📝🌺📝🌺📝🌺📝🌺📝
🔗 Silsilah Berilmu Sebelum Berkata & Beramal (Bahagian 1⃣)
1⃣ Pentingnya Ilmu Agama
✅ Berikut ini adalah penjelasan singkat dari sebahagian ulama berkaitan dengan perkataan Al-Imam Al-Bukhari di atas (Berilmu Sebelum Berkata dan Beramal).
💎 Asy-Syaikh Sholeh bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh berkata: “Ilmu itu jika ditegakkan sebelum ucapan dan amal, maka akan diberkati pelakunya biarpun perkaranya itu kecil. Adapun jika ucapan dan amal didahulukan sebelum ilmu dan boleh jadi perkaranya itu sebesar gunung, namun itu semua tidaklah di atas jalan keselamatan…Dan sungguh! Amalan yang sebesar zarah (setitik) namun didasari ilmu, maka ini lebih besar nilainya daripada amalan laksana gunung tanpa ilmu. Dan sesungguhnya ilmu itu tujuan puncak yang terpenting dan harus diutamakan dari segala sesuatu. Khususnya ilmu yang dapat memperbaiki ibadah, meluruskan aqidah, memperbaiki hati, dan yang dapat menjadikan seseorang itu mudah dalam kehidupannya untuk meniti jalan di atas bukti nyata yang menepati Sunnah Rasul, bukan hidup di atas kebodohan.” (Syarh Kitab Tsalatsatul Ushul: 11-12)
💎 Asy-Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-‘Utsaimin berkata: “Al-Imam Al-Bukhari berdalil dengan ayat ini (Muhammad: 19) atas wajibnya mengawali dengan ilmu sebelum berkata dan beramal. Ini merupakan dalil atsari (yang berdasarkan periwayatan) yang menunjukkan bahawa berilmu terlebih dahulu baru kemudian beramal setelahnya sebagai langkah kedua. Dan juga secara dalil ‘aqliyah (logik) menunjukkan bahawa ‘ilmu haruslah sebelum berkata dan beramal’. Hal itu disebabkan perkataan dan amalan tidak akan benar dan diterima sehingga perkataan dan amalan tersebut menepati syariat. Manusia tidaklah mungkin mengetahui bahawa amalnya menepati syariat kecuali dengan ilmu.” (Syarh Kitab Tsalatsatul Ushul: 27-28)
💎 Al Hafizh Ibnu Hajar al-Asqolani asy-Syafi’i menukil penjelasan Al Imam Ibnu Munir/Munayyir dalam Fathul Bari, 1/216, tentang sebab mengapa Al-Imam Al-Bukhari membuat bab ini tentang masalah ini secara khusus: “Al-Imam Al-Bukhari, dengan kesimpulannya tersebut, memaksudkan bahawa ilmu merupakan syarat atas kebenaran suatu perkataan dan amalan. Maka suatu perkataan dan amalan itu tidak akan teranggap kecuali dengan ilmu. Oleh sebab itulah ilmu didahulukan atas ucapan dan perbuatan.”
☝🏼Kesimpulannya adalah bahawa kita hendaknya berilmu sebelum berkata dan beramal kerana ucapan dan perbuatan kita tidak akan berharga bila tanpa ilmu.
Bersambung insyaAllah.
📂 (Buletin Saku Al-Ilmu/13/1434H/2013M)
📚 WhatsApp طريق السلف 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com
🌐 telegram: http://bit.ly/thoriqussalaf
📝🌺📝🌺📝🌺📝🌺📝
🔗 Silsilah Berilmu Sebelum Berkata & Beramal (Bahagian 2⃣)
2⃣ Anjuran Berilmu Agama
✅ Para pembaca rahimakumullah, di dalam Al-Qur’an dan hadits terdapat begitu banyak anjuran yang memerintahkan agar kita mempelajari ilmu agama. Bahkan sesungguhnya Allah telah memuji ilmu dan pemiliknya. Menyiapkan bagi siapa saja yang berjalan di atas titian ilmu tersebut, balasan yang baik, pahala, ganjaran, dan Dia mengangkat darjat kedudukan mereka di dunia dan akhirat.
📕 Rasulullah bersabda, “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Al Baihaqi dan lainnya dari Anas dan lainnya)
💎 Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Ilmu yang wajib (fardhu ‘ain) untuk dituntut adalah yang akan menegakkan agama seseorang. Beliau ditanya: “Apa contohnya? Beliau menjawab: “Iaitu yang seseorang tidak boleh jahil (bodoh/tidak tahu) dalam urusan solatnya, puasanya, dan sejenisnya.” (Hasyiah Ushul Ats Tsalatsah: 10 dan Adab Syar’iyah: 2/35)
☝🏼Bererti yang wajib atas manusia untuk beramal dengannya adalah ilmu yang berkaitan dengan dasar-dasar iman, syari’at-syari’at islam, perkara yang wajib ditinggalkan dari hal-hal yang haram, lalu yang diperlukan dari mu’amalah dan yang lainnya. Sebab sesuatu yang wajib itu tidak akan dapat sempurna kecuali dengannya, maka hal itu wajib atasnya untuk dipelajari. Hal ini sebagaimana yang telah diterangkan oleh Asy-Syaikh Abdurrahman An-Najdi rahimahullah ketika menjelaskan perkataan Al-Imam Ahmad tersebut di atas.
Bersambung insyaAllah.
📂 (Buletin Saku Al-Ilmu/13/1434H/2013M)
📚 WhatsApp طريق السلف 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com
🌐 telegram: http://bit.ly/thoriqussalaf
📝🌺📝🌺📝🌺📝🌺📝
🔗 Silsilah Berilmu Sebelum Berkata & Beramal (Bahagian 3⃣)
3⃣ Keutamaan Ilmu Agama, Pencarinya, dan Ulama
✅ Para pembaca rahimakumullah, sudah suatu kepastian bahawa setiap insan itu pada asalnya dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun.
📖 Allah berfirman, ”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (An-Nahl: 78)
☝🏼Namun hendaknya setiap individu muslim tidak membiarkan dirinya terus menerus dalam keadaan jahil (tidak tahu) akan ilmu agamanya sendiri. Sebab kejahilan itu apabila terus menerus dipelihara dapat mengantarkannya kepada kehinaan dan kerugian yang besar. Sebaliknya ilmu agama (ilmu syar’i) ini adalah satu-satunya ilmu yang dapat mengantarkan seseorang meraih kemuliaan hidup yang hakiki di dunia dan akhiratnya.
✅ Diantara dalil-dalil yang menerangkan keutamaan ilmu agama, pencarinya dan kemuliaan ulama adalah sebagai berikut:
1⃣ Pencarinya dimudahkan jalan menuju ke Jannah (syurga)
📕 Rasulullah bersabda, “Siapa yang menempuh sebuah jalan dalam rangka untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Jannah (syurga).” (HR Muslim)
2⃣ Orang yang berilmu agama akan diangkat darjatnya
📖 Allah berfirman, “Nescaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa darjat.” (Al-Mujadilah: 11)
3⃣ Orang yang dikurniai ilmu agama merupakan tanda kebaikan dari Allah baginya
📕 Rasulullah bersabda, “Siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, Allah akan memfaqihkannya (memahamkannya) dalam agama.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
💎 Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “Hadits ini menunjukkan, barangsiapa yang tidak dijadikan oleh Allah faqih (faham) dalam agama-Nya, menunjukkan bahawa Allah tidak mengizinkan kepadanya kebaikan.” (Miftah Dar As-Sa’adah, 2/246)
4⃣ Ulama adalah Pewaris para Nabi
📕 Rasulullah bersabda, “Ulama adalah pewaris para nabi.” (HR At-Tirmidzi dari Shahabat Abu Darda)
💎 Badruddin Al-Kinani rahimahullah berkata, “Cukup darjat ini menunjukkan satu kebanggaan dan kemuliaan. Dan martabat ini adalah martabat yang tinggi dan agung. Sebagaimana tidak ada kedudukan yang tinggi daripada kedudukan nubuwwah (kenabian), begitu juga tidak ada kemuliaan di atas kemuliaan pewaris nabi.” (Tadzkiratus Sami’, hal.29)
5⃣ Rasulullah Berdoa kepada Allah agar ditambahkan ilmu agama
✅ Cukuplah kemuliaan bagi ilmu, dengan Allah memerintahkan Nabi Muhammad sebagai nabi pilihan untuk berdoa meminta tambahan ilmu, bukan meminta tambahan harta atau yang selainnya dari perkara dunia, ”Katakanlah (ya Muhammad): “Wahai Rabbku, tambahkanlah ilmu bagiku.” (Thaha: 114)
☝🏼Masih banyak lagi dalil-dalil yang menyebutkan tentang keutamaan ilmu dan ucapan para ulama dalam hal ini, yang apabila kami cantumkan akan memerlukan berlembar-lembar kertas, sehingga cukuplah apa yang telah kami sebutkan di atas dari dalil-dalil yang ada. Semoga menjadi dorongan bagi kami secara peribadi mahupun pembaca untuk meraih kemuliaan hakiki tersebut.
Bersambung insyaAllah.
📂 (Buletin Saku Al-Ilmu/13/1434H/2013M)
📚 WhatsApp طريق السلف 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com
🌐 telegram: http://bit.ly/thoriqussalaf
🔗 Silsilah Berilmu Sebelum Berkata & Beramal (Bahagian 4⃣ – Akhir)
4⃣ Menghindari Bahaya Kejahilan
☝🏼Para pembaca rahimakumullah, demikianlah beberapa bentuk kemuliaan yang Allah berikan terhadap para pemilik ilmu sehingga tidak sama kedudukannya dengan mereka yang tidak memiliki ilmu.
📖 Allah berfirman, “Dan janganlah mengikuti apapun yang kamu tidak memiliki ilmu (pengetahuan) tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan dimintai pertanggungjawaban.” (Al Isra`: 36)
📖 “Katakanlah (wahai Muhammad), apakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu) dengan orang yang tidak mengetahui (jahil)?” (Az-Zumar: 9)
☝🏼Sebaliknya orang yang jahil akan ilmu agama-Nya disebutkan oleh Allah sebagai seorang yang buta yang tidak dapat melihat kebenaran dan kebaikan.
📖 Allah berfirman, “Apakah orang yang mengetahui bahawasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu adalah al-haq (kebenaran) sama dengan orang yang buta? (tidak mengetahui al-haq)” (Ar-Ra’d: 19)
✅ Hal ini menunjukkan bahawa yang sebenarnya memiliki penglihatan dan pandangan yang hakiki hanyalah orang-orang yang berilmu. Adapun selain mereka hakikatnya adalah orang yang buta yang berjalan di muka bumi tanpa dapat melihat.
💎 Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah berkata, ”Allah menolak disamakannya ahlul ilmi (ulama & para penuntut ilmu) dengan selain mereka, sebagaimana Allah menolak menyamakan antara penghuni Al-Jannah (syurga) dengan penghuni An-Nar (neraka).
📖 Allah berfirman, ”Tidak sama antara penghuni an-naar dengan penghuni al-jannah.” (Al-Hasyr: 20) (Miftah Daris Sa’adah, 1/51)”
✅ Akhirnya namun bukan yang terakhir, semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua untuk senantiasa berilmu sebelum berkata dan beramal dan menolong kita untuk meraih kemuliaan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat dengan mempelajari ilmu agama Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman para shahabat Nabi dibawah bimbingan para ulama` pewaris nabi.
Amin Ya Rabbal ‘Alamin. Allahu a’lam bish shawwab. Selesai.
📂 (Buletin Saku Al-Ilmu/13/1434H/2013M)
📚 WhatsApp طريق السلف 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com
🌐 telegram: http://bit.ly/thoriqussalaf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar