Adab/Etika Ketika Mendapat Tazkiyah
_____________________
من شروحات العلامة زيد المدخلي رحمه الله
عن عدي بن أرطاة قال :كان الرجل من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم إذا زكي قال: (اللهم لا تؤاخذني بما يقولون
،واغفر لي ما لا يعلمون)
هذه من الأدعية ومن الأذكار المقيدة بحال إذا زكي الرجل وهو يسمع، إذ يقال فلان من أهل الخير والصلاح وهو
يسمع أوبلغة ذلك، فلان صدوق، فلان متصدق عالم ونحو ذلك ، إذا سمع ذلك فالمؤمن يخاف على نفسه ، ويستحي
أن يكون بخلاف ما يقوله الناس عنه، لذا يرجع إلى نفسه فينشط في العمل الذي به يكون صالحا ، ويكون محسنا،
ويكون مستحقا للتزكية التي يزكيه بها الناس، فإن فعل ذلك أفلح وسعد ، وأما إذا اغتر بما يقوله الناس ولم يلتفت
إلى أخطائه وتقصيره فهو مصاب بغرور من الشيطان، لذا فالمؤمن إذا سمع ثناء الناس عليه ومدحه بالصلاح والتزكية
فإنه يقول هذا الذكر :(اللهم لا تؤاخذني بما يقولون ) يعني :من المدح والثناء والتزكية والصفات الحسنة؛ لأنه يخاف
على نفسه ، فالنفس ضعيفة ، (واغفر لي ما لا يعلمون)، أي : الناس يثنون على الشخص بما يعلمونه عنه في الظاهر
"، فهو يخشى أن تكون عنده مخالفات لا يعلمها الناس، فهو يسأل ربه عدم المؤاخذه ويسأل ربه تبارك وتعالى أن يغفر له
من الذنوب والتقصير والخطأ ما لا يعلمه الناس ، وبنو آدم يقصرون ، لكن منهم من يقصر ويرجع ، إذا وقع منه القصور
وينشط في العمل ، ومنهم من يقصر ويتمادى حتى تقع عليه العقوبة.
عون الأحد الصمد شرح الأدب المفرد, ص ٣٨٩
Dari 'Adiy bin Arthoh, dia berkata: Dulu jika ada seorang dari para shahabat Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam mendapat tazkiyah (pujian), dia mengatakan:
اللهم لا تؤاخذني بما يقولون واغفرلي ما لا يعلمون
(Ya Allah, janganlah Engkau hukum aku dikarenakan apa yang mereka katakan dan ampunilah aku dari apa yang tidak mereka ketahui).
Syaikh Zaid alMadkholy rahimahullah mengatakan:
Hadits ini termasuk doa-doa dan dzikir-dzikir yang dibatasi dengan suatu keadaan. Jika seseorang dipuji dan dia mendengar, ketika dikatakan Fulan termasuk orang yang baik dan shalih, sedang dia mendengarnya atau disampaikan kepadanya pujian itu, Fulan orang yang jujur, Fulan orang yang dikenal jujur lagi alim dan yang semisal itu. Jika dia mendengar pujian itu maka seorang mukmin akan khawatir pada dirinya sendiri dan akan merasa malu jika keadaannya berbeda dengan apa yang dikatakan manusia tentang dirinya. Oleh karena itu dia kembali pada dirinya lalu bersemangat untuk beramal yang dengan amalan tersebut dia menjadi shalih, senantiasa berbuat baik, dan menjadi orang yang layak untuk mendapat tazkiyah (pujian) yang diberikan oleh manusia kepadanya.
Jika dia telah melakukan itu maka dia akan beruntung dan bahagia. Dan adapun orang yang "terlena dengan apa yang dikatakan manusia dan tidak melihat/menoleh kepada berbagai kesalahannya dan kelalaiannya maka dialah orang yang tertimpa musibah berupa tipuan yang berasal dari syaithan.
Oleh karena itu, jika seorang mukmin mendengar sanjungan manusia kepadanya dan memujinya dengan keshalihan dan tazkiyah maka orang mukmin akan mengatakan dzikir ini:
"Ya Allah, janganlah Engkau hukum aku dikarenakan apa yang mereka katakan",
yaitu: berupa pujian, sanjungan, tazkiyah dan sifat-sifat yang baik, karena dia khawatir atas dirinya sendiri, dirinya itu lemah.
"Dan ampunilah aku dari apa yang tidak mereka ketahui",
yaitu: manusia itu menyanjung seseorang dengan sesuatu yang nampak yang mereka ketahui tentang orang tersebut, maka dia takut pada dirinya terdapat berbagai penyelisihan yang tidak diketahui manusia. Sehingga dia meminta kepada Robb-nya agar tidak mendapat hukuman dan meminta Robb-nya Tabaaroka wa Ta'ala agar diampuni segala dosa, kelalaian dan kesalahan yang tidak diketahui oleh manusia.
Bani Adam itu sering lalai, namun di antara mereka ada orang yang lalai lalu segera ruju' (tobat) jika dia terjatuh pada suatu kelalaian dan segera bersemangat untuk beramal. Dan diantara mereka ada orang yang lalai dan terus-menerus melakukannya hingga dia merasakan akibat/hukumannya.
'Aunul Ahadis Shomad Syarhul Adabil Mufrad, hal 389
Wallahu A'lam
✏hm
إتباع السنة
♨ Ittiba'us Sunnah
-----------------------
Audio dan artikel group ittiba'us sunnah dapat dilihat
www.ittibaus-sunnah.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar