Bagaimana Menunaikan Manasik dengan Cara Sunnah?
~~~~~~~»»»«««~~~~~~~~~
13. Tanggal 8 Dzul Hijjah (hari Tarwiyah), merupakan babak kedua untuk melanjutkan rangkaian ibadah haji anda.
Maka :
~ mandilah, dan
~ pakailah wewangian pada tubuh, serta
~ kenakan pakaian ihram.
--------------------
sumber : http://miratsul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bagaimana Menunaikan Manasik dengan Cara Sunnah?
~~~~~~~»»»«««~~~~~~~~~
14. Setelah itu berniatlah ihram untuk haji DARI TEMPAT TINGGAL ANDA DI MAKKAH, seraya mengucapkan:
لَبَّيْكَ حَجًّا
“Kusambut panggilan-Mu untuk melakukan ibadah haji.”
Kemudian lantunkanlah ucapan talbiyah :
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ
“Kusambut panggilan-Mu Ya Allah, kusambut panggilan-Mu tiada sekutu bagi-Mu, kusambut panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, nikmat dan kerajaan hanyalah milik-Mu tiada sekutu bagi-Mu.”
Dengan masuknya ke dalam niat ihram haji ini, berarti anda harus menjaga diri dari segala mahzhuratil ihram (Larangan-Larangan ketika ihram) sebagaimana yang terdapat pada point ke-5.
--------------------
sumber : http://miratsul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bagaimana Menunaikan Manasik dengan Cara Sunnah?
~~~~~~~»»»«««~~~~~~~~~
15. Kemudian berangkatlah menuju Mina untuk mabit (menginap) di sana.
Setiba di Mina kerjakanlah shalat-shalat yang 4 rakaat (Dzuhur, Ashar, dan ‘Isya) menjadi 2 rakaat (qashar) dan dikerjakan pada waktunya masing-masing (tanpa dijama’).
--------------------
sumber : http://miratsul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bagaimana Menunaikan Manasik dengan Cara Sunnah?
~~~~~~~»»»«««~~~~~~~~~
16. Ketika matahari telah terbit di hari 9 Dzul Hijjah, berangkatlah menuju Arafah (untuk wukuf).
~ Perbanyaklah talbiyah, dzikir dan istighfar selama perjalanan anda menuju Arafah.
--------------------
sumber : http://miratsul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bagaimana Menunaikan Manasik dengan Cara Sunnah?
~~~~~~~»»»«««~~~~~~~~~
17. Setiba di Arafah
~ (pastikan bahwa anda benar-benar berada di dalam areal Arafah),
~ manfaatkanlah waktu anda dengan memperbanyak doa sambil menghadap kiblat dan mengangkat tangan, serta dzikrullah.
Karena saat itu anda sedang berada di tempat yang mulia dan di waktu yang mulia (mustajab) pula.
Sebaik-baik bacaan yang dibaca pada hari itu adalah:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah tiada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nya segala kerajaan dan pujian, dan Dia adalah Dzat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (HR. At-Tirmidzi no. 3585, dari hadits Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma. Dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no.1503)
Untuk selebihnya anda bisa membaca tuntunan doa-doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang anda kehendaki.
Lakukanlah amalan-amalan mulia di atas hingga matahari terbenam.
Adapun shalat Dzuhur dan Ashar di Arafah, maka keduanya dikerjakan di waktu Dzuhur (jama’ taqdim) 2 rakaat – 2 rakaat (qashar), dengan satu adzan dan dua iqamat.
--------------------
sumber : http://miratsul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bagaimana Menunaikan Manasik dengan Cara Sunnah?
~~~~~~~»»»«««~~~~~~~~~
18. Ketika matahari terbenam, berangkatlah menuju Muzdalifah dengan tenang sambil selalu melantunkan talbiyah.
Setiba di Muzdalifah, kerjakanlah shalat Maghrib dan ‘Isya di waktu ‘Isya (jama’ ta`khir) dan diqashar (Maghrib 3 rakaat, ‘Isya 2 rakaat), dengan satu adzan dan dua iqamat.
Kemudian bermalamlah di sana hingga datang waktu shubuh.
Seusai mengerjakan shalat shubuh, perbanyaklah doa dan dzikir sambil menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangan, hingga hari nampak mulai terang (sebelum matahari terbit).
--------------------
sumber : http://miratsul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bagaimana Menunaikan Manasik dengan Cara Sunnah?
~~~~~~~»»»«««~~~~~~~~~
19. Kemudian (sebelum matahari terbit), berangkatlah menuju Mina sambil terus bertalbiyah.
Bila ada para wanita atau pun orang-orang lemah yang bersama anda, maka diperbolehkan bagi anda untuk mengiringi mereka menuju Mina di pertengahan malam.
Namun melempar jumrah tetap dilakukan setelah matahari terbit.
--------------------
sumber : http://miratsul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bagaimana Menunaikan Manasik dengan Cara Sunnah?
~~~~~~~»»»«««~~~~~~~~~
20. Ketika tiba di Mina (tanggal 10 Dzul Hijjah) kerjakanlah hal-hal berikut ini:
~ Lemparlah jumrah Aqabah dengan 7 batu kerikil (sebesar kotoran kambing) dengan bertakbir pada tiap kali lemparan. Pastikan setiap lemparan yang anda lakukan mengenai sasarannya.
~ Sembelihlah Hadyu (hewan kurban), makanlah sebagian dagingnya serta shadaqahkanlah kepada orang-orang fakir yang ada di sana. Boleh juga penyembelihan ini diwakilkan kepada petugas resmi dari pemerintah Saudi Arabia yang ada di Makkah dan sekitarnya. Bila tidak mampu membeli atau menyembelih hewan kurban, maka wajib puasa tiga hari di hari-hari haji (boleh dilakukan di hari-hari Tasyriq, namun yang lebih utama dilakukan sebelum tanggal 9 Dzul Hijjah/hari Arafah) dan tujuh hari setelah pulang ke kampung halaman.
~ Potong atau cukurlah seluruh rambut kepala anda secara merata, dan mencukur habis lebih utama. Adapun wanita cukup memotong sepanjang ruas jari dari rambut kepalanya yang telah disatukan.
Demikianlah urutan paling utama dari sekian amalan yang dilakukan di Mina pada tanggal 10 Dzul Hijjah tersebut, namun tidak mengapa bila didahulukan yang satu atas yang lainnya.
--------------------
sumber : http://miratsul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bagaimana Menunaikan Manasik dengan Cara Sunnah?
~~~~~~~»»»«««~~~~~~~~~
21. Bila anda telah melempar jumrah Aqabah dan menggundul (atau mencukur rambut), maka berarti anda telah berTAHALLUL AWWAL. Sehingga diperbolehkan bagi anda untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang ketika berihram, kecuali satu perkara yaitu : menggauli isteri.
--------------------
sumber : http://miratsul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bagaimana Menunaikan Manasik dengan Cara Sunnah?
~~~~~~~»»»«««~~~~~~~~~
22. Pakailah wewangian, kemudian pergilah ke Makkah untuk melakukan thawaf ifadhah/thawaf haji (tanpa lari-lari kecil pada putaran ke-1 hingga ke-3), berikut Sa’i-nya.
Dengan selesainya amalan ini, berarti anda telah berTAHALLUL TSANI, dan diperbolehkan kembali bagi anda seluruh mahzhuratil ihram.
Catatan Penting: Thawaf ifadhah boleh diakhirkan, dan sekaligus dijadikan sebagai thawaf wada’ (thawaf perpisahan) yang dilakukan ketika hendak meninggalkan kota suci Makkah.
--------------------
sumber : http://miratsul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bagaimana Menunaikan Manasik dengan Cara Sunnah?
~~~~~~~»»»«««~~~~~~~~~
23. Setelah melakukan thawaf ifadhah pada tanggal 10 Dzul Hijjah tersebut, kembalilah ke Mina untuk mabit (bermalam) di sana selama tanggal 11, 12, dan 13 Dzul Hijjah (hari-hari tasyriq). Tidak mengapa bagi anda untuk bermalam 2 malam saja (tanggal 11 dan 12-nya/nafar awal).
--------------------
sumber : http://miratsul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bagaimana Menunaikan Manasik dengan Cara Sunnah?
~~~~~~~»»»«««~~~~~~~~~
24. Selama 2 atau 3 hari dari keberadaan anda di Mina tersebut, lakukanlah pelemparan pada 3 jumrah yang ada;
1. Sughra,
2 Wustha, dan
3. Aqabah (Kubra).
Pelemparan jumrah pada hari-hari itu dimulai setelah tergelincirnya matahari (setelah masuk waktu Dzuhur), hingga waktu malam.
Caranya:
~ Sediakan 21 butir batu kerikil (sebesar kotoran kambing). Kemudian pergilah ke jumrah Sughra dan lemparkanlah ke arahnya 7 butir batu kerikil (satu demi satu) dengan bertakbir pada setiap kali pelemparan. Pastikan lemparan tersebut masuk ke dalam sasaran. Bila ternyata tidak masuk, maka ulangilah lemparan tersebut walaupun dengan batu yang didapati di sekitar anda.
~ Setelah selesai, majulah sedikit ke arah kanan, lalu berdirilah menghadap kiblat dan angkatlah kedua tangan anda untuk memohon (berdoa) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala segala apa yang diinginkan.
~ Lalu pergilah menuju jumrah Wustha. Setiba di jumrah Wustha, lakukanlah seperti apa yang anda lakukan di jumrah Sughra.
~ Setelah selesai, majulah sedikit ke arah kiri, berdirilah menghadap kiblat, dan angkatlah kedua tangan anda untuk memohon (berdoa) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala segala apa yang diinginkan.
~ Lalu pergilah menuju jumrah Aqabah. Setiba di jumrah Aqabah, lakukanlah seperti apa yang anda lakukan di jumrah Sughra dan Wustha.
~ Setelah itu, tinggalkanlah jumrah Aqabah tanpa melakukan doa padanya.
--------------------
sumber : http://miratsul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bagaimana Menunaikan Manasik dengan Cara Sunnah?
~~~~~~~»»»«««~~~~~~~~~
25. Bila anda ingin mabit 2 malam saja di Mina (tanggal 11 dan 12 Dzul Hijjah), maka KELUARLAH dari Mina SEBELUM terbenamnya matahari tanggal 12 Dzul Hijjah, tentunya setelah melempar 3 jumrah yang ada.
Namun jika matahari telah terbenam dan anda masih berada di Mina, maka WAJIB untuk BERMALAM LAGI dan MELEMPAR 3 jumrah di hari ke-13-nya.
(Yang afdhal adalah mabit 3 malam di Mina/nafar tsani).
Diperbolehkan bagi orang yang sakit atau pun lemah yang benar-benar tidak mampu melakukan pelemparan untuk mewakilkan pelemparannya kepada yang dapat mewakilinya. Sebagaimana diperbolehkan pula bagi orang yang mewakili, melakukan pelemparan untuk dirinya kemudian untuk orang yang diwakilinya di waktu dan tempat yang sama (dengan batu yang berbeda).
--------------------
sumber : http://miratsul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bagaimana Menunaikan Manasik dengan Cara Sunnah?
~~~~~~~»»»«««~~~~~~~~~
26. Dengan selesainya anda dari kegiatan melempar 3 jumrah pada hari-hari tersebut (baik mengambil nafar awwal atau pun nafar tsani), berarti telah SELESAI pula dari kewajiban mabit di Mina.
Sehingga DIPERBOLEHKAN bagi anda untuk MENINGGALKAN kota Mina dan kembali ke hotel atau maktab masing-masing yang ada di kota Makkah.
--------------------
sumber : http://miratsul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bagaimana Menunaikan Manasik dengan Cara Sunnah?
~~~~~~~»»»«««~~~~~~~~~
27. Bila anda hendak meninggalkan kota Makkah (baik yang akan melanjutkan perjalanan ke kota Madinah atau pun yang akan melanjutkan perjalanan ke tanah air), maka LAKUKANLAH THAWAF WADA' dengan pakaian biasa saja/bukan pakaian ihram dan tanpa Sa’i.
Kecuali bagi anda yang menjadikan thawaf ifadhah sebagai thawaf wada’nya maka HARUS bersa’i.
Demikianlah bimbingan manasik haji Tamattu’ yang kami ketahui berdasarkan dalil-dalilnya yang shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keterangan para ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah. Semoga taufiq dan hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu mengiringi kita semua, sehingga diberi kemudahan untuk meraih predikat haji mabrur, yang tiada balasan baginya kecuali Al-Jannah.
Amin Ya Mujibas Sa`ilin.
--------------------
sumber : http://miratsul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Baca juga artikel sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar