Sabtu, 28 Oktober 2017

MENGHADAPI ORANG YANG MARAH

ยฐยฐSYARHUS SUNNAH LIN NISAA`ยฐยฐ:
๐Ÿ’ฆ๐Ÿ”ฅ๐ŸŒฑ

----------------------------------------------------------------
*MENGHADAPI ORANG YANG MARAH*
________________________________

โœ๐Ÿป Ibnul Jauzi rahimahullah mengatakan,

ู…ุชู‰ ุฑุฃูŠุช ุตุงุญุจูƒ ู‚ุฏ ุบุถุจ ูˆุฃุฎุฐ ูŠุชูƒู„ู… ุจู…ุง ู„ุง ูŠุตู„ุญุŒ ูู„ุง ูŠู†ุจุบูŠ ุฃู† ุชุนู‚ุฏ ุนู„ู‰ ู…ุง ูŠู‚ูˆู„ู‡ ุฎู†ุตุฑุงู‹ุŒ ูˆู„ุง ุฃู† ุชุคุงุฎุฐู‡ ุจู‡. ูุฅู† ุญุงู„ู‡ ุญุงู„ ุงู„ุณูƒุฑุงู†ุŒ ู„ุง ูŠุฏุฑูŠ ู…ุง ูŠุฌุฑูŠ. ุจู„ ุงุตุจุฑ ู„ููˆุฑุชู‡ุŒ ูˆู„ุง ุชุนูˆู„ ุนู„ูŠู‡ุงุŒ ูุฅู† ุงู„ุดูŠุทุงู† ู‚ุฏ ุบู„ุจู‡ุŒ ูˆุงู„ุทุจุน ู‚ุฏ ู‡ุงุฌุŒ ูˆุงู„ุนู‚ู„ ู‚ุฏ ุงุณุชุชุฑ. ูˆู…ุชู‰ ุฃุฎุฐุช ููŠ ู†ูุณูƒ ุนู„ูŠู‡ุŒ ุฃูˆ ุฃุฌุจุชู‡ ุจู…ู‚ุชุถู‰ ูุนู„ู‡ ูƒู†ุช ูƒุนุงู‚ู„ ูˆุงุฌู‡ ู…ุฌู†ูˆู†ุงู‹ุŒ ุฃูˆ ูƒู…ููŠู‚ ุนุงุชุจ ู…ุบู…ู‰ ุนู„ูŠู‡. ูุงู„ุฐู†ุจ ู„ูƒ. ุจู„ ุงู†ุธุฑ ุจุนูŠู† ุงู„ุฑุญู…ุฉุŒ ูˆุชู„ู…ุญ ุชุตุฑูŠู ุงู„ู‚ุฏุฑ ู„ู‡ุŒ ูˆุชูุฑุฌ ููŠ ู„ุนุจ ุงู„ุทุจุน ุจู‡. ูˆุงุนู„ู… ุฃู†ู‡ ุฅุฐุง ุงู†ุชุจู‡ ู†ุฏู… ุนู„ู‰ ู…ุง ุฌุฑู‰ุŒ ูˆุนุฑู ู„ูƒ ูุถู„ ุงู„ุตุจุฑ. ูˆุฃู‚ู„ ุงู„ุฃู‚ุณุงู… ุฃู† ุชุณู„ู…ู‡ ููŠู…ุง ูŠูุนู„ ููŠ ุบุถุจู‡ ุฅู„ู‰ ู…ุง ูŠุณุชุฑูŠุญ ุจู‡. ูˆู‡ุฐู‡ ุงู„ุญุงู„ุฉ ูŠู†ุจุบูŠ ุฃู† ูŠุชู„ู…ุญู‡ุง ุงู„ูˆู„ุฏ ุนู†ุฏ ุบุถุจ ุงู„ูˆุงู„ุฏุŒ ูˆุงู„ุฒูˆุฌุฉ ุนู†ุฏ ุบุถุจ ุงู„ุฒูˆุฌุŒ ูุชุชุฑูƒู‡ ูŠุดุชููŠ ุจู…ุง ูŠู‚ูˆู„ุŒ ูˆู„ุง ุชุนูˆู„ ุนู„ู‰ ุฐู„ูƒุŒ ูุณูŠุนูˆุฏ ู†ุงุฏู…ุงู‹ ู…ุนุชุฐุฑุงู‹. ูˆู…ุชู‰ ู‚ูˆุจู„ ุนู„ู‰ ุญุงู„ุชู‡ ูˆู…ู‚ุงู„ุชู‡ ุตุงุฑุช ุงู„ุนุฏุงูˆุฉ ู…ุชู…ูƒู†ุฉุŒ ูˆุฌุงุฒู‰ ููŠ ุงู„ุฅูุงู‚ุฉ ุนู„ู‰ ู…ุง ูุนู„ ููŠ ุญู‚ู‡ ูˆู‚ุช ุงู„ุณูƒุฑ.

๐Ÿ”ฅ "Saat engkau melihat temanmu marah dan mulai berkata yang tidak pantas, maka seyogianya engkau tidak menganggap ucapannya dan tidak menghukumnya karena itu.

โ›”๏ธ Sebab, kondisinya seperti kondisi orang yang mabuk, tidak tahu apa yang terjadi.

๐ŸŒป Justru, hendaknya engkau sabar atas gejolak kemarahannya dan tidak usah menganggapnya. Karena, setan menguasainya, kemarahan menyeretnya, dan akal tertutup.

โ™จ๏ธ Saat engkau menganggapnya atau membalas perbuatannya, engkau seperti orang berakal menghadapi orang gila atau seperti orang sadar yang mencela orang pingsan. Maka dosa untukmu.

๐Ÿ’ Justru, lihatlah dengan kasih sayang, engkau menyarankannya untuk berhenti semampunya, dan engkau melepaskannya dari permainan kemarahannya. Ketahuilah, jika dia sadar, dia akan menyesal atas apa yang terjadi dan mengetahui keutamaan kesabaranmu.

๐ŸŒป Minimalnya, engkau pasrah pada apa yang dia lakukan saat marahnya hingga dia selesai.

๐Ÿ“ Kondisi ini sepantasnya untuk diperhatikan oleh seorang anak saat ayahnya marah dan istri saat suaminya marah. Biarkan dia puas bicaranya dan tidak usah engkau anggap. Dia akan rujuk, menyesal dan meminta maaf.

๐Ÿ“› Saat orang yang marah dihadapi sesuai dengan kondisi dan ucapannya itu (seperti orang yang sadar), permusuhan tak akan terelakkan. Dia akan membalas dengan sadar terhadap perbuatan yang dilakukan kepadanya ketika akalnya tertutup.

๐Ÿ“š Shaidul Khathir, Ibnul Jauzi hlm. 94-95 via Maktabah Syamilah

โ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโŠฐโœฟ๐Ÿ”ฅโœฟโŠฑโ€ขโ”ˆโ”ˆโ€ขโ”ˆโ”ˆ
#marah #IbnulJauzi

๐ŸŒ Website: tashfiyah.com ||| telegram.tashfiyah.com
๐Ÿ“ฑ Gabung Channel Majalah Tashfiyah : bit.ly/tashfiyah

~~~~~~~~~~~~~๐ŸŒธ
>>Turut menyebarkan:
ยค WA Syarhus Sunnah Lin Nisaa`
ยค Channel Telegram:
Https://t.me/syarhussunnahlinnisa

~โ—โ—‹โ—๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธโ—โ—‹โ—~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar