Silsilah Fawaid Aqidah 8 –
(asy-Syaikh 'Abdullah azh-Zhafiri)
~~~~~~~
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
{إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا} [النساء : 116]
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan akan mengampuni dosa yang di bawah syirik bagi barangsiapa yang Dia kehendaki" (an-Nisa: 116)
Pada ayat ini ada beberapa faidah,
Wajib takut dari perbuatan syirik.
Bahwa sikap takut dari syirik merupakan tanda benarnya Tauhid dan kesempurnaannya.
Bahwa para Nabi takut dari syirik dengan takut yang sangat besar.
Wajib berlindung kepada Allah dan berdoa kepada Allah agar diselamatkan darinya (kesyirikan). Sebagaimana Nabi Ibrohim alaihissalam berdoa:
{ً وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ}
(Jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari beribadah kepada berhala).
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengkhawatirkan juga para shahabatnya - termasuk didalamnya para pembesar shahabat: Abu Bakr, 'Umar, 'Ustman dan 'Ali - dan yang lainnya dari terjatuh pada syirik kecil. Maka bagaimana dengan syirik akbar (besar)?!
Pada ayat tersebut terdapat penjelasan tentang aqidah Ahlus Sunnah, bahwa pelaku dosa besar (di akhirat kelak) di bawah kehendak Allah. Jika Allah berkehendak, maka Allah ampuni, atau jika Allah berkehendak Allah adzab mereka.
Besarnya kedudukan Tauhid dan bahaya Syirik.
Wajib atas setiap muslim agar tidak merasa aman pada dirinya sendiri (dari kemungkinan terjatuh kepada kesyirikan, pen).
--------------------
diterjemahkan oleh
�� WhatsApp Miratsul Anbiya Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar