Selasa, 05 Mei 2015

APA MAKNA YANG TERKANDUNG PADA HADITS 70.000 ORANG YANG MASUK SURGA TANPA HISAB DAN TANPA ADZAB ?


------------
APA MAKNA YANG TERKANDUNG PADA HADITS 70.000 ORANG YANG MASUK SURGA TANPA HISAB DAN TANPA ADZAB ?

Oleh:
Asy-Syaikh Al-'Allaamah Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin -rahimahullah-

                              ✹✹✹

P E R T A N Y A A N :

Apa arti yang terkandung pada hadist tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan adzab?

J A W A B A N :

Hadits ini adalah hadits yang panjang lagi masyhur yaitu bahwa Nabi ﷺ melihat sekelompok besar manusia yang memenuhi cakrawala, lalu dikatakan kepada beliau:

« هَذِهِ أُمَّتُكَ وَمَعَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ »

"Ini adalah umatmu dan bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan adzab."

Kemudian para Shahabat -radhiyallahu 'anhum- saling bertanya diantara mereka tentang siapakah orang-orang tersebut? Maka Nabi ﷺ bersabda:

« هُمْ الَّذِينَ لَا يَتَطَيَّرُونَ وَلَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُون »

"Mereka adalah:
■ Orang-orang yang tidak meminta untuk diruqyah,
■ Tidak melakukan pengobatan dengan metode kay,
■ Tidak ber-tathoyyur,
■ dan hanya kepada Rabb (Allah) mereka bertawakkal.”

===========================

  Sabda beliau: " لا يسترقـــون” ; yakni tidak meminta kepada seorangpun untuk dibacakan kepada mereka (diruqyah), untuk penyakit yang menimpa mereka.

Sabda beliau: "لا يكــتوون” ; yaitu tidak meminta kepada seorangpun untuk diobati dengan metode kay (besi panas semisal moksibusi).

Sabda beliau: "ولا يتطــيرون”; yakni, mereka tidak tasya'um (merasa sial dan pesimis terhadap takdir yang akan terjadi pada mereka).

dan pada sabdanya: " و على ربهم يتوكلـــون”; yakni mereka menyandarkan perkara kepada Allah secara menyeluruh.

===========================

Dan diketahui dari sabdanya " لا يسترقــون” , "tidak meminta diruqyah" bahwa :
▪jika mereka membacakan kepada selain mereka (meruqyah orang lain) maka TIDAK MENGAPA dan mereka tidak diharamkan dari pahala yang besar ini.
▪Jika orang lain membacakan kepada mereka TANPA PERMINTAAN dari mereka maka ini juga TIDAK MENGAPA dan mereka tidak kehilangan dari pahala yang besar ini.
▪Begitu pula barangsiapa yang diobati dengan metode kay oleh orang lain TANPA MEMINTA KEPADANYA maka demikian juga ia tidak akan diharamkan dari pahala tersebut.

أما التطير فهو التشاؤم، قال العلماء: التشاؤم يكون بمرئي، أو مسموع، أو معلوم.

Adapun "tathoyyur” maka itu adalah tasya'um (dia merasa sial / berprasangka akan terjadi sesuatu yang jelek padanya).
Para ulama mengatakan bahwa tasya'um bisa terjadi dengan sebab sesuatu yang DILIHAT atau DIDENGAR atau suatu FENOMENA (yang ditandai).

⭕Tasya'um (merasa sial) dengan sesuatu yang dilihat, seperti jika seseorang melihat sesuatu lalu muncul pada dirinya firasat jelek.
▪Semisal ia melihat burung hitam seketika ia berkata: "Ini adalah hari gelapku."
▪Atau ia melihat seseorang tergelincir di depannya kemudian mati sehingga ia berkata: "Jika aku melewati jalan ini pasti menimpaku sama seperti apa yang terjadi pada orang ini.”

Atau yang semacam dengan ini.

⭕Tasyaum (berfirasat jelek) dengan sesuatu yang didengar, seperti ketika mendengar kata-kata menggelisahkan yang tidak sesuai kemudian ia berfirasat jelek dan mengurungkan (dari menyelesaikan) keperluannya.

⭕Tasya'um dengan suatu fenomena, yaitu menganggap sial pada hari-hari atau bulan-bulan tertentu. Sebagaimana dahulu dilakukan orang-orang jahiliyah:
▪ Diantara mereka ada yang ber-tasya'um dengan datangnya bulan shofar.
▪Sebagian mereka ada yang menganggap sial bulan syawwal,
▪Diantara mereka ada yang berfirasat jelek pada hari Rabu.
Dan perkara yang lainnya sebagaimana telah masyhur dari cara pandang orang-orang jahiliyyah.

❗MAKA  sesungguhnya tathoyyur (bersikap pesimis atau menganggap sial dengan sesuatu) merupakan kesyirikan, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ :

« الــطِّيَرَةُ شــِرْكٌ، الــطِّيَرَةُ شِــرْكٌ »

"Sikap tathoyyur (menganggap sial dengan sesuatu)merupakan kesyirikan, sikap tathoyyur adalah kesyirikan ”.

☝Dan wajib bagi manusia untuk senantiasa bertawakkal kepada Allah dan bersandar pada-Nya pada setiap urusannya.

Apabila ia melihat sesuatu yang baik untuk dikerjakan maka ia kerjakan. Dan jangan menghiraukan apa yang telah ia dengar dan lihat karena tathoyyur adalah kesyirikan.

Sedangkan definisi tawakkal adalah:

صــدق الاعتمــاد على الله في جلب الـــمنافع ودفــع المضــار مع فعل الأسباب النافعـــة

"Benar-benar bersandar kepada Allah dalam mencari kebaikan dan menolak kejelekan  diiringi dengan melakukan sebab-sebab yang bermanfaat (untuk mencapai tujuannya)."

⚠ KARENA bertawakkal tanpa mengambil sebab dinamakan « تواكــلا » (pura-pura tawakkal), bukan « توكــلا» tawakkal (sejati). 

Sesungguhnya pemimpin orang-orang yang bertawakkal adalah Nabi Muhammad ﷺ-. Bersamaan dengan itu beliau tetap mengambil sebab-sebab yang melindunginya.
▪Sebagaimana yang terjadi pada Perang Uhud dengan memakai dua baju besi khawatir dari hujanan anak panah,
▪juga membuat parit (ketika Perang Khandaq) mengelilingi kota Madinah supaya tidak dimasuki musuh,
▪dan beliau bersembunyi selama tiga hari di dalam Gua Tsur agar tidak ditemukan oleh musuh.

❗Maka melakukan sebab-sebab yang bermanfaat sama sekali tidak menghilangkan sikap tawakkal BAHKAN termasuk kelaziman dalam bertawakkal.

________________
Maka empat sifat ini bahwa:
Mereka tidak meminta untuk diruqyah,
Tidak meminta untuk  berobat dengan besi panas,
Tidak bertathoyyur (pesimis dalam nasib/ berfirasat jelek),
Dan hanya kepada Rabb (Allah) mereka bertawakkal,
☝ADALAH sifat orang yang masuk surga tanpa hisab dan adzab.
AKAN TETAPI perlu diketahui bahwa mereka harus memiliki iman.

⚠ Seandainya kita berasumsi bahwa ada seseorang yang memiliki sifat-sifat itu tapi ia tidak sholat, maka yang seperti ini tidak akan pernah masuk surga, baik dengan hisab ataupun tanpa hisab. KARENA orang yang tidak sholat adalah kafir dan tidak bermanfaat baginya bahwa ia tidak meminta diruqyah, tidak meminta disembuhkan dengan metode besi panas, tidak bertathoyyur, dan dia bertawakkal dan bersandar kepada Allah.

SEHINGGA wajib bagi kita untuk memperhatikan masalah ini."

Sumber: Silsilah Liqoatul Baabil Maftuh (Rangkaian Pertemuan Terbuka ke-12)

〰〰〰〰〰〰〰〰

⚠ Kay adalah salahsatu metode pengobatan dengan menempelkan/ mendekatkan besi panas pada kulit atau daerah tertentu pada tubuh, bahkan dalam suatu riwayat ditempelkan pula ke alis.

                           ----

ـــــــــــــــــــــــــــــ
تطبيق فتاوى بن عثيمين رحمه الله - مـــا المقصـــود بحديث السبعين ألـــفاً الذين يدخلـــون الـــجنة بدون حساب ولا عـــذاب؟

الســؤال:
ما المقصود بحديث السبعين ألفاً الذين يدخلون الجنة بدون حساب، ولا عذاب؟

الجــواب:
هذا الحديث حديث طويل مشهور، وهو أن النبي ﷺ رأى سواداً عظيماً قد سد الأفق فقيل له:
هذه أمتك ومعهم سبعون ألفاً يدخلون الجنة بغير حساب ولا عذاب، فجعل الصحابة -رضي الله عنهم- يتساءلون بينهم من هؤلاء؟ فقال النبي ﷺ :«هم الذين لا يسترقون ولا يكتوون ولا يتطيرون وعلى ربهم يتوكلون».

▪قوله: لا يسترقون، أي: لا يطلبون من أحد أن يقرأ عليهم لمرض كان فيهم.
▪ولا يكتوون، أي: لا يطلبون من أحد أن يكويهم.
▪ولا يتطيرون، أي: لا يتشاءمون.
▪وعلى ربهم يتوكلون، أي: يعتمدون اعتماداً كلياً.

وعلم من قوله: لا يسترقون أنهم لو قرءوا على غيرهم، فلا بأس، ولا يحرمون من هذا الثواب العظيم، وأنه لو قرأ عليهم غيرهم بلا طلب منهم، فلا بأس، ولا يحرمون من هذا الثواب العظيم، وكذلك من كواه غيره بلا طلب منه، فإنه لا يحرم هذا الثواب.

أما التطير فهو التشاؤم، قال العلماء: التشاؤم يكون بمرئي، أو مسموع، أو معلوم.

والتشاؤم من مرئي: مثل أن يرى شيئاً، فيقع في نفسه التشاؤم، كأن يرى طيراً أسود فيقول: هذا سواد يومي، أو كأن يرى أمامه إنساناً عثر، فمات فيتشاءم ويقول: إن ذهبت في هذا الطريق حصل لي مثلما حصل لهذا الشخص، أو ما أشبه ذلك.

والتشاؤم بمسموع: مثل أن يسمع كلمة نابية فيتشاءم ويرجع عن حاجته.

والتشاؤم بالمعلوم: التشاؤم بالأيام أو بالشهور، كما كان أهل الجاهلية يفعلون، منهم من يتشاءم بشهر صفر، ومنهم من يتشاءم بشهر شوال، ومنهم من يتشاءم بيوم الأربعاء، وغير ذلك مما هو معروف من طرق الجاهلية، فإن الطيرة من الشرك كما قال النبي ﷺ : «الطيرة شرك، الطيرة شرك».

وعلى الإنسان أن يتوكل على الله، ويعتمد عليه في أمره كله، وإذا رأى أن من الخير أن يفعل فليفعل، ولا يهمه ما سمعه وما رآه؛ لأن الطيرة من الشرك.

وأما التوكل فهو: صدق الاعتماد على الله في جلب المنافع ودفع المضار مع فعل الأسباب النافعة
لأن التوكل بدون فعل الأسباب النافعة يسمى تواكلاً وليس توكلاً، فإن سيد المتوكلين محمد ﷺ ومع ذلك كان يفعل الأسباب التي تقيه، ففي غزوة أحد ظاهر بين درعين يعني: لبس درعين خوفاً من السهام، وضرب الخندق على المدينة لئلا يدخلها العدو، واختفى في غار ثور ثلاثة أيام لئلا يدركه العدو، فالأسباب النافعة فعلها لا ينافي التوكل أبداً، بل هو من مقتضى التوكل، فهذه الأوصاف الأربعة أنهم: «لا يسترقون، ولا يكتوون، ولا يتطيرون، وعلى ربهم يتوكلون» ، هي من صفات من يدخل الجنة بلا حساب ولا عذاب، ولكن ليعلم أنه لابد أن يكون عندهم إيمان، فلو فرضنا أن أحداً اتصف بهذه الصفات، لكنه لا يصلي فهذا لا يدخل الجنة أبداً لا بحساب، ولا بغير حساب؛ لأن من لا يصلي كافر، ولا ينفعه أنه لا يسترقي، ولا يكتوي، ولا يتطير، وأنه يتوكل ويعتمد على الله، فيجب أن ننتبه إلى هذه المسألة.

المصدر: سلسلة لقاءات الباب المفتوح > لقاء الباب المفتوح [12]
الحديث وعلومه > شروح الحديث
رابط المقطع الصوتي

                              ✲✹✲

Sumber:
http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/od_012_11.mp3
(durasi 05:12)

✏Alih Bahasa:
Abu Kuraib Habib bin Ahmad (Bandung) -hafidzahullah- [FBF-1]

______________
مجموعـــــة توزيع الفـــــوائد
❂ WA Forum Berbagi Faidah [FBF] | www.alfawaaid.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar