SILSILAH RUDUD (BANTAHAN)
❌❌BANTAHAN SYUBHAT PERAYAAN MAULID NABI
✅BANTAHAN ASY SYAIKH BADR BIN MUHAMMAD AL BADR AL ANAZY TERHADAP ABDURRAHIM AR RUKAINY AS SUDANY (bag : 1)
✅Channel Silsilatus Sholihin kali ini membawakan bagi kaum Muslimin Bantahan Syubhat yang dilemparkan oleh seorang tokoh Shufi dari Sudan yang menganut aliran sufi tarekat ar rukainy. Tarekat Rukainiah ini berkembang pertama kali di Sudan, dan sekarang sudah menyebar di berbagai negara termasuk Indonesia. Bantahan ini akan kami sampaikan secara bertahap insya Allah Semoga Allah mudahkan perkara ini bagi kami, dan menjadikan Pahala untuk kami di sisi-Nya
Berikut perkataan Asy Syaikh Badr Hafizhahullah :
✅“Ini adalah bantahan terhadap sebuah perkataan yang berjudul نعم نحتفل بمولده yang ditulis oleh seorang Shufi, Abdurrahim Ar-Rukainy As Sudany, dia menyampaikan dalam tulisannya ini berbagai Syubhat tentang dibolehkannya Perayaan Maulid Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam. Aku sampaikan bantahan terhadapnya dengan dalil-dalil dan keterangan , Wallahul Muwaffiq”
Berkata Abdurrahim Ar Rukainy :
Apa makna dari merayakan maulid nabi tersebut? (Perayaan tersebut ) adalah Ungkapan kegembiraan / suka cita terhadap Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam. Dan rasa kegembiraan / kesenangan tersebut adalah sesuatu yang dituntut sesuai dengan perintah (di dalam ) Al Qur’an : “Katakanlah (Muhammad) dengan fadhilah Allah dan Rahmat-Nya hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan” (Surat Yunus : 58) Berkata Ibnu Abbas tentang tafsir ayat ini , “ Fadhilah Allah adalah Ilmu dan Rahmat-Nya adalah Muhammad “
✅Allah ta’ala berfirman : “tidaklah kami utus engkau (muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi sekalian alam” (Surat Al Anbiya : 107) Kegembiraan ini berlangsung sepanjang tahun tapi pada hari kelahirannya adalah lebih kuat (Selesai perkataan Ar Rukaini)
❌BANTAHAN :
Berkata Asy Syaikh Badr Hafizhahullah :
Kita Jawab pernyataan ini sebagai berikut :
Pertama : Apakah ada dari para ulama yang berdalilkan dengan Ayat ini tentang disyariatkannya Maulid? Apakah ada dari para Mufassirin yang mu’tabar (diakui) yang mentafsirkan Ayat ini dengan tafsir yang engkau sampaikan tadi?
Kedua : Apakah perayaan maulid nabi ini adalah Ibadah atau Adat (Kebiasaan)? Jika engkau katakan ini adalah Ibadah, maka engkau telah membantah Kalamullah (Al Qu’ran ). Allah Berfirman (artinya) : “Hari ini Aku sempurnakan bagi kalian agama dan Aku cukupkan bagi kalian Nikmat-Ku (Al Maidah : 3 )”
✅Syariat ini telah sempurna dari sisi Allah , tidak butuh pada penyempurnaan oleh manusia. Hukum Asal dari sebuah ibadah adalah Tauqifiah (berdasarkan dalil) barang siapa yang mengatakan bahwa ibadah ini disyariatkan maka hendaklah dia mendatangkan dalil syar’i yang menunjukkan bahwa ibadah ini disyariatkan, jika tidak maka “ibadah” ini tertolak.
✅Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha beliau berkata : Berkata Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam:
«مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ، فَهُوَ رَدٌّ»
“Barang siapa yang mengadakan (perkara baru) dalam urusan (agama ) ini , maka (perkara tersebut) tertolak ”(HR Al Bukhari 2697 dan Muslim 1718)
Jika engkau mengatakan bahwa maulid nabi ini adalah Adat (kebiasaan) maka kami (juga) membantah perkataanmu dengan dalil ini
«مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ، فَهُوَ رَدٌّ»
✅“Barang siapa yang mengadakan (perkara baru) dalam urusan (agama ) ini , maka (perkara tersebut) tertolak ”(HR Al Bukhari 2697 dan Muslim 1718)
Pada perkataan Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam » «مَنْ أَحْدَثَ
Merupakan suatu hal yang diketahui bahwa مَنْ adalah lafazh yang umum, sehingga maknanya adalah “Seluruh Amalan”
Bersambung Insya Allah..
Sumber : https://telegram.me/baderAlbder
Alih bahasa oleh : Ustadz Abu Khuzaimah Al Fadanji Hafizhahullah
(Padang 6 Rabi’ul Awwal 1437 H, Des 2015)
@- قال عبدالرحيم الركيني: ما معنى الإحتفال به ﷺ؟ هو التعبير عن الفرح برسول الله ﷺ، والفرح به ﷺ مطلوب بأمر القرءان من قوله تعالى: (قل ب
===========================
SILSILAH RUDUD (BANTAHAN)
BANTAHAN SYUBHAT PERAYAAN MAULID NABI
BANTAHAN ASY SYAIKH BADR BIN MUHAMMAD AL BADR AL ANAZY TERHADAP ABDURRAHIM AR RUKAINI AS SUDANY (bag : 2)
❌Berkata Ar-Rukaini : Apakah yang dimaksud dengan bid’ah yang sesat? Bid’ah adalah Muhdats, Berkata (Rasulullah) :"Sesungguhnya seluruh perkara yang muhdats
(diada-adakan) adalah bid'ah"
apa yang dimaksud dengan Muhdats? Muhdats adalah perkara yang terlarang secara syar’i, dan tidak terdapat didalamnya Al Maskut/ (perkara yang didiamkan oleh syariat; pen) Berkata Rasulullah : “siapa yang Yang mengada-ada pada perkara agama kami ini yang bukan darinya maka perkara tersebut tertolak” Dan juga Ad Daruquthni meriwayatkan demikian juga dalam Al Arbain An Nawawi, Berkata Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam ( “dan Allah mendiamkan beberapa perkara sebagai bentuk rahmat bagi kalian maka janganlah kalian mencarinya”) Tidak padanya larangan dalam perayaan maulid, jadi bukan Bid’ah (selesai perkataan Ar Rukaini)
BANTAHAN :
Berkata Asy Syaikh Badr Al Anazy Hafizhahullah, Nampak jelas dari perkataannya , bahwasanya dia tidak mengetahui defenisi Bid’ah, dan ini tidaklah aneh,ketika perkara ini datang dari seorang yang Jahil Murakkab. (Orang yang mengetahui sesuatu dengan pemahaman yang menyelisihi kebenaran; pen)
Bid’ah secara bahasa diambil dari Al Bad’u yaitu Al Ikhtira’ Penciptaan sesuatu yang belum pernah ada , yang (sesuatu ini) tidak sama dengan contoh yang terdahulu. Dan secara istilah Bid’ah adalah Mengada-adakan sebuah ibadah baik berupa perkataan, perbuatan Akidah, yang tidak disyariatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
✅Adapun Hadits yang diriwayatkan oleh Ad Daruquthni, dalam kita sunannya , dari Makhul dari Abi Tsa’alabah Radhiyallahu ‘anhu:
MAKHUL TIDAK MENDENGAR DARI ABI TSA’LABAH, Hadits ini dinilai Ma’lul (berpenyakit) oleh Al Hafizh ibnu Rajab dalam kitab Jami’ Ulum wal Hikam.
Dan Hadits ini, TIDAK terdapat padanya dalil tentang disyariatkannya Maulid Nabi seperti yang disebutkan oleh Ar Rukaini, ini adalah salah satu bentuk keajaiban/keanehan dibuat-buatnya.
Dalam Hadits ini terdapat penjelasan tentang perkara Maskut anhu (Perkara yang didiamkan oleh syariat, tidak dilarang juga tidak diperintahkan ; pen) adalah perkara mubah. Sedangkan Perkara Mubah itu terbagi menjadi 2 (dua):
1. Mubah Yang tetap dalam keadaan Mubah
2. Mubah Yang tidak tetap dalam keadaan Mubah, yaitu yang keluar dari keadaan Mubahnya karena sebab-sebab tertentu.
Maulid Nabi padanya terdapat Tasyabbuh (penyerupaan) dengan orang-orang Kafir, karena orang-orang Nashrani, merayakan hari lahirnya Isa Alaihissalam, sedangkan tasyabbuh dengan orang kafir adalah Haram, Maka pada Hadits ini tidak terdapat adanya (keterangan ) yang menguatkan perkataan Ar Rukaini
Alih bahasa oleh : Ustadz Abu Khuzaimah Al Fadanji Hafizhahullah
(Padang 7 Rabi’ul Awwal 1437 H, Des 15)
@- قال الركيني: ما هي البدعة الضلالة؟
البدعة هي المُحدَث، قال ﷺ: (فإن كل مُحدثة بدعة).
ما هو المُحدَث؟
المُحدَثُ هو المنهي عنه شرعاً ولا يشمل المسكوت عنه، قال ﷺ: (من أحدث في ديننا هذا ما ليس منه فهو رد) وروى الدارقطني وفي الأربعين النووية قال ﷺ: (وسكت عن أشياء رحمة لكم غير نسيان فلا تبحثوا عنها) وليس هنالك نهي عن الاحتفال، إذن ليس بدعة.اهـ
– يجاب عليه:
واضح من كلامه أنه لا يعرف ما هو تعريف البدعة ، وهذا ليس بغريب على أصحاب الجهل المركب.
البدعة لغة: مأخوذة من البَدع ، وهو الاختراع على غير مثال سابق.
واصطلاحاً: إحداث عبادة قولية أو فعلية أو عقيدة لم يشرعها الله سبحانه وتعالى.
وأما حديث: (وسكت عن أشياء رحمة لكم غير نسيان فلا تبحثوا عنها)
رواه الدارقطني في سننه(٤٣٩٦) عن مكحول عن أبي ثعلبة رضي الله عنه ، ومكحول لم يسمع من أبي ثعلبة ، وقد أعله الحافظ ابن رجب في جامع العلوم والحكم (٢/١٥٠).
والحديث ليس فيه دلالة على مشروعية المولد ، كما ادعى الركيني ، وهذا من عجيب صنيعه ،
الحديث فيه بيان أن المسكوت عنه مباح ، والمباح نوعان ، كما هو معلوم في علم الأصول ،
النوع الأول: مباح باقٍ على إباحته.
والنوع الثاني: مباح غير باقٍ على إباحته.
وهو ما خرج عن الإباحة بسبب من الأسباب
والموالد فيها تشبه بالكفار ، لأن النصارى يحتفلون بعيد عيسى عليه السلام ،
====≠===================
SILSILAH RUDUD
❌❌BANTAHAN SYUBHAT PERAYAAN MAULID NABI
BANTAHAN ASY SYAIKH BADR BIN MUHAMMAD AL BADR AL ANAZI TERHADAP ABDURRAHIM AR RUKAINI AS SUDANI
(bag : 3)
❌Berkata Ar-Rukaini : Apakah dalam islam ada bid’ah hasanah? Benar (ada), Imam Muslim meriwayatkan, (“barang siapa yang menunjukkan dalam islam suatu sunnah hasanah , yang mana sunnah tersebut diamalkan (orang lain) setelah dia (amalkan), akan dicatat bagi dia semisal pahala orang yang mengamalkannya, tanpa dikurangi pahala (orang yang mengamalkan tersebut sedikitpun.”) Makna kalimat : “sunnah tersebut diamalkan (orang lain) setelah dia (amalkan),” yaitu: tidak ada seorangpun yang pernah mengamalkan sunnah ini sebelum dia. (selesai perkataan Ar Rukaini)
BANTAHAN:
Berkata Asy Syaikh Badr Hafizhahullah : Tidak ada dalam Syariat islam Bid’ah Hasanah dan Bid’ah Sayyi’ah. Bahkan seluruh bid’ah adalah sesat, seperti yang terdapat dalam hadits ‘irbadh bin sariyah Radhiyallahu ‘anhu : “Bahwa nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,:“Sesungguhnya setiap bid’ah adalah sesat” HR Ahmad 17142, Abu daud 4607, dan dishohihkan oleh At Tirmidzi 2676 dan Ibnu Hibban 5, dan Al Hakim 1/97.
Lafadz كل adalah lafazh yang umum, seperti yang dikenal dalam ilmu Ushul Fiqh. Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma Mengatakan : “Seluruh Bid’ah adalah sesat walaupun manusia memandangnya baik” (HR Ibnu Batthoh dalam Al Ibanah 120)
Al Imam Asy Syatibi meriwayatkan dalam kitabnya Al I’tishom 1/49, Berkata Ibnul Majisyun (beliau adalah abdul malik bin abdul aziz, ibnul majisyun, salah satu rekannya Imam syafi’I rahimahullah, wafat pada tahun 214 H, dia adalah seorang Mufti (pemberi fatwa) di kota madinah pada masanya , pen ) : “ Aku mendengar imam malik mengatakan, barang siapa yang mengada-ada dalam islam dengan sebuah Bid’ah yang dia pandang baik, maka dia telah mengatakan bahwa Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam telah mengkhianati Risalah (kenabiannya), karena Allah ta’ala berfirman : (yang artinya): (“Hari ini telah aku sempurnakan bagi kalian agama kalian “) maka apa-apa yang pada hari itu bukan bagian dari agama islam maka pada hari ini juga bukan bagian dari agama islam”
Berkata Al Alamah Al Fauzan dalam Aqidah Tauhid (218) : “Barang siapa yang membagi Bid’ah menjadi bid’ah hasanah dan bid’ah saiyyi’ah maka dia telah salah , menyelisihi perkataan nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam (”sesungguhnya seluruh bid’ah adalah sesat”) karena nabi menghukumi semua bid’ah adalah kesesatan.
☄Bersambung.....
@- قال الركيني: هل في الشرع بدعة حسنة؟
نعم روى مسلم، قال ﷺ: (من سن في الإسلام سنة حسنة عُمل بها بعده، كُتب له مثل أجر من عمل بها ولا ينقص من أجورهم شيئ). معنى عُمل بها بعده: لم يسبقه عليها أحد من العالمين.
– يجاب عليه:
ليس في الشرع بدعة حسنة وبدعة سيئة
بل كل بدعة ضلالة ، كما جاء في حديث العرباض بن سارية رضي الله عنه أن النبي عليه الصلاة والسلام قال:( فإن كل بدعة ضلالة)
رواه أحمد(١٧١٤٢) وأبو داود(٤٦٠٧)وصححه الترمذي(٢٦٧٦) وابن حبان(٥) والحاكم(١/٩٧)
ولفظة (كل) من ألفاظ العموم كما هو المعلوم في علم أصول الفقه.
وقال ابن عمر رضي الله عنها ( كل بدعة ضلالة وإن رأها الناس حسنة) رواه ابن بطة في الإبانة(١٢٠)
وقال الإمام الشاطبي في الإعتصام(١/٤٩):
قال ابن الماجشون سمعت مالكاً يقول من ابتدع في الاسلام بدعة يراها حسنه فقد زعم أن محمداً – صلى الله عليه وسلم – خان الرسالة لأن الله يقول: ( اليوم أكملت لكم دينكم ) فما لم يكن يومئذ دينا فلا يكون اليوم دينا.اهـ
قال العلامة الفوزان في عقيدة التوحيد(٢١٧):
من قسّم البدعة إلى بدعة حسنة وبدعة سيئة ،
(فإن كل بدعة ضلالة) لأن الرسول عليه الصلاة والسلام حكم على البدع كلها بأنها ضلالة.اهـ
________________
Alih bahasa oleh : Ustadz Abu Khuzaimah Al Fadanji Hafizhahullah
(Padang 8 Rabi’ul Awwal 1437 H, Des 2015)
_______________
Hashtag :
#bantahan_ maulid_nabi
#maulid_nabi_bagian3
Postting :
Minggu, 20 Des 2015
Jam 19.05 wib
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Publikasi :
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Link Access :
https://bit.ly/SilsilatusSholihinPadang
---------------------------
https://telegram.me/SilsilatusSholihin
====================
Ⓜ️Ma'had Silsilatus Sholihin Padang
≠==≠====================
SILSILAH RUDUD
❌BANTAHAN SYUBHAT PERAYAAN MAULID NABI
❌BANTAHAN ASY SYAIKH BADR BIN MUHAMMAD AL BADR AL ANAZI TERHADAP ABDURRAHIM AR RUKAINI AS SUDANI (bag : 4)
Pada bagian 3 (tiga) yang lalu telah kita sampaikan bahwa Ar Rukaini berdalilkan dengan sebuah hadits riwayat Muslim yang artinya : (“barang siapa yang menunjukkan dalam islam suatu sunnah hasanah , yang mana sunnah tersebut diamalkan setelah dia (amalkan), akan dicatat bagi dia semisal pahala orang yang mengamalkannya, tanpa dikurangi pahala (orang yang mengamalkan tersebut sedikitpun.”) Makna kalimat : “sunnah tersebut diamalkan setelah dia (amalkan),” yaitu: tidak ada seorangpun yang pernah mengamalkan sunnah ini sebelum dia.
Berikut lanjutan bantahan dari Asy Syaikh Badr bin Muhammad Hafizhahullah:
❌BANTAHAN
✅Berkata Syaikh Badr : Hadits ini mempunyai sebuah cerita (yang melatar-belakanginya, pen)
✅Dari Jarir bin Abdillah Radhiyallahu ‘anhu beliau berkata : Ada sekelompok Arobi datang kepada Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam, yang mereka mengenakan Shuf (bulu domba), Rasulullah melihat buruknya keadaan mereka , sehingga menghasung orang-orang untuk bersedekah kepada mereka, akan tetapi mereka berlambat-lambat untuk melakukannya sampai terlihat sesuatu (ketidaksenangan ) pada wajah Rasulullah, kemudian datanglah seorang seorang pemuda dari Anshor yang membawa sebuah kantong (untuk bersedekah dengannya , pen) diikuti kemudian oleh seorang yang lain, sampai diikuti oleh sejumlah orang dari mereka. Terlihatlah rasa senang mucul dari wajah Rasul Shollallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata : “siapa yang menunjukkan suatu sunnah hasanah dalam islam , kemudian sunnah tersebut diamalkan setelahnya, akan dicatat bagi dia semisal pahala orang yang mengamalkan sunnah tersebut, tanpa mengurangi pahala orang (yang mengamalkan itu) sedikitpun, siapa yang menunjukkan suatu sunnah sayyi’ah (buruk) dalam islam , kemudian sunnah tersebut diamalkan setelahnya, akan dicatat bagi dia semisal dosa orang yang mengamalkannya tersebut, tanpa mengurangi dosa orang (yang mengamalkan itu) sedikitpun” (HR Muslim 1017)
Hadits ini datang pada (permasalahan) sedekah ini ,Sahabat (dari Anshor) Radiyallahu ‘anhu memulai sedekah ini maka dia telah menjunjukkan sunnah hasanah. (Selesai perkataan Asy Syaikh Badr)
>>Kemudian Ar Rukaini mengatakan : Imam Al Bukhari meriwayatkan Bahwa Umar Radhiyallahu’anhu , mengumpulkan (manusia) dalam sholat tarawih dibelakang satu orang imam, kemudian mengatakan : “sebaik-baik Bid’ah adalah ini”
Kita sekarang bahkan seluruh kaum muslimin, sholat tahajjud, tarawih secara berjama’ah , yang mana perkara semisal ini tidak pernah dilakukan oleh para sahabat sebelumnya, akan tetapi kita mengikuti perkataan Umar Radhiyallahu ‘anhu, “sebaik-baik bid’ah adalah ini” (selesai perkataan Ar Rukaini )
❌BANTAHAN :
Berkata Asy Syaikh Badr Hafizhahullah:
Adapun Kisah Umar Radhiyallahu’anhu tentang sholat tarwih, tarwih adalah sunnah menurut para ulama, Sholat Tarwih ini pernah dilakukan oleh Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat setelah beliau, maka hadits ini BUKANLAH DALIL tentang disyariatkannya Bid’ah.
Berkata Al Allamah Sholih Al Fauzan dalam Akidah Tauhid (218): “Perkataan Umar Radhiyallahu’anhu, “sebaik-baik Bid’ah adalah ini” yang dimaksud oleh umar adalah Bid’ah secara pengertian bahasa , bukan secara pengertian secara Syar’i, SETIAP PERKARA (IBADAH) YANG ADA DASARNYA SECARA SYAR’I MAKA PERKARA TERSEBUT DIKEMBALIKAN KEPADA SYARIAT, jika dikatakan perkara (yang ada dasarnya) itu adalah Bid’ah maka maksudnya adalah Bid’ah secara bahasa, bukan secara syar’i, KARENA PENGERTIAN BID’AH SECARA SYAR’I ADALAH SETIAP PERKARA YANG TIDAK ADA DASARNYA DALAM SYARIAT.
✅Sholat tarwih, pernah dilakukan oleh Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam, berjamaah bersama para sahabat Beliau, pada beberapa malam, kemudian Nabi meninggalkan mereka sholat tarawih bersama mereka, karna takut ibadah sholat tarwih akan diwajibkan atas para sahabat, kemudian para sahabat terus melakukannya dalam bentuk jamaah sholat yang berb
eda-beda (dengan imam yang berbeda
-beda, pen) semasa hidup Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam, dan setelah wafat beliau, sampai Umar Radhiyallahu’anhu mengumpulkan mereka (kembali), dengan satu imam sholat, seperti pada saat mereka sholat dibelakang Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam, ✅MAKA BUKANLAH INI TERMASUK BID’AH DALAM AGAMA” (Selesai perkataan Syaikh Sholih Fauzan)
☄Bersambung Insya Allah..
Sumber : https://telegram.me/baderAlbder
Alih bahasa oleh : Ustadz Abu Khuzaimah Al Fadanji Hafizhahullah
(Padang 8 Rabi’ul Awwal 1437 H, Des 2015)
الحديث له قصة
عن جرير بن عبد الله -رضي الله عنه- قال: جاء ناس من الأعراب إلى رسول الله -صلى الله عليه وسلم- عليهم الصوف فرأى سوء حالهم قد أصابتهم حاجة فحث الناس على الصدقة فأبطئوا عنه حتى رئي ذلك في وجهه، ثم إن رجلاً من الأنصار جاء بصرة من ورق ثم جاء آخر ثم تتابعوا حتى عرف السرور في وجهه فقال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: «مَنْ سَنَّ فِي الإسلام سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِها بعْدَهُ كُتِب لَه مثْلُ أَجْر من عَمِلَ بِهَا وَلا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، ومَنْ سَنَّ فِي الإسلام سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وزر من عَمِلَ بِهَا ولا يَنْقُصُ من أَوْزَارهِمْ شَيْءٌ»
رواه مسلم (١٠١٧)
الحديث جاء في الصدقة ، والصحابي رضي الله عنه بدأ في الصدقة فسن سنة حسنة.
وأما قصة عمر بن الخطاب رضي الله عنه في صلاة التراويح ، صلاة التراويح سنة عند عامة أهل العلم ، صلاها النبي عليه الصلاة والسلام وصلاها أصحابه من بعده ، فليس فيها ما يدل على مشروعية البدع.
قال العلامة صالح الفوزان في عقيدة التوحيد(٢١٨): قول عمر رضي الله عنه (نعمت البدعة) يريد البدعة اللغوية لا الشرعية ، فما كان له أصل في الشرع يُرجع إليه إذا قيل إنه بدعة فهو بدعة لغة لا شرعاً ، لأن البدع شرعاً: ما ليس له أصل في الشرع ، والتراويح قد صلاها النبي عليه الصلاة والسلام بأصحابه ليالي ، وتخلّف عنهم في الأخير خشية أن تفرض عليهم ، واستمر الصحابة رضي الله عنهم يصلونها أوزاعاً متفرقين
في حياة النبي عليه الصلاة والسلام وبعد وفاته
إلى أن جمعهم عمر بن الخطاب رضي الله عنه
على إمام واحد كما كانوا خلف النبي عليه الصلاة والسلام وليس هذا بدعة في الدين.اهـ
_________________
Hashtag :
#bantahan_bid'ah
#maulid_nabi_bagian4
Postting :
Selasa, 22Des 2015
Jam 19.30 wib
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Publikasi :
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Link Access :
https://bit.ly/SilsilatusSholihinPadang
---------------------------
https://telegram.me/SilsilatusSholihin
====================
Ⓜ️Ma'had Silsilatus Sholihin Padang
===========≠===============
SILSILAH RUDUD
❌BANTAHAN SYUBHAT PERAYAAN MAULID NABI
BANTAHAN ASY SYAIKH BADR BIN MUHAMMAD AL BADR AL ANAZI TERHADAP ABDURRAHIM AR RUKAINI AS SUDANI (bag : 5)
Berkata Ar-Rukaini : “Apakah Al Qur’an mengagungkan hari lahirnya Para Nabi ? IYA, Al Qur’an Mengagungkannya : Allah berfirman tentang hari kelahiran Nabi Yahya Alaihis Salam (artinya) : “keselamatan baginya pada hari dia dilahirkan” (Surat Maryam : 15 ) Allah berfirman tentang hari kelahiran Nabi Isa Alaihis Salam (artinya) : keselamatan bagiku pada hari aku dilahirkan (Surat Maryam : 33 ) maka pengagungan terhadap hari lahir pemimpin para rasul dan penutup para nabi adalah lebih utama" (selesai perkataan Ar-Rukaini)
✅BANTAHAN
♨️Berkata Asy Syaikh Badr Al Anazi Hafizhahullah :
"Disisi mana pada ayat Al Qur’an tersebut terdapat pengagungan hari lahirnya para nabi? Siapa para ulama yang mu’tabar yang berbicara seperti yang engkau katakan ?
Makna Ayat yang (artinya) : “keselamatan bagiku pada hari aku dilahirkan” Yaitu : Bahwasanya Allah menyelamatkan Isa dari Setan pada hari beliau dilahirkan
Berkata Imam Ath Thobari dalam tafsirnya (7/340)
Pada Firman Allah ta’ala Yang artinya : “keselamatan bagiku pada hari aku dilahirkan, dan pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan” (Maknanya adalah) Isa Alaihis Salam mengatakan : “Keselamatan/keamanan dari Allah atasku , dari setan dan bala tentaranya pada hari aku dilahirkan , sehingga mereka tidak bisa melakukan apa yang biasanya mereka lakukan atas manusia yang dilahirkan pada hari lahirnya , yaitu tusukan pada (tubuh bayi, pen) dan keamanan pada hari aku meninggal dunia dari kengeriannya, dan pada hari aku dibangkitkan , dari ketakutan pada hari itu, yang rasa takut itu didapati manusia karena melihat dengan mata kepala sendiri kengerian/teror pada hari itu.”
(selesai penjelasan Asy Syaikh Badr)
Sumber : https://telegram.me/baderAlbder
Alih bahasa oleh : Ustadz Abu Khuzaimah Al Fadanji Hafizhahullah
(Padang 11 Rabi’ul Awwal 1437 H, Des 2015)
@- قال الركيني: هل القرءان يعظم أيام ميلاد الأنبياء والرسل عليهم الصلاة والسلام؟
نعم يعظمها، قال تعالى عن يوم ميلاد سيدنا يحيى عليه السلام: (وسلام عليه يوم ولد) وقال تعالى عن ميلاد سيدنا عيسى عليه السلام على لسانه: (والسلام عليَّ يوم ولدت) إذن فأولى تعظيم ميلاد إمام المرسلين وخاتم النبيين ﷺ.
– يجاب عليه:
أين موضع التعظيم في الآيات لأيام ميلاد الأنبياء عليهم السلام؟! ، ومَنْ مِن الأئمة المعتبرين قال بقولك؟!
معنى الآية الكريمة:(والسلام علي يوم ولدت) أي أن الله تعالى سلم عيسى عليه السلام من الشيطان يوم ولادته.
قال الإمام الطبري في تفسيره (٨/٣٤٠):
وقوله {والسلام علي يوم ولدت ويوم أموت ويوم أبعث حياً} يقول: والأمن من الله عليَّ من الشيطان وجنده يوم ولدت أن ينالوا مني ما ينالون ممن يولد عند الولادة ، من الطعن فيه ، ويوم أموت ، من هول المطلع ، ويوم أبعث حياً يوم القيامة أن ينالني الفزع الذي ينال الناس بمعاينتهم أهوال ذلك اليوم.اهـ
__________________
Hashtag :
#bantahan_maulid_nabi
Postting :
Rabu, 23 Des 2015
Jam 19.05 wib
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Publikasi :
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Link Access :
https://bit.ly/SilsilatusSholihinPadang
---------------------------
https://telegram.me/SilsilatusSholihin
====================
Ⓜ️Ma'had Silsilatus Sholihin Padang
≠=======≠=====≠=
SILSILAH RUDUD
BANTAHAN SYUBHAT PERAYAAN MAULID NABI
❌✅BANTAHAN ASY SYAIKH BADR BIN MUHAMMAD AL BADR AL ANAZI TERHADAP ABDURRAHIM AR RUKAINI AS SUDANI (BAG : 6 )
❌SYUBHAT :
Berkata Ar-Rukaini : “Apakah ada keraguan tentang sejarah hari lahir Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam? ” Tidak terdapat keraguan pada perkara ini , Jumhur ulama mengatakan , sesungguhnya riwayat yang paling shohih tentang hari lahir Nabi, adalah pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal di tahun gajah, “ (Selesai perkataan Ar-Rukaini)
✅BANTAHAN :
✅Berkata Asy Syaikh Badr Hafizhahullah : “Mana Sanad yang shohih tentang tentang hari kelahiran Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam?! Adalah perkara yang maklum, bahwa para ulama berbeda pendapat tentang tanggal kelahiran beliau,
✅Sebagian mengatakan tanggal 9 Rabi’ul Awwal , sebagian lagi mengatakan tanggal 12 Rabi’ul Awwal , dan sebagian para ulama juga menyebutkan tanggal yang lain . ”
✅Yang pertama kali mengkhususkan tanggal 12 Rabi’ul Awwal dan mereka memasyhurkan tanggal ini diantara manusia, adalah KELOMPOK AL FATHIMIYUN ,(SALAH SATU SEKTE) SYI’AH
Berkata Al ‘alamah Al Maqrizi *, dalam kitab Al Mawa’idz Wal I’tibar (236) “Para penguasa dari sekte SYIAH AL FATHIMIYAH pada masa itu ,sepanjang tahun mempunyai banyak hari raya dan musim, diantaranya ialah : Musim Tahun Baru, Musim Awal Tahun, Hari ‘Asyura, dan Maulid Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam,” (Selesai perkataan Al Maqrizi)
Berkata kepada saya, seorang ahli Falak , Sholih Al Ujairi, : “Telah tetap disisi kami setelah penelitian, bahwa beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan pada 9 Rabi’ul Awwal.
✅Inilah yang Masyhur disisi ahli Hisab , berbeda /menyelisihi apa yang ditetapkan oleh Syiah Al Fatimiyiah” (Selesai perkataan Asy Syaikh Badr Hafizhahullah)
(Al Maqrizi adalah Ahmad bin Ali Taqiyuddin Al Maqrizi Al Mishri lahir 766 H wafat 845 H, pen)
Ditulis oleh : Ustadz Abu Khuzaimah Al Fadanji Hafizhahullah
(Padang 12 Rabiul Awwal 1437 H, Des 2015)
@- قال الركيني: هل هنالك شك في تاريخ ميلاد النبي ﷺ؟
لا يوجد شك في هذا التاريخ، قال جمهور العلماء إن أصح الروايات إسناداً أنه ﷺ ولد يوم الأثنين ثاني عشر ربيع الأول لعام الفيل.
يجاب على قوله:
أين السند الصحيح في مولده عليه الصلاة والسلام؟! ، من المعلوم أن أهل العلم تنازعوا في مولده عليه الصلاة والسلام
قيل: التاسع من ربيع الأول ، وقيل الثاني عشر
وقيل غير ذلك.
وأول من خصص مولده بالثاني عشر وأشهره بين الناس هم الفاطميون الشيعة.
قال العلامة المقريزي في المواعظ والاعتبار(٢٣٦): وكان للخلفاء الفاطميين في طول السنة أعيادٌ ومواسم، وهي: موسم رأس السنة، وموسم أوّل العام، ويوم عاشوراء، ومولد النبيّ صلّى الله عليه وسلّم.اهـ
قال لي العالم الفلكي صالح العجيري: ثبت لدينا بعد البحث أنه ولد في التاسع من ربيع الأول
وهذا هو المشهور عند أهل الحساب ، خلافاً لما صنعه الفاطميون.اهـ
_____________
Hashtag :
#bantahan_maulid_bagian6
Postting :
Kamis, 24 Des 2015
Jam 22.30 wib
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Publikasi :
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Link Access :
https://bit.ly/SilsilatusSholihinPadang
---------------------------
https://telegram.me/SilsilatusSholihin
====================
Ⓜ️Ma'had Silsilatus Sholihin Padang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar