui sesuatu yang akalmu tidak bisa mencapainya. Al-Muzani berkata: Aku pun bertaubat dari itu. 

(Siyar A’lamin Nubalaa’ karya adz-Dzahabiy (10/32))

Di antara penjelasan dan pelajaran yang bisa dipetik dari percakapan al-Muzani dengan asy-Syafi’i tersebut:

1. al-Muzani adalah murid al-Imam asy-Syafi’i yang sangat dekat. Bahkan beliau termasuk yang memandikan jenazah al-Imam asy-Syafi’i. Nampak dari dialog tersebut bahwasanya hal yang dikonsultasikan oleh al-Muzani kepada asy-Syafi’i bukan hanya masalah fiqh, namun juga masalah akidah. Al-Muzani juga mengambil ilmu akidah dari asy-Syafi’i.

2. Permasalahan tauhid yang dimaksudkan oleh al-Muzani – wallaahu A’lam – adalah tentang kaifiyat Dzat maupun kaifiyat Sifat-Sifat Allah, seperti apa atau seperti bagaimana, itu terbetik dalam pikiran beliau. Asy-Syafi’i pun membimbing al-Muzani untuk tidak larut memikirkan hal itu. Karena tidak ada yang mengetahui kaifiyatnya kecuali hanya Allah semata. Manusia sangat terbatas daya pikirnya. Bukankah hal itu tidak pernah diperintahkan oleh Nabi untuk ditanyakan. Juga tidak pernah dibahas oleh para Sahabat Nabi. 

Asy-Syafi’i mengarahkan al-Muzani agar lebih memikirkan makhluk-makhluk Allah untuk semakin menguatkan pengagungan terhadapNya.
 Sebagaimana disebutkan dalam hadits:

ุชَูَูƒَّุฑُูˆْุง ูِู‰ ุฎَู„ْู‚ِ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَู„ุงَ ุชَูَูƒَّุฑُูˆุง ูِู‰ ุงู„ู„ู‡ِ

Berpikirlah tentang makhluk Allah, janganlah berfikir tentang (kaifiyat Dzat atau Sifat) Allah (H.R arRofi’i, dihasankan Syaikh al-Albany dalam Shahihul Jami’)

Beliau juga berdalil dengan Quran surat al-Baqoroh ayat 163-164.

3. Bukanlah maknanya al-Imam asy-Syafi’i melarang membahas masalah tauhid secara mutlak. Namun yang beliau larang adalah pembahasan yang tidak diperintahkan Nabi untuk ditanyakan, juga tidak dibahas oleh Sahabat Nabi.

Adapun permasalahan tauhid maupun akidah yang  dibahas oleh para Sahabat dan dijelaskan atau disetujui oleh Nabi, adalah ilmu yang harus dipelajari dan diamalkan. Bahkan pembahasan tauhid dan akidah adalah inti dakwah para Nabi dan Rasul.

ูˆَู„َู‚َุฏْ ุจَุนَุซْู†َุง ูِูŠ ูƒُู„ِّ ุฃُู…َّุฉٍ ุฑَุณُูˆู„ًุง ุฃَู†ِ ุงุนْุจُุฏُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَุงุฌْุชَู†ِุจُูˆุง ุงู„ุทَّุงุบُูˆุชَ... 

Dan sungguh Kami telah mengutus Rasul pada setiap umat untuk mendakwahkan agar mereka beribadah hanya kepada Allah dan menjauhi Thaghut (segala hal yang diperlakukan melampaui batas dalam hal diibadahi, diikuti, dan ditaati)...(Q.S anNahl ayat 36)

Nabi juga memerintahkan kepada Muadz bin Jabal yang akan berangkat berdakwah ke Yaman, agar materi pertama kali yang disampaikan adalah untuk mentauhidkan Allah:

ุฅِู†َّูƒَ ุชَู‚ْุฏَู…ُ ุนَู„َู‰ ู‚َูˆْู…ٍ ู…ِู†ْ ุฃَู‡ْู„ِ ุงู„ْูƒِุชَุงุจِ ูَู„ْูŠَูƒُู†ْ ุฃَูˆَّู„َ ู…َุง ุชَุฏْุนُูˆู‡ُู…ْ ุฅِู„َู‰ ุฃَู†ْ ูŠُูˆَุญِّุฏُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ุชَุนَุงู„َู‰

Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum Ahlul Kitab. Jadikanlah pertama kali yang engkau dakwahkan kepada mereka adalah agar mereka mentauhidkan Allah Ta’ala (H.R al-Bukhari dari Ibnu Abbas)

4. Nampak jelas dari dialog tersebut bahwa al-Imam asy-Syafi’i menjadikan manhaj Salaf sebagai rujukan. Jika suatu permasalahan agama tidak pernah diperitahkan oleh Nabi untuk ditanyakan, dan juga tidak pernah dibahas oleh para Sahabat, janganlah memberat-beratkan diri untuk membahasnya. 

Semoga Allah merahmati beliau berdua, al-Imam asy-Syafi’i dan al-Muzani...

(Abu Utsman Kharisman)

๐Ÿ’ก๐Ÿ’ก๐Ÿ“๐Ÿ“๐Ÿ’ก๐Ÿ’ก
WA al I'tishom