BEKAL BEKAL YANG DI PERSIAPKAN SEBELUM BERANGKAT HAJI DAN UMROH
Bagian Kelima
Bekal selanjutnya yang di persiapkan sebelum berangkat haji dan umroh :
TIDAK MALU BERTANYA
✅ Ta’ala berfirman :
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُون }
َ
“Bertanyalah kepada ahli ilmi jika engkau tidak tahu” (QS. An Nahl: 43)
Juga kisah Hadist riwayat
Abu Hurairah radhiallahu anhu kisah seseorang meminta kepada nabi shalallahu a'laihi wa salam AJARILAH SAYA:
Bahwa Rasulullah Shalallahu a'laihi wa salam masuk masjid,
Lalu seorang lelaki masuk dan melakukan sholat,
Setelah selesai ia datang dan memberi salam kepada Rasulullah shallallahu Alaihi Wasallam,
Beliau menjawab salamnya lalu bersabda: Ulangilah sholatmu, karena sesungguhnya engkau belum sholat,
Lelaki itu kembali sholat seperti sholat sebelumnya,
Setelah sholatnya yang kedua ia mendatangi Nabi shalallahu a'laihi wa salam, dan memberi salam,
Rasulullah shallallahu Alaihi Wasallam
menjawab: Wa'alaikas salam. Kemudian beliau bersabda lagi: Ulangilah sholatmu, karena sesungguhnya engkau belum sholat. Sehingga orang itu mengulangi sholatnya sebanyak tiga kali, Lelaki itu berkata: Demi Zat yang mengutus Anda dengan membawa kebenaran, saya tidak dapat mengerjakan yang lebih baik daripada ini semua, AJARILAH SAYA
Beliau bersabda: Bila engkau melakukan sholat, bertakbirlah, Bacalah bacaan dari Alquran yang engkau hafal, Setelah itu rukuk hingga engkau tenang(thuma’ninah) dalam rukukmu, Bangunlah hingga berdiri tegak. Lalu bersujudlah hingga engkau tenang(thuma’ninah) dalam sujudmu, Bangunlah hingga engkau tenang(thuma’ninah) dalam dudukmu. Kerjakanlah semua itu dalam seluruh sholatmu.
(Shahih Muslim no.602)
Faidah hadist diatas :
1- Orang tersebut tidak MALU untuk minta kepada Rasulullah Shalallahu a'laihi wa salam di ajari shalat.
2- Ketika kita tidak tahu bagaimana cara ibadah yang benar, minta kepada ahlul ilmi untuk mengajari kita sebagaimana kisah diatas.
Simak definisi malu dari hadist dibawah ini :
عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بِنْ عَمْرٍو الأَنْصَارِي الْبَدْرِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ.
[رواه البخاري ]
Dari Abu Mas’ud, ‘Uqbah bin ‘Amr Al Anshari Al Badri radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya di antara ungkapan yang dikenal manusia dari ucapan kenabian terdahulu ialah: Jika engkau tidak malu, berbuatlah semaumu.” [HR. al-Bukhari]
Definisi Malu
Istilah ‘malu’ secara hakiki adalah: suatu akhlak (dalam jiwa) yang membangkitkan sikap menjauhi hal-hal yang buruk dan mencegah dari perbuatan mengurangi hak pihak yang memiliki hak (Syarhun Nawawi ala Shahih Muslim (2/6)).
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa malu adalah:
Akhlak/ perangai dalam jiwa/ batin yang membangkitkan suatu sikap.
Sikap yang dibangkitkan adalah keengganan untuk :
Melakukan hal-hal buruk, termasuk yang menodai kehormatan dirinya
Menyia-nyiakan hak Allah atau hak hamba Allah.
Ini adalah definisi malu secara syar’i. Atas definisi ini, malu seluruhnya adalah baik.
الْحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّه
ُ
Malu adalah baik seluruhnya (H.R Muslim no 54)
الْحَيَاءُ لَا يَأْتِي إِلَّا بِخَيْر
ٍ
Malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan (H.R alBukhari no 5652 dan Muslim no 53)
Akan tetapi ada malu yang tercela yaitu malu bertanya masalah agama sebagaimana yang di katakan salaf :
Ada dua orang yang tidak akan mendapatkan ilmu : Orang yang malu bertanya dan orang yang sombong.
Ibadah haji ini sangat diperlukan kedekatan yang kuat dengan para ahlul ilmi agar ketika dapat permasalahan pada ibadah haji atau umroh yang kita lakukan langsung kita tanyakan kepada mereka.
Insya allah bersambung ke poin berikutnya
Madinah jum'at 13 ramadhan 1435 / 11 juli 2014
Sumber :
WA DURUS HAJI DAN UMROH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar