Kamis, 27 Oktober 2016

Taqwa Kunci Segala Kebaikan


🌺📬 TAQWA KUNCI SEGALA KEBAIKAN

☄ asy-Syaikh al-Imam 'Abdul 'Aziz bin 'Abdillah bin Baz rahimahullah,

📔 "Engkau wahai hamba Allah, apabila engkau membaca Kitabullah dari awal hingga akhirnya, akan engkau dapatkan bahwa taqwa merupakan yang paling utama dari segala kebaikan, kunci segala kebaikan, dan sebab segala kebaikan di dunia dan akhirat.
🌩🌪 Datang berbagai musibah, bencana, cobaan, dan hukuman tidak lain karena meremehkan Taqwa, terdapat cacat padanya, atau menyia-nyiakannya atau menyia-nyiakan salah satu bagian darinya.

🌅 TAQWA merupakan sebab kebahagian dan keselamatan. Jalan keluar dari berbagai kesulitan. Sebab kemuliaan dan pertolongan di dunia maupun di akhirat."

 فأنت يا عبد الله إذا قرأت كتاب ربك من أوله إلى آخره تجد التقوى رأس كل خير، ومفتاح كل خير، وسبب كل خير في الدنيا والآخرة، وإنما تأتي المصائب والبلايا والمحن والعقوبات بسبب الإهمال أو الإخلال بالتقوى وإضاعتها، أو إضاعة جزء منها، فالتقوى هي سبب السعادة والنجاة، وتفريج الكروب، والعز والنصر في الدنيا والآخرة،

🌎 http://www.binbaz.org.sa/article/361

•••••••••••••••••••••
🌠📝📡 Majmu'ah Manhajul Anbiya
📟▶ Join Telegram https://tlgrm.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

🏅🎗 TAQWA ... DEMI MERAIH KEMULIAAN DI DUNIA DAN NIKMAT DI AKHIRAT

☄ asy-Syaikh al-Imam 'Abdul 'Aziz bin 'Abdillah bin Baz rahimahullah,

📌 "Manusia membutuhkan rizki yang halal dan baik di dunia ini. Juga membutuhkan kenikmatan yang kekal di akhirat. Itu merupakan nikmat terbaik terbesar, tidak ada kenikmatan di atasnya.
Tidak ada cara dan tidak ada jalan untuk meraihnya kecuali dengan TAQWA.
☀ Maka barangsiapa yang menginginkan kemuliaan di dunia dan rizki yang halal padanya, serta nikmat di akhirat, maka hendaknya dia berpegang kepada TAQWA."

والإنسان محتاج أيضاً إلى الرزق الحلال الطيب في هذه الدار، وإلى النعيم المقيم في الآخرة، وهو أحسن نعيم وأعظم النعيم ولا نعيم فوقه، ولا طريق إلى ذلك ولا سبيل إلا بالتقوى، فمن أراد عز الدنيا والرزق الحلال فيها، والنعيم في الآخرة، فعليه بالتقوى.

🌎 http://www.binbaz.org.sa/article/361

•••••••••••••••••••••
🌠📝📡 Majmu'ah Manhajul Anbiya
📟▶ Join Telegram https://tlgrm.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

🛍💐 TAQWA DAN ILMU

☄ asy-Syaikh al-Imam 'Abdul 'Aziz bin 'Abdillah bin Baz rahimahullah,

🌷 "Manusia membutuhkan ilmu, bashirah, dan hidayah. Tidak ada cara untuk mencapai itu kecuali dengan TAQWA.
🔅 Sebagaimana Firman Allah 'Azza wa Jalla,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا
"Wahai orang-orang beriman apabila kalian bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah jadikan untuk kalian Furqan." [ al-Anfal : 29 ]

📌 makna al-Furqan sebagaimana dijelaskan oleh para 'ulama adalah : cahaya yang dengannya bisa dibedakan antara al-Haq (kebenaran) dan kebatilan, antara hidayah dan kesesatan.

⛵ Tak tersembunyi bagi barangsiapa yang mau merenungkan, bahwa kesungguhan dalam menuntut ilmu dan tafaqquh (mempelajari/mendalami) agama TERMASUK KETAQWAAN. Dengan itu bisa diperoleh cahaya dan hidayah, yang keduanya itulah AL-FURQAN."

والإنسان محتاج إلى العلم والبصيرة والهدى، ولا سبيل إلى ذلك إلا بالتقوى، كما قال عز وجل: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا، والفرقان كما قال أهل العلم: هو النور الذي يفصل به بين الحق والباطل، وبين الهدى والضلال.

ولا يخفى على من تأمل أن الاجتهاد في طلب العلم والتفقه في الدين من جملة التقوى، وبذلك يحصل النور والهدى، وهما الفرقان.

🌎 http://www.binbaz.org.sa/article/361

•••••••••••••••••••••
🌠📝📡 Majmu'ah Manhajul Anbiya
📟▶ Join Telegram https://tlgrm.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

📔🏵 TAQWA ... KUNCI KEMENANGAN

☄ asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdillah bin Baz rahimahullah,

🏅 "Mereka mencapai kepemimpinan umat, disebut-sebut dengan kebaikan, kemenangan demi kemenangan terhadap berbagai negeri, tidak lain oleh sebab KETAQWAAN mereka kepada Allah, melaksanakan perintah-perintah-Nya, membela agama-Nya, dan mereka bersatu di atas Tauhid dan ketaatan kepada-Nya."

🌎 http://www.binbaz.org.sa/article/361

•••••••••••••••••••••
🌠📝📡 Majmu'ah Manhajul Anbiya
📟▶ Join Telegram https://tlgrm.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

💐🌿 TAQWA SEBAB KELAPANGAN DAN KEMUDAHAN

☄ asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdillah bin Baz rahimahullah,

🛤 "Seseorang apabila telah sempit kondisi yang ada di hadapannya, pintu-pintu sebagian kebutuhannya juga tertutup di hadapannya, maka taqwa merupakan KUNCI PEMBUKA BERBAGAI KESEMPITAN tersebut.
⛵ TAQWA MERUPAKAN SEBAB KEMUDAHAN dari berbagai kesempitan. Sebagaimana Firman Allah Ta'ala :
 وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
"Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah jadikan untuknya kemudahan dari urusannya." [ ath-Thalaq : 4 ]

و الإنسان قد تضيق أمامه الدروب، وتسد في وجهه الأبواب في بعض حاجاته، فالتقوى هي المفتاح لهذه المضائق وهي سبب التيسير لها، كما قال عز وجل:
 وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا،

🌎 http://www.binbaz.org.sa/article/361

•••••••••••••••••••••
🌠📝📡 Majmu'ah Manhajul Anbiya
📟▶ Join Telegram https://tlgrm.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

🏵💐🗺 TAQWA DAN SABAR

☄ asy-Syaikh al-Imam 'Abdul 'Aziz bin 'Abdillah bin Baz rahimahullah,

🎗 "Sabar merupakan salah satu cabang taqwa yang paling besar. Allah gabungkan penyebutan taqwa dan sabar dalam firman-Nya

وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا
"Apabila kalian BERSABAR dan BERTAQWA." [ Ali 'Imran : 125 ]

Ini adalah mengiringkan suatu yang umum pada suatu yang khusus.

🌅 Harus ada kesabaran dalam berjihad menghadapi musuh-musuh, sabar dalam berjaga di fron terdepan, sabar dalam mempersiapkan kemampuan berupa perbekalan dan fisik yang kuat terlatih. Sebagaimana pula harus sabar dalam mempersiapkan persenjataan yang mampu dilakukan, yaitu senjata yang sebanding dengan persenjataan musuh atau di atasnya sesuai kemampuan.
⛵ Bersama kesabaran tersebut, harus disertai pula dengan KETAQWAAN kepada Allah dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Berhenti pada batas-batas-Nya, tunduk di hadapan-Nya. Beriman bahwa Dia adalah penolong, dan bahwa pertolongan/kemenangan itu hanyalah datang dari sisi-Nya, bukan karena banyaknya tentara bukan pula karena banyaknya persenjataan, tidak pula karena sebab-sebab lainnya.
🌠 Pertolongan/kemenangan semata-mata dari Allah. Adapun sebab-sebab itu dijadikan untuk menentramkan hati dan membuatnya gembira dengan adanya sebab-sebab kemenangan."

والصبر من أعظم شعب التقوى، وعطفها عليه في قوله سبحانه: ( وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا ) من عطف العام على الخاص، فلابد من صبر في جهاد الأعداء، ولابد من صبر في الرباط في الثغور، ولابد من صبر في إعداد المستطاع من الزاد والبدن القوي المدرب، كما أنه لابد من الصبر في إعداد الأسلحة المستطاعة التي تماثل سلاح العدو أو تفوقه حسب الإمكان، ومع هذا الصبر لابد من تقوى الله في أداء فرائضه وترك محارمه، والوقوف عند حدوده، والانكسار بين يديه، والإيمان بأنه الناصر، وأن النصر من عنده لا بكثرة الجنود ولا بكثرة العدة، ولا بغير ذلك من أنواع الأسباب، وإنما النصر من عنده سبحانه، وإنما جعل الأسباب لتطمين القلوب وتبشيرها بأسباب النصر

🌎 http://www.binbaz.org.sa/article/361

•••••••••••••••••••••
🌠📝📡 Majmu'ah Manhajul Anbiya
📟▶ Join Telegram https://tlgrm.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Selasa, 25 Oktober 2016

Faidah-Faidah Fiqhiyah dari Kitab Umdatul Ahkam (11)


📚 FAEDAH-FAEDAH FIQHIYAH DARI KITAB ‘UMDATUL AHKAM 📚

💧BAB ADAB MASUK WC
DAN BUANG HAJAT🏡

🌹HADITS KESEBELAS🌹

🔊 عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ - رضي الله عنه -: أَنَّ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ إذَا دَخَلَ الْخَلاءَ قَالَ: «اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ».

🔊 Dari Anas radhiyallahu anhu, ia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masuk kedalam tempat buang hajat, maka beliau selalu berdo'a: ALLAHUMMAA INNII A'UUDZU BIKA MINAL KHUBUTSI WAL KHABAA`ITS (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan)." [HR. al-Bukhary – Muslim]
—------------------------------------------------------------------------------------—

📬 Faedah yang terdapat dalam hadits:
📎 1. Disunnahkan membaca doa ini ketika akan buang hajat, baik buang air besar maupun buang air kecil.
Al-Imam an-Nawawy rahimahullah berkata: "Doa ini adalah doa yang telah disepakati kesunnahannya."
📎 2. Doa ini dibaca ketika akan masuk WC, bukan setelah masuk WC baru berdoa, sebagaimana hal ini ditunjukkan dalam riwayat al-Imam al-Bukhary dalam kitab Adabul Mufrad.
📎 3. Jumhur ulama berpendapat bahwa doa ini disyariatkan pula ketika buang hajat di padang pasir atau yang semisalnya. Dzikir ini bukan khusus ketika mau masuk WC saja, tetapi di semua tempat ketika dia akan buang hajat.

🔐 Masalah: Kapan doa ini dibaca apabila buang hajatnya di padang pasir atau yang semisalnya?
🔑 Pendapat yang dipilih oleh kebanyakan para ulama adalah dibaca ketika akan menurunkan pakaiannya (membuka auratnya) untuk buang hajat.

⚠️ Peringatan:
Dalam riwayat Sa'id bin Manshur dan Ibnu Abi Syaibah dari hadits Anas bin Malik terdapat tambahan lafazh "BISMILAH" sebelum membaca doa diatas. Namun riwayat ini telah dilemahkan oleh Ibnu Abi Hatim dalam kitab 'Ilalnya. Dalam riwayat tersebut ada perawi yang bernama Abu Mi'syar Najih bin Abdurrahman as-Sindi, dia adalah perawi yang dha'if (lemah) dan ia telah menyelisihi 11 perawi yang lain, yang mana mereka tidak meriwayatkan dengan tambahan basmalah, sehingga riwayat haditsnya dikatakan "munkar".

🔐 Masalah: Apa yang kita baca disaat keluar dari WC setelah buang hajat?
🔑 Diriwayatkan oleh al-Bukhary dalam kitab Adabul Mufrad dan Ashhabus Sunan dari hadits 'Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam disaat keluar dari WC beliau mengucapkan:
"غُفْرَانَكَ"
"GHUFRAANAKA (Aku mohon ampunan-Mu)."

🔊 Berkata Syaikh al-Albani: "Sanad hadits ini shahih. Dan telah dishahihkan oleh Abu Hatim, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Ibnul Jaarud, al-Hakim, an-Nawawy dan adz-Dzahaby [Shahih Abu Dawud 1/59]

⚠️ Adapun hadits Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, dia berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا خَرَجَ مِنَ الْخَلَاءِ قَالَ: «الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنِّي الْأَذَى وَعَافَانِي»

"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam jika keluar dari tempat buang hajat selalu mengucapkan: "ALHAMDULILLAAHILLADZII ADZHABA 'ANNIL ADZAA WA 'AAFAANII (Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan dariku rasa sakit dan menjaga kesehatanku)." [HR. Ibnu Majah, dilemahkan Syaikh al-Albani]

Hadits ini adalah hadits yang lemah, karena dalam sanadnya terdapat perawi yang bernama Ismail bin Muslim. Berkata Ibnu Hajar tentang perawi ini dalam kitab At Taqrib: "lemah dalam periwayatan hadits" dan dalam kitab Zawaid beliau berkata: "telah disepakati kelemahan haditsnya" [lihat kitab Al Irwa karya Syaikh al-Albani no. 53]
📎 4. Wajib bagi seseorang yang ingin buang hajat untuk menjauh diri dari pandangan manusia, hal ini dalam rangka menjaga auratnya dan juga tidak menzhalimi manusia disaat buang hajat dengan baunya.
📎 5. Hadits ini menunjukkan bahwa berdzikir kepada Allah merupakan sebab terjaganya diri dari gangguan setan. Sebagaimana pula yang ditunjukkan dalam hadits-hadist yang lain, seperti;

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَنْ قَالَ - يَعْنِي - إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ: بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، يُقَالُ لَهُ: كُفِيتَ، وَوُقِيتَ، وَتَنَحَّى عَنْهُ الشَّيْطَانُ "

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang ketika keluar dari rumahnya mengucapkan; BISMILLAAH, TAWAKKALTU 'ALALLAHI, LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH (dengan nama Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan dengan pertolongan Allah) maka dikatakan baginya, engkau telah mendapatkan kecukupan, telah mendapat pertolongan dan setan menjauh darimu." [HR. at-Tirmidzy, dishahihkan Syaikh al-Albany]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: " مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ، وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ، يَوْمَهُ ذَلِكَ، حَتَّى يُمْسِيَ وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ. الحديث

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha ilIallaahu wahdah, Iaa syariikalahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir' (Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, Dialah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada sekutu bagi-Nya, Dialah yang memiliki alam semesta dan segala puji hanya bagi-Nya. Allah adalah Maha Kuasa atas segaIa sesuatu) dalam sehari seratus kali, maka orang tersebut akan mendapat pahala sama seperti orang yang memerdekakan sepuluh orang budak, dicatat seratus kebaikan untuknya, dihapus seratus keburukan untuknya. Pada hari itu ia akan terjaga dari godaan setan sampai sore hari dan tidak ada orang lain yang melebihi pahalanya, kecuali orang yang membaca lebih banyak dan itu." [HR. Muslim]

🚪 Wallahu a’lam wal muwaffiq ila ash shawab.

=========================================
✒️ ditulis oleh Abu Ubaidah bin Damiri al-Jawi
📚 FORUM KIS 📚
📡 https://telegram.me/FORUMKISFIQIH

Silisilah/Serial yang lain dari artikel FAEDAH-FAEDAH FIQHIYAH DARI KITAB ‘UMDATUL AHKAM dàpat dibaca disini

Rabu, 19 Oktober 2016

Faidah-Faidah Fiqhiyah dari Kitab Umdatul Ahkam (10)


📚 FAEDAH-FAEDAH FIQHIYAH DARI KITAB ‘UMDATUL AHKAM 📚

🌹HADITS KESEPULUH🌹

🔊 عَنْ نُعَيْمِ الْمُجْمِرِ عَنْ أبيِ هريرة رَضِيَ الله عَنْهُ عَنِ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم أنَهُ قَالَ: «إنَّ أمتي يُدْعَون يومَ القيَامةِ غُرُّا مُحَجَّلِينَ مِنْ آثارِ الْوُضُوءِ، فَمن استطَاَعَ مِنْكُمْ أن يُطِيلَ غرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ».
🔊 وفي لفظ آخر: رَأيْتُ أبَا هُريرةَ يتوضأ، فَغَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيهِ حَتى كَادَ يَبْلُغُ المَنْكِبَينِ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ حَتَى رَفَعَ إلَى السَّاقَيْن، ثُمَّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: «إن أمتي يُدْعَوْنَ يَوْم القِيَامَةِ غرا مُحَجلِين من آثار الوُضُوءِ، فمَنِ اسْتَطَاَعَ مِنْكُمْ أنْ يُطِيل غرته وَتَحْجيلَهُ فَلْيَفْعَل».
🔊 وفي لفظ لمسلم: سَمِعْتُ خليلي صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: « تبلغ الحِلْيَةُ من الْمُؤْمِنِ حَيْثُ يَبْلُغُ الْوُضُوءُ».

Dari Nu'aim al-Mujmir, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya umatku akan dihadirkan pada hari kiamat dalam keadaan putih bercahaya disebabkan bekas wudhu, barangsiapa di antara kalian bisa memperpanjang cahayanya hendaklah ia lakukan." [HR. al-Bukhary – Muslim]
dalam lafal yang lain: "aku melihat Abu Hurairah berwudhu, lalu membasuh wajahnya dan kedua tangannya hingga hampir mencapai lengan, kemudian membasuh kedua kakinya hingga meninggi sampai pada kedua betisnya, kemudian dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya umatku datang pada hari kiamat dalam keadaan putih bercahaya disebabkan bekas wudhu. Maka barangsiapa di antara kalian mampu untuk memanjangkan putih pada wajahnya maka hendaklah dia melakukannya'." [HR. Muslim]
dalam lafal Muslim: "Perhiasan seorang mukmin adalah sejauh mana air wudhunya membasuh."
—-------------------------------------------------------------------------

📬 Faedah yang terdapat dalam Hadits:
📎 1. Keutamaan berwudhu, yang mana bekas wudhu menjadi sebab dia mendapatkan cahaya putih berkilau nan indah pada muka, tangan dan kakinya.
📎 2. Sebagian ulama berdalil dengan hadits ini, bahwa wudhu merupakan khushushiyah (syariat yang khusus) untuk umat Islam. Ini adalah pendapat yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah. Mereka juga berdalil dengan hadits:

«لَكُمْ سِيمَا لَيْسَتْ لِأَحَدٍ مِنْ الْأُمَمِ»

"Kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki oleh umat-umat yang lainnya." [HR. Muslim, dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu]

Namun jumhur ulama berpendapat bahwa wudhu juga merupakan syariat umat-umat terdahulu. Dengan dalil-dali sebagai berikut:
🔸a. Kisah Sarah istri Nabi Ibrahim 'alaihissalam bersama seorang raja yang zhalim. Tatkala sang raja berhasrat kepada Sarah dan ingin merusak kehormatannya, maka Sarah berkata: "Ijinkan saya berwudhu dan menunaikan shalat." Kemudian dia pergi berwudhu dan shalat. [HR. al-Bukhary, dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu]
🔸b. Kisah Juraij, seorang ahli ibadah ketika dituduh berzina dengan seorang perempuan, dalam hadits tersebut dia juga meminta ijin untuk berwudhu dan kemudian shalat.
Dua hadits ini menunjukkan bahwa wudhu juga merupakan syariat umat sebelum kita.

📋 Kesimpulan:
Dari dalil-dalil yang dipaparkan oleh kedua pendapat diatas, menunjukkan bahwa pendapat yang kuat dan terpilih adalah pendapat jumhur ulama, bahwa wudhu juga merupakan syariat umat sebelum kita. Adapun yang menjadi kekhususan umat ini adalah tanda putih yang bercahaya pada wajah, kedua tangan dan kaki disebabkan bekas wudhu. Pendapat ini dipilih Ibnu Hajar.
📎 3. Para ulama berbeda pendapat dalam hukum memanjangkan basuhan pada kedua tangan hingga hampir mencapai lengan, dan juga membasuh kedua kaki hingga meninggi sampai pada kedua betisnya. Pendapat yang kuat dan terpilih adalah hal tersebut bukan hal yang disunnahkan. Ini adalah pendapat Imam Malik, Ahli Madinah dan Ahmad dalam salah satu riwayatnya. Diantara dalil mereka adalah sebagai berikut:
📌- Pengklaiman bahwa disunnahkan memanjangkan basuhan pada kedua tangan hingga hampir mencapai lengan, dan juga membasuh kedua kaki hingga meninggi sampai pada kedua betisnya adalah ibadah, maka membutuhkan dalil yang shahih dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
📌- Para shahabat yang meriwayatkan sifat-sifat wudhu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hanya menyebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membasuh muka, membasuh kedua tangan sampai siku, dan membasuh kedua kaki sampai mata kaki saja, tidak lebih dari itu. Demikian pula yang ditunjukan dalam ayat wudhu, yang mana ayat tersebut termasuk diantara ayat yang terkahir diturunkan.
📌- Adapun hadits Abu Hurairah, dengan lafal;

«فَمن استطَاَعَ مِنْكُمْ أن يُطِيلَ غرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ»

"barangsiapa di antara kalian bisa memperpanjang cahayanya hendaklah ia lakukan"

⚠️ Lafal ini adalah mudraj, yaitu bukan dari sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, melainkan dari perkataan Abu Hurairah. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Hajar, Syaikhul Islam dalam Majmu Fatawa [1/279-280], Ibnul Qayyim dalam kitab I'lam Al Muwaqi'in [6/316], dan juga Syaikh Al Albany dal kitab Adh Dha'ifah [3/106].

Hal ini diperkuat juga dengan hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, yang mana padanya Nu'aim al-Mujmir -perawi dari Abu Hurairah- ragu dalam meriwayatkan lafal tersebut:

فَقَالَ نُعَيْمٌ: "لَا أَدْرِي قَوْلُهُ مَنْ اسْتَطَاعَ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ مِنْ قَوْلِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ مِنْ قَوْلِ أَبِي هُرَيْرَةَ"

"Nu'aim berkata; Aku tidak tahu apakah perkataan "barangsiapa dari kalian mampu memperpanjang cahayanya hendaklah ia lakukan" sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam atau perkataan Abu Hurairah?" [HR. Ahmad]
📌- Demikian pula perbuatan Abu Hurairah tersebut telah diingkari oleh para shahabatnya, ini hanyalah ijtihad dari beliau radhiyallahu 'anhu, terbukti dia melakukan hal ini dengan secara sembunyi-sembunyi karena kuatir diingkari, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim;

عَنْ أَبِي حَازِمٍ قَالَ كُنْتُ خَلْفَ أَبِي هُرَيْرَةَ وَهُوَ يَتَوَضَّأُ لِلصَّلَاةِ فَكَانَ يَمُدُّ يَدَهُ حَتَّى تَبْلُغَ إِبْطَهُ فَقُلْتُ لَهُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ مَا هَذَا الْوُضُوءُ فَقَالَ يَا بَنِي فَرُّوخَ أَنْتُمْ هَاهُنَا لَوْ عَلِمْتُ أَنَّكُمْ هَاهُنَا مَا تَوَضَّأْتُ هَذَا الْوُضُوءَ سَمِعْتُ خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ تَبْلُغُ الْحِلْيَةُ مِنْ الْمُؤْمِنِ حَيْثُ يَبْلُغُ الْوَضُوءُ

"dari Abu Hazim dia berkata, "Saya dibelakang Abu Hurairah saat dia sedang berwudhu untuk shalat. Dia memanjangkan tangannya hingga mencapai ketiaknya, maka saya berkata kepadanya, 'Wahai Abu Hurairah, wudhu apaan ini?' Dia menjawab, 'Wahai bani Farrukh, kalian di sini?! kalau saya tahu kalian di sini, niscaya aku tidak akan berwudhu dengan (cara) wudhu ini. Saya mendengar kekasihku shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perhiasan seorang mukmin adalah sejauh mana air wudhunya membasuh." [HR. Muslim]

💍 Pendapat ini dipilih oleh Syaikhul Islam, Ibnul Qayyim, Syaikh Muhamad bin Ibrahim Alu Syaikh, Syaikh As Sa'di, Syaikh Bin baz, Syaikh al-Albani, Syaikh al-'Utsaimin, Syaikh Muqbil dan ulama yang lainnya.

Wallahu a’lam wal muwaffiq ila ash shawab.

=========================================
✒️ ditulis oleh Abu Ubaidah bin Damiri al-Jawi
📚 FORUM KIS 📚
📡 https://telegram.me/FORUMKISFIQIH

Silisilah/Serial yang lain dari artikel FAEDAH-FAEDAH FIQHIYAH DARI KITAB ‘UMDATUL AHKAM dàpat dibaca disini

Minggu, 16 Oktober 2016

Tuduhan Dusta Yang Dibuat-buat Oleh Para Musuh-musuh Tauhid Dan Jawaban Terhadapnya


💥⛔️♨️TUDUHAN DUSTA YANG DIBUAT-BUAT OLEH PARA MUSUH-MUSUH TAUHID DAN JAWABAN TERHADAPNYA

✍Ditulis oleh syaikh Abu Ammar 'Ali Bin Husain Al Hudzaifi حفظه اللّٰه.

▪️Mereka mengatakan : "Sesungguhnya jalan dakwah syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab telah melahirkan kekacauan dalam hal pengkafiran terhadap kaum muslimin", bahkan sebagian mereka mengatakan : "Sesungguhnya gerakan Juhaiman, peledakan bom di daerah 'Ulayya dan daerah lainnya di Kerajaan Saudi Arabia tidak lain adalah merupakan hasil dari dakwah syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab.

▪️Dan disana ada yang mengatakan : "Sesungguhnya dakwah syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab telah menghasilkan kelompok Da'isy (ISIS) dan yang semisal dengannya".

▪️Yakni syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab datang dengan membawa pemikiran takfir yang menimbulkan gerakan pemberontakan terhadap penguasa, dan menimbulkan terjadinya peledakan-peledakan dan aksi-aksi bom bunuh diri serta menghasilkan jaringan-jaringan terorisme.

✅A. Ini merupakan syubhat paling zholim yang dikobarkan untuk memperburuk citra dakwah syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab yaitu syubhat pengkafiran terhadap kaum muslimin, penghalalan darah mereka dan pembolehan dalam memerangi mereka.

▪️Dan syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab dakwahnya tegak di atas dua perkara :

☑️Yang pertama : Bahwa beliau tidaklah mengkafirkan melainkan orang yang dikafirkan oleh Allah dan RosulNya dan disepakati oleh umat islam atas kekafirannya, seperti orang yang memalingkan ibadah kepada selain Allah Ta'ala.

☑️Yang kedua : Keharusan dalam menegakkan hujjah atas orang yang belum sampai kepadanya ilmu.

▪️Dan sungguh syaikh telah terang-terangan dalam berlepas diri dari apa yang dituduhkan kepada beliau berupa kedustaan-kedustaan ini dan beliau membantah syubhat-syubhat semisal ini serta beliau mengirimkan bantahan-bantahannya ke berbagai negeri.

▪️Beliau berkata dalam salah satu risalahnya : "Adapun apa yang disebutkan oleh para musuh-musuh dakwah bahwa aku mengkafirkan dengan sebab praduga dan dengan sebab loyalitas atau aku mengkafirkan seorang yang jahil yang belum tegak hujjah atasnya, maka ini merupakan kedustaan yang besar yang mereka ingin membuat manusia lari dari agama Allah dan RosulNya".

▪️Dan beliau berkata pada risalah beliau yang lain ketika membantah sebagian orang yang mengada-adakan kedustaan : "Demikian pula penipuan yang ia lakukan terhadap orang-orang yang bodoh bahwa Ibnu Abdil Wahhab mengatakan : orang yang tidak masuk dalam ketaatan kepadaku maka ia kafir.
Kita katakan : Maha suci Engkau (Ya Allah) ini merupakan kedustaan yang besar, bahkan kami jadikan Allah sebagai saksi atas apa yang Dia ketahui dari hati-hati kami bahwa barangsiapa yang mengamalkan tauhid dan berlepas diri dari kesyirikan dan para pelakunya maka ia seorang muslim di zaman apapun dan tempat manapun, namun kita hanyalah mengkafirkan orang yang menyekutukan Allah dalam ibadah setelah nampak baginya hujjah atas batilnya kesyirikan".

▪️Dan yang benar bahwa sumber takfir masa ini pada hakikatnya adalah kitab-kitab Ikhwanul Muslimin secara umum dan kitab-kitab Sayyid Quthb secara khusus.

▪️Dan para da'i Ikhwanul Muslimin mengakui bahwa  pemikiran takfir ini meluap hingga ke permukaan masyarakat disebabkan kitab-kitab Sayyid Quthb terutama kitab "Zhilalul Quran" dan "Ma'alim Fit Thoriq" dan masyarakat melihat pengaruh-pengaruh dari kitab-kitab Sayyid Quthb dengan pandangan mata mereka sendiri, lantas ada apa dengan upaya pengkaburan ini ?

▪️Dakwah syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab telah berjalan selama tiga abad lamanya dan tidaklah menghasilkan melainkan kebaikan, diantara kebaikan yang terhasilkan dari dakwah beliau adalah kebangkitan ilmu yang bisa disaksikan, amar ma'ruf dan nahi mungkar serta dakwah kepada tauhid dan selain itu.

▪️Dan barangsiapa yang menuduh dakwah syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab dengan tuduhan dusta ini maka ia mengetahui bahwa sebab adanya pemikiran takfir adalah kitab-kitab Sayyid Quthb namun ia terus-menerus membela Sayyid Quthb dengan kuat dan terus-menerus menyematkan tuduhan takfir kepada Al Imam Al Mujaddid Muhammad Bin Abdil Wahhab secara zholim.

✅B. Adapun ucapan mereka : "Sesungguhnya dakwah Muhammad Bin Abdil Wahhab telah melahirkan kelompok Da'isy (ISIS) dan yang semisalnya".

▪️Maka jawaban kita dari tuduhan dusta tersebut ialah bahwa dakwah syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab berbeda dengan apa yang dilakukan oleh jaringan Da'isy (ISIS) teroris, dan itu nampak dari beberapa sisi :

1⃣Bahwasanya Jazirah Arab yang merupakan tempat dakwah syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab tidaklah melahirkan pemikiran takfir selama kurang lebih tiga abad, seandainya apa yang mereka ucapkan itu benar niscaya bumi Jazirah Arab menjadi sumber Da'isy (ISIS) dan sekte-sekte berpemikiran takfir di sepanjang tiga abad ini dengan keluarnya Khowarij dari waktu ke waktu, namun kita dapati bahwa sumber jaringan-jaringan berpemikiran takfir adalah bumi Mesir, bumi Iraq, Syam dan Yaman dan selain tempat tersebut dari tempat-tempat yang menyebar disana dakwah kelompok Ikhwanul Muslimin dan cabang-cabangnya, dan kita dapati bahwa bumi Haromain (Makkah dan Madinah) merupakan bumi ilmu dan ulama' di sepanjang tiga abad lamanya.

▪️Maka bagaimana mungkin bumi Mesir, Irak, Syam dan Yaman dan selain tempat tersebut melahirkan jaringan-jaringan terorisme dengan dugaan bahwa jaringan-jaringan terorisme tersebut terpengaruh dengan dakwah syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab, sementara bumi Haromain yang merupakan sumber dakwah syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab tidak melahirkan jaringan-jaringan terorisme tersebut ?!

2⃣Bagaimana mungkin dakwah syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab melahirkan jaringan Da'isy (ISIS) padahal kita melihat bahwa orang-orang yang berdiri menghadapi (melawan) jaringan terorisme ini adalah para da'i-da'i tauhid dan tentara-tentaranya yang setia dari kalangan anak-anak madrosah syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab dan orang-orang yang terpengaruh dengan dakwahnya ?!

▪️Kita semua mengetahui bahwa Kerajaan Saudi Arabia-yang tegak di atas asas-asas dakwah tauhid-memerangi terorisme dengan jujur, dan membelanjakan anggaran yang besar untuk memerangi terorisme bahkan Kerajaan tersebut termasuk negara terdepan yang berdiri dengan sungguh-sungguh dan teguh dalam menghadapi jaringan-jaringan terorisme ini yang mana islam berlepas diri dari jalan dan perbuatan-perbuatannya.

3⃣Bahwasanya madrosah syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab berdiri di atas baiat terhadap para penguasa di bumi Haromain (KSA) dan tulus dalam melakukan baiat tersebut serta menetapi jamaah mereka.

4⃣Bahwasanya para pembesar jaringan-jaringan terorisme ini dan para da'i yang mengajak kepada pemikiran takfir ini menuduh madrosah syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab dengan tuduhan Murjiah dan menuduh mereka dengan sifat yang paling keji dikarenakan mereka meyakini tentang wajibnya mendengar dan mentaati penguasa, maka ini menunjukkan adanya perbedaan yang besar antara madrosah syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab yang meyakini wajibnya mendengar dan mentaati penguasa dengan madrosah-madrosah berpemikiran takfir.

5⃣Penelitian-penelitian ilmiah telah menetapkan bahwa yang melindungi jaringan-jaringan terorisme ini dan menyediakan bantuan pangan terhadapnya serta membantunya dengan anggaran dana yang besar adalah musuh-musuh tauhid seperti Iran yang telah melahirkan kaum Hutsiyyun di Yaman dan dan melahirkan apa yang disebut Hizbullah di Lebanon dan semisal itu pula di Bahrain dan selainnya serta mengatur pergerakan jaringan ISIS dan mempekerjakannya dalam rangka melayaninya dan melaksanakan rencana-rencananya di Jazirah Arab dan selainnya, semua itu dalam rangka membuat huru-hara di tempat-tempat tersebut.

▪️Dan agenda orang-orang kafir punya andil dalam pembentukan jaringan Da'isy (ISIS) atau dalam melindunginya dan menyediakan pangan untuknya dalam rangka bekerja sama dalam menguasai negeri-negeri kaum muslimin dan memperburuk citra dakwah syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab yang murni.

6⃣Bahkan musuh-musuh dakwah syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab رحمه اللّٰه merekalah yang mengkafirkan keumuman kaum muslimin.

▪️Maka Iran dan para pengikutnya dari kalangan Rofidhoh mengkafirkan negeri-negeri kaum muslimin secara umum dan mereka tidak memandang adanya negara yang syar'i kecuali negara Iran dan orang-orang yang mengikutinya, oleh karena inilah mereka menyodorkan revolusi mereka kepada keumuman negeri-negeri kaum muslimin, dan tidaklah kegoncangan-kegoncangan serta kekacauan yang ditimbulkan oleh Iran melainkan disebabkan revolusi yang mereka cetuskan.

▪️Maka pemikiran takfir yang sesungguhnya ada pada musuh-musuh dakwah tauhid dari kalangan Quburiyyin Rofidhoh, adapun kaum Shufiyyah maka kita tidak mendapati mereka memiliki sikap yang mulia dari kekacauan yang ditimbulkan oleh Iran ini, dan ini tidaklah aneh dikarenakan tasawwuf merupakan pintu masuk menuju pemikiran tasyayyu' (syi'ah).

▪️Jika mereka (kaum Shufiyyah) jujur dalam memerangi pemikiran takfir dan terorisme maka hendaklah mereka menampakkan kepada kita sikap yang mulia dari pemikiran takfir yang berjalan di atasnya kaum Rofidhoh ini.

📝Sumber : Risalah yang berjudul "Firyah Li A'daa-it Tauhid Wal Jawabu 'Anha".

▪️Selesai.

▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
📲telegram.me/dinulqoyyim

Senin, 10 Oktober 2016

Adab-adab Membaca Al-Quran Al-Karim


===========================
📚 ADAB-ADAB MEMBACA AL-QURAN AL-KARIM 📚
===========================

Membaca Al-Quran adalah ibadah yang sangat agung. Dalam menunaikan ibadah ini ada beberapa adab yang semestinya diperhatikan oleh setiap yang membaca Al-Quran. Diantara adab-adab tersebut:

🌾 Pertama: Memurnikan niat,

Yakni membaca Al-Quran ikhlash karena Alloh semata. Tidak karena ingin dilihat, didengar dan mendapat sanjungan atau upah dari orang lain. Dalam sebuah hadits diriwayatkan:

عَن عِمْرَانَ بْنِ حُصَينٍ c أَنَّهُ مَرَّ عَلَى قَارِئٍ يَقْرَأُ ثُمَّ سَأَلَ فَاسْتَرْجَعَ ثُمَّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ الله n يَقُولُ : «مَنْ قَرَأَ الْقُرآنَ فَلْيَسْأَلِ اللهَ بِهِ فَإِنَّهُ سَيَجِيءُ أَقْوَامٌ يَقْرَؤُونَ الْقُرْآنَ يَسْأَلُونَ بِهِ النَّاسَ » رواه الترمذي وقال حديث حسن.

Dari 'Imron bin Hushain c, bahwa beliau pernah menjumpai seorang qori yang sedang membaca Al Quran kemudian ia meminta (upah). Maka beliau ber-istirja'  (Yaitu ucapan inna lillahi wa inna ilaihi rajiun –pen) dan berkata: Aku mendengar Rasulullah n bersabda: "Barangsiapa yang membaca Al Quran maka mintalah (pahala) dari Alloh. Sesungguhnya akan muncul suatu kaum yang membaca Al Quran dan mengharapkan upah dari manusia."

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Imam At Tirmidzi, beliau berkata : “Hadits ini hasan.” dan telah dishahihkan oleh Al Albany dalam Shahih Targhib wat Tarhib.

Setelah mengikhlaskan niat untuk Allah ta’ala, diantara adab membaca Al-Quran berikutnya adalah:

📌 Kedua: Suci dari hadats besar maupun kecil. Berdasarkan keumuman dalil baik dari Al Qur`an atau As Sunnah.

📌Ketiga: Suci dan bersihnya tempat, badan, dan pakaian. Karena sesunggguhnya Alloh adalah Jamil (Maha Indah) dan Thayyib (Maha Baik), mencintai kebaikan dan keindahan.

📌Keempat: Membersihkan mulut. Berdasarkan keumuman dalil tentang anjuran bersiwak.

📌Kelima: Ber-isti'adzah- kepada Alloh dari gangguan syaithan yang durjana. Berdasarkan firman Alloh :

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
"Apabila kamu hendak membaca Al Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Alloh dari syaithan yang terkutuk." [QS.An Nahl:98]

📌 Keenam: Menghayati dan merenungkan makna ayat yang dibaca.

Alloh berfirman yang maknanya: "Tidakkah mereka merenungkan Al Quran ? Atau apakah hati mereka terkunci mati ?"  [QS. Muhammad : 24]

Juga dalam ayat lain Allah berfirman yang maknanya: "Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka merenungkan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang memiliki pikiran mendapat pelajaran." [QS. Shaad :29]

Berkata Ali bin Abi Thalib Radhiyallohu'anhu :

لَا خَيْرَ فِي عِبَادَةٍ لَا فِقْهَ فِيهَا، وَلَا فِي قِرَاءَةٍ لَا تَدَبُّرَ فِيهَا.
"Kebaikan apa yang diharapkan dari ibadah bila dikerjakan tanpa ilmu. Atau membaca Al Quran jika tidak dengan tadabur."

Berkata Ibnu 'Abbas Radhiyallohu'anhu :

لَأَنْ أَقْرَأُ إِذَا زُلْزِلَتْ وَالقَارِعَةُ أَتَدَبَّرُهُمَا، أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أن أَقْرَأ البَقَرَةَ وَآلَ عِمرَانَ تَهْذِيرًا.

"Sungguh Aku membaca (إِذَا زُلْزِلَتْ ) dan (القَارِعَةُ ) (dengan pelahan) disertai tadabur, lebih aku sukai daripada membaca Al Baqoroh dan Ali 'Imron tapi dengan cepat (tanpa bisa bertadabur)." 

Berkata Ibnu Mas'ud Radhiyallohu'anhu :

مَنْ أَرَادَ عِلْمَ الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ، فَلْيَتَدَبَّرِ الْقُرآن.

"Barang siapa ingin mendapatkan ilmu tentang umat terdahulu hingga umat akhir zaman, hayatilah Al Qur'an." 
Berkata Al Hasan Al Bashri  :

إِنَّ مَن كَانَ قَبْلَكُمْ رَأَوا أَنَّ هَذَا الْقُرْآنَ رَسَائَلُ إِلَيهِمْ مِن رَبِّهِمْ فَكَانُوا يَتَدَبَّرُونَهَا بِاللَّيلِ وَيَنْفُذُونَهَا فِي النَّهَارِ

"Sesungguhnya para shahabat benar-benar menganggap Al Quran sebagai pesan-pesan yang datang dari Alloh, Sehingga merekapun mentadaburinya di malam hari dan menjalankan pesan-pesan itu siang harinya."

📌 Ketujuh:

Membaca Al Quran dengan tartil, tidak tergesa-gesa, hingga mengkhatamkannya kurang dari tiga hari. Jangan pula yang menjadi target ketika membacanya adalah bagaimana bisa cepat mencapai akhir surat. Nabi n bersabda :
لَا يَفْقَهُ مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ فِي أَقَلَّ مِنْ ثَلَاثٍ.
"Tidak akan paham, orang yang mengkhatamkan Al Quran kurang dari 3 hari." [HR. Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Al Albani].

📌 Kedelapan:

Memohon rahmat Alloh ketika melewati ayat-ayat tentang rahmat dan beristi'adzah dari adzab-Nya ketika melewati ayat-ayat tentang adzab.

عَنْ عَوفِ بْنِ مَالِكٍ الْأَشْجَعِي z قَالَ : قُمْتُ مَعَ رَسُولِ الله n لَيلَةً فَقَامَ فَقَرَأَ سُورَة البَقَرَةَ لَا يَمُرُّ بِآيَةِ رَحْمَةٍ إِلَّا وَقَفَ فَسَأَلَ وَلَا يَمُرُّ بِآيَةِ عَذَابٍ إِلَّا وَقَفَ فَتَعَوَّذَ. رواه أحمد وأبو داود والنسائي.

"Dari 'Auf bin Malik Al Asyja'i z berkata: Aku bermakmum di belakang Rasulullah n ketika shalat malam, beliau membaca Al Baqoroh. Tatkala melewati ayat-ayat tentang rahmat beliau selalu berhenti dan berdoa memintanya. Begitupun ketika melewati ayat-ayat adzab, beliau selalu berhenti dan berlindung kepada Alloh darinya." [HR. Ahmad dan Abu Dawud dan An Nasa'i dan dishahihkan oleh Al Albani].

📌 Kesembilan:

Memperindah suara dan bacaan. Sebagaimana dalam Sabda Rasulullah Shallallohu’alaihi wasallam

عَنْ أَبِي هُرَيرَةَ z قَالَ : قَالَ رَسُولُ الله n: « لَيسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ ». رواه البخاري
Dari Abu Hurairahzberkata: Rasulullah n bersabda: “Bukanlah termasuk dari umatku orang yang tidak (memperindah) suara dan bacaan Al Quran.” [HR. Al Bukhari].

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ  zأَنَّهُ كَانَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ الله n : «مَا أَذِنَ اللهُ لِشَيْءٍ مَا أَذِنَ لِلنَّبِيِّ n يَتَغَنَّى بِالْقُرْآنِ » رواه البخاري .

Dari Abu Hurairahzbahwa Rasulullah n bersabda: “Tidaklah Alloh mendengarkan suatu bacaan seperti mendengarkannya Alloh bacaan Nabi n. Beliau memperindah bacaannya.” [HR. Al Bukhari].

وَعَنْهُ أَيضًا أَنَّ رَسُولَ الله  قَالَ: زَيِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ. رواه أحمد وأبوداود والنسائي وابن ماجة .

Dari Abu Hurairah z bahwasanya Rasulullah n bersabda : "Hiasilah Al Quran dengan suara-suara kalian." [HR. Ahmad, Abu Dawud, An Nasa`i, dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani].

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿

Tajwid Al-Quran
Channel telegram Aisar.
Bersama mempelajari Al Qur'anul Karim
https://telegram.me/AISARibnuljazari

Rabu, 05 Oktober 2016

Faidah-Faidah Fiqhiyah dari Kitab Umdatul Ahkam (09)


📚 FAEDAH-FAEDAH FIQHIYAH DARI KITAB ‘UMDATUL AHKAM 📚

🌹HADITS KESEMBILAN🌹

🔊 عَنْ عَائِشَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا - قَالَتْ «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِي تَنَعُّلِهِ، وَتَرَجُّلِهِ، وَطُهُورِهِ، وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ»

🔊 Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam suka memulai dari sebelah kanan saat mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci dan selainnya." [HR. al-Bukhary dan Muslim]

📬 Faedah yang terdapat dalam Hadits:
📎 1. Disunnahkan dalam berwudhu memulai bagian wudhu sebelah kanan.
🔊 Al-Iman an-Nawawy berkata:  "Para ulama sepakat bahwa mendahulukan bagian wudhu sebelah kanan saat berwudhu adalah sunnah. Dan sepakat pula bahwa barangsiapa menyelisihinya, maka tidak mendapatkan keutamaan, sedangkan wudhunya tetap sah."
🔊 Berkata Ibnu Qudamah: "Dari apa yang kami ketahui, tidak ada perbedaan dikalangan para ulama tentang sunnahnya mendahulukan bagian wudhu sebelah kanan. Dan mereka sepakat pula bahwa yang mendahulukan bagian kiri dalam berwudhu tidak perlu mengulang wudhunya."

📎 2. Mendahulukan bagian wudhu sebelah kanan hanya khusus ketika membasuh kedua tangan dan kedua kaki saja.
🔊 Berkata an-Nawawy: "Para ulama sepakat bahwa mendahulukan bagian sebelah kanan ketika membasuh kedua tangan dan kedua kaki adalah sunnah."
🔊 Beliau juga berkata: "Kemudian ketahuilah! Bahwa anggota wudhu yang tidak disunnahkan memulai dengan sebelah kanan adalah kedua telinga, kedua telapak tangan dan kedua pipi, namun keduanya dibasuh secara bersama-sama. Jika tidak memungkinkan baginya melakukan hal tersebut, seperti orang yang terpotong tangannya atau yang semisalnya, maka boleh mendahulukan sebelah kanan. Wallahu a'lam [Syarh Muslim: 3/163]
📎 3. Disunnahkan saat mengenakan sandal memulai dengan sebelah kanan.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا انْتَعَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِاليَمِينِ، وَإِذَا نَزَعَ فَلْيَبْدَأْ بِالشِّمَالِ، لِيَكُنِ اليُمْنَى أَوَّلَهُمَا تُنْعَلُ وَآخِرَهُمَا تُنْزَعُ».

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian memakai sandal, hendaknya memulai dengan yang kanan, dan apabila melepas hendaknya mulai dengan yang kiri, supaya yang kanan pertama kali mengenakan sandal dan yang terakhir melepasnya."

🔊 Berkata Ibnu 'Abdul Bar: “Barangsiapa mendahulukan sebelah kiri saat mengenakan sandal, maka dia telah berbuat keburukan karena telah menyelisihi sunnah”.
Dinukilkan oleh Al Qadhi 'Iyadh dan yang lainnya; kesepakatan para ulama bahwa perintah pada hadits dalam mendahulukan bagian sebelah kanan saat mengenakan sandal adalah sunnah. [Fathul Bari no hadits 5856]

Wallahu a’lam wal muwaffiq ila ashshowaab.

=========================================
✒️ ditulis oleh Abu Ubaidah bin Damiri al-Jawi
📚 FORUM KIS 📚
📡 https://telegram.me/FORUMKISFIQIH

Silisilah/Serial yang lain dari artikel FAEDAH-FAEDAH FIQHIYAH DARI KITAB ‘UMDATUL AHKAM dàpat dibaca disini

Selasa, 04 Oktober 2016

Umat Yang Terbaik Dibangun Di Atas Tiga Kaedah


🖊📖 Faidah Tafsir
*🕋UMAT YANG TERBAIK DI BANGUN DIATAS TIGA KAEDAH🕌*

*☝Allah ﷻ berfirman :*

📖{ ﻛﻨﺘﻢ ﺧﻴﺮ ﺃﻣﺔ ﺃﺧﺮﺟﺖ ﻟﻠﻨﺎﺱ ﺗﺄﻣﺮﻭﻥ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﻭﺗﻨﻬﻮﻥ ﻋﻦ اﻟﻤﻨﻜﺮ ﻭﺗﺆﻣﻨﻮﻥ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻭﻟﻮ ﺁﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻟﻜﺘﺎﺏ ﻟﻜﺎﻥ ﺧﻴﺮا ﻟﻬﻢ  ﻣﻨﻬﻢ اﻟﻤﺆﻣﻨﻮﻥ ﻭﺃﻛﺜﺮﻫﻢ اﻟﻔﺎﺳﻘﻮﻥ ( سورة آل عمران: ١١٠ ).

_*📖Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, memerintahkan kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik".*_
(Qs. al-Imran : 110)

*```📈Al-Allamah al-Muhaddits Ahmad bin Yahya an-Najmy - رحمه الله - berkata :```*

```Allah ﷻ telah menjadikan  baiknya umat ini, dibangun diatas tiga kaedah yaitu :```

*1⃣ Memerintahkan yang ma'ruf.*
*2⃣ Melarang dari yang mungkar.*
*3⃣ Beriman kepada Allah ﷻ.*

*```✍Kesimpulannya adalah :```* ```💧Sesungguhnya barang siapa yang mengingkari ilmu rudud (bantahan terhadap penyimpangan), sungguh dia telah mengingkari perintah kepada yang ma'ruf dan melarang dari yang mungkar, dan siapa yang mengingkari perintah kepada yang ma'ruf dan melarang dari yang mungkar, sungguh dia telah menghilangkan dua kaedah tersebut.
📛Apabila dia telah menghilangkan dua kaedah tersebut, maka berarti dia juga telah menghilangkam kaedah yang ke tiga yaitu beriman kepada Allah ﷻ ,
✅Karena beriman kepada Allah ﷻ adalah penyebab seorang memerintah kepada yang ma'ruf dan melarang dari yang mungkar, maka dengan menghilangkan dua kaedah tersebut, dia juga telah menghilangkan kaedah yang ketiga.```

*☝ Allah ﷻ berfirman :*

_*"Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagiaan kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang dzalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang -orang yang berdosa". (Qs. Hud : 116)*_

📗Adduror an-Najmiyah fi Roddi Ba'du asy-Syubhat al-'Aqdiyah wa al-Manhajiyah, hal : 32 - 33
_______________________

☝قال الله ﷻ  : { ﻛﻨﺘﻢ ﺧﻴﺮ ﺃﻣﺔ ﺃﺧﺮﺟﺖ ﻟﻠﻨﺎﺱ ﺗﺄﻣﺮﻭﻥ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﻭﺗﻨﻬﻮﻥ ﻋﻦ اﻟﻤﻨﻜﺮ ﻭﺗﺆﻣﻨﻮﻥ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻭﻟﻮ ﺁﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻟﻜﺘﺎﺏ ﻟﻜﺎﻥ ﺧﻴﺮا ﻟﻬﻢ  ﻣﻨﻬﻢ اﻟﻤﺆﻣﻨﻮﻥ ﻭﺃﻛﺜﺮﻫﻢ اﻟﻔﺎﺳﻘﻮﻥ (سورة آل عمران: ١١٠).

📈قال العلامة المحدث أحمد بن يحيى النجمي -رحمه الله تعالى-:
🔸والله عزوجل جعل خيرية هذه الأمة مبنية على ثلاث قواعد؛ وهي:

1⃣- الأمر بالمعروف.
2⃣- النهي عن المنكر.
3⃣- الإيمان بالله.

⏪ والخلاصة: أن من أنكر الردود فقد أنكر الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر، ومن أنكر الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر، فقد أضاع اثنتين من تلك القواعد.

🔹وإذا ضاعت من اثنتان فقد ضاعت منه الثالثة، وهي الإيمان بالله؛ لأن الإيمان بالله هو الباعث على الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر، وبفقدهما يفقد؛ قال تعالى: {فَلَوْلَا كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِن قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِي الْأَرْضِ إِلَّا قَلِيلًا مِّمَّنْ أَنجَيْنَا مِنْهُمْ ۗ وَاتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَا أُتْرِفُوا فِيهِ وَكَانُوا مُجْرِمِينَ} [ هود : ١١٦ ].

📗الدرر النجمية في رد بعض الشبهات العقدية والمنهجية،
ص :٣٢ - ٣٣

〰🔹🔸〰🔸🔹〰
✍ قــنـــ"البركة مع أكابركم"ـــاة ✏️ على  التليجرام :
@akabirikom 
http://cutt.us/PC8W1
〰🔹🔸〰🔸🔹〰
🔁 ساهم في نشر رابط القناة فالدال على الخير كفاعله.
📚Majmu'ah
Alhaqqu Ahabbu Ilaina

📟Channel Telegram
http://bit.ly/Alhaqquahabbuilaina
💻Faedah Lainnya Kunjungi  www.alhaq.salafymedia.com
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sabtu, 01 Oktober 2016

Mengenal Bulan Muharram


✅🔗 MENGENAL BULAN MUHARRAM

➖➖➖➖

📝 Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram dalam Islam, bulan ini berada pada urutan pertama penanggalan hijriyah sejak diresmikan oleh Khalifah Umar bin Khattab Radhiallahu ‘anhu.

📝 Pada mulanya, terjadi silang pendapat di antara para shahabat dalam menentukan awal masuknya kalender Islam, dengan bulan apa dimulai?

🔹 Sebagian mereka mengusulkan dimulai dengan bulan Rabi'ul Awwal,
🔹 sebagian lagi mengusulkan dengan bulan Ramadhan.
✔️ Namun, Khalifah Umar dan sejumlah shahabat lainnya lebih memilih bulan Muharram sebagai bulan pertama dalam kalender Islam, dengan alasan bahwa di bulan inilah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam membulatkan tekadnya untuk berhijrah ke negeri Madinah. Oleh karena itu, penanggalan Umar ini disebut penanggalan hijriyyah. (Al-Bidayah wa An-Nihayah)

➖➖➖➖

🕋 BULAN MUHARRAM MENURUT ISLAM

📝 Muharram termasuk salah satu dari empat bulan suci dalam Islam yang tersebut dalam Al-Qur'an,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

📖 “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.”  (QS. At-Taubah: 36)

✅ Keempat bulan itu adalah:
1⃣ Muharram,
2⃣ Rajab,
3⃣ Dzulqo’dah,
4⃣ dan Dzulhijjah,
sebagaimana yang dideklarasikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada saat haji perpisahan (hajjatul wada').

✔️ Disebut bulan haram karena ia mengandung kemuliaan lebih (dari bulan-bulan lainnya) dan karena pada bulan-bulan ini diharamkan untuk berperang. (Tafsir As-Sa'di, hlm.192)

🌻 Cukuplah menunjukkan kemuliaan bulan Muharram ini ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjulukinya sebagai bulan Allah, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda"... yaitu bulan Allah, bulan Muharram." (HR. Muslim, no.1982)

Para ulama' menjelaskan, "Segala sesuatu yang disandarkan kepada Allah itu memiliki kemuliaan lebih dari yang tidak disandarkan kepada-Nya, seperti baitullah (rumah Allah), rasulullah (utusan Allah), dll."

🕋 Dalam Islam, bulan Muharram memiliki nilai historis (sejarah) yang luar biasa; pada bulan ini, tepatnya pada tanggal sepuluh, Allah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya dari kejaran Fir'aun dan bala tentaranya serta menenggelamkan mereka di laut merah.

📝 Di bulan ini juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertekad kuat untuk berhijrah ke negeri Madinah, setelah mendengar bahwa penduduknya siap berjanji setia membela dakwah beliau. Walaupun tekad kuat beliau ini baru bisa terealisasi pada bulan Shafar.

📝 Selain itu, di bulan ini terdapat ibadah puasa yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai puasa terbaik setelah Ramadhan, beliau bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
👉🏻 "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah berpuasa di bulan Allah, bulan Muharram." (HR. Muslim, no.1982 dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda ketika ditanya tentang keutamaannya: "Menghapuskan dosa-dosa tahun yang lalu." (HR. Muslim, no.1977 dari shahabat Abu Qotadah Al-Anshari Radhiallahu ‘anhu)

➖➖➖➖

🔴 BULAN MUHARRAM MENURUT MASYARAKAT JAWA

📝 Bagi masyarakat Jawa, bulan Muharram atau yang lebih dikenal dengan bulan suro memiliki nilai religi yang tinggi. Bulan ini dianggap sebagai bulan keramat yang tidak boleh dibuat pesta dan bersenang-senang sehingga banyak aktivitas yang ditunda atau bahkan dibatalkan.

‼️ Lebih dari itu, mereka meyakini siapa yang mengadakan hajatan pada bulan ini akan ditimpa musibah dan malapetaka. Sebagai contoh adalah pernikahan, masyarakat Jawa pada umumnya, enggan menikahkan putra atau putri mereka di bulan ini karena khawatir ditimpa petaka dan kesengsaraan bagi kedua mempelai.

📌 Ketika ditanya mengenai alasan mereka menilai bulan Muharram sebagai bulan keramat nan penuh pantangan, tidak ada Jawaban berarti dari mereka selain, 'Beginilah tradisi kami' atau 'Beginilah yang diajarkan bapak-bapak kami'.

📝 Para pembaca rahimakumullah, sikap mengikuti tradisi atau leluhur tanpa bimbingan Islam adalah terlarang, bahkan sikap seperti ini termasuk sifat orang-orang jahiliyah dan penyembah berhala. Allah di dalam Al-Qur'an menyebutkan Jawaban orang-orang Quraisy ketika diajak oleh Rasulullah ` untuk meninggalkan kesyirikan, kata mereka:

إِنَّا وَجَدْنَا آَبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آَثَارِهِمْ مُهْتَدُونَ

📖 “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak (nenek moyang) kami menganut suatu agama (bukan agama yang engkau bawa –pent), dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka.”  (QS. Az-Zukhruf: 22)

🔥 Demikian pula Fir'aun, ketika diajak oleh Nabi Musa 'Alaihis Salam agar beriman kepada Allah, ia malah berkata: "Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya." (QS. Yunus: 78)

❌ Kemudian, anggapan sial untuk melakukan aktivitas di bulan Muharram yang diyakini oleh keumuman masyarakat Jawa saat ini dalam ajaran Islam disebut Tathoyur atau Thiyaroh, yaitu meyakini suatu keburuntungan atau kesialan didasarkan pada kejadian tertentu, atau tempat tertentu.

📌 Anggapan seperti ini sebenarnya sudah ada sejak zaman jahiliyah. Setelah Islam datang, maka ia dikategorikan kedalam perbuatan syirik yang harus ditinggalkan. Allah berfirman: "Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 131)

🔗 Dalil yang menunjukkan bahwa Thatoyur atau Thiyaroh termasuk kesyirikan adalah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
الطِّيَرَةُ شِرْكٌ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ ثَلاثًا

👉🏻 "Thiyaroh adalah kesyirikan", beliau mengulangnya sebanyak tiga kali." (HR. Ahmad dan Abu Daud, dari shahabat Abdullah bin Mas'ud Radhiallahu 'anhu)

🌸 Apabila kita telah tahu bahwa anggapan sial atau keberuntungan seperti itu termasuk kesyirikan, kewajiban kita selanjutnya adalah menjauhinya dan menjauhkannya dari anak dan istri kita. Sehingga kita beserta keluarga kita tidak terjerembab kedalam kobangan dosa besar yang paling besar, yaitu dosa syirik.

➖➖➖➖

🔴 BULAN MUHARRAM MENURUT SYI'AH

📌 Berbeda halnya dengan orang-orang syi’ah, apabila keumuman masyarakat Jawa menjadikan bulan Muharram sebagai bulan 'istirahat' dari melakukan aktivitas, justru orang-orang syi’ah menjadikannya sebagai hari belasungkawa. Pada setiap tanggal 10 Muharram, orang-orang syi'ah di Iran mengadakan pawai akbar untuk memperingati hari terbunuhnya cucu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Husein bin Ali Radhiallahu 'anhuma di padang Karbala.

📝 Acara rutin mereka tersebut dimulai sejak tanggal 1 sampai tanggal 10 Muharram. Pada tanggal 1 Muharram sampai tanggal 9 Muharram mereka mengadakan pawai besar-besaran di jalan-jalan menuju Al-Huseiniyah. Al-Huseiniyah adalah tempat ibadah syi'ah, kalau kaum muslimin menyebutnya masjid, tetapi biasanya Al-Huseiniyyah digunakan untuk makam Imam, bukan untuk shalat, sedang shalat dilakukan di luar bangunan. Penamaan ini diambil dari nama Imam syi'ah ke 3, yaitu Al-Imam Husein bin Ali radhiallahu 'anhuma.

‼️ Peserta pawai hanya mengenakan celana atau sarung saja sedangkan badannya terbuka. Selama pawai, mereka memukul-mukul dada dan punggungnya dengan rantai besi sehingga meninggalkan luka memar yang mencolok.
Kemudian, pada acara puncak, mereka mengenakan kain berwarna putih dan ikat kepala berwarna putih pula. Setelah itu, mereka menghantamkan pedang, pisau, atau benda tajam lainnya ke kepala dan dahi mereka sehingga darah pun bercucuran. Darah yang mengalir ke kain putih membuat suasana semakin haru dan duka, bahkan tak sedikit di antara mereka yang menangis histeris.

🔥 Lebih parah lagi, di Lahore, kota terbesar kedua di Pakistan, orang-orang syi'ah menutup acara mereka itu dengan 'malam gembira' berupa mut'ah (baca; zina) masal. Na'audzu billahi min dzalik.

🌏 Demikianlah gambaran ringkas tentang aktivitas syi'ah di bulan Muharram. Seperti yang telah kami sebutkan, tujuan utama mereka adalah untuk mengenang terbunuhnya Husein bin Ali radhiallahu 'anhuma.

➖➖➖➖

📡 Para pembaca rahimakumullah, sebagai seorang muslim tentu kita juga sangat bersedih dengan peristiwa tragis nan menyayat hati yang menimpa cucu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam itu.

🕋 Namun, Islam melarang pemeluknya yang tertimpa musibah untuk berucap atau berbuat sesuatu yang menunjukkan ketidak-ridhaan kepada keputusan Allah, seperti, merobek baju, menampar pipi, menjambak rambut, menangis histeris, apalagi menyayat kepala dan dahi seperti yang dilakukan orang-orang syi'ah tersebut.

🔸🔹 Bandingkanlah kelakuan mereka itu dengan perbuatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan ahlul bait (keluarga) beliau.

🔗 Ingatlah ketika Rasulullah  shallallahu 'alaihi wa sallam kehilangan putranya bernama Ibrahim.  Tidak ada yang beliau lakukan selain berucap, ”Sesungguhnya air mata terus mengalir dan hati ikut bersedih, tetapi kami tidak akan berucap kecuali yang diridhai Allah. Dan sesungguhnya kami, wahai Ibrahim, merasakan kesedihan dengan kepergianmu”  (HR. Al-Bukhari)

✔️ Demikian pula ketika beliau shallallahu 'alaihi wa sallam kehilangan seorang paman yang sangat beliau cintai, yaitu Hamzah bin Abdul Muttalib radhiallahu 'anhu. Tidak pernah diriwayatkan bahwa beliau dan ahlul baitnya memukul punggung-punggung mereka dengan rantai apalagi menghantamkan benda tajam ke kepala dan dahi mereka.

✅ Tidak pula cara berkabung ’ala’ syi’ah tersebut dipraktekan oleh Imam Husein radhiallahu 'anhu ketika kehilangan ayahnya, Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu, yang juga mati syahid secara zhalim. Tidak pula dipraktekan oleh Hasan bin Ali radhiallahu 'anhu ketika kehilangan saudara kandungnya, yaitu Husein bin Ali radhiallahu 'anhu .

🍏 Perbuatan nyeleneh seperti itu sengaja mereka (kaum muslimin)  hindari karena tidak ingin mendapatkan ancaman Rasulullah  shallallahu 'alaihi wa sallam yang disebutkan dalam haditsnya:

"Bukan dari golongan kami barang siapa yang menampar pipi, merobek baju, atau meratap dengan ratapan jahiliyah." (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari shahabat Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu)

🍏 Dalam hadits lain, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengancam para wanita peratap yang mati dan belum bertaubat, yaitu akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan pakaian dari tembaga meleleh yang berbau busuk.

📝 Penutup

🌻 Para pembaca rahimakumullah, itulah fenomena yang terjadi di tengah-tengah umat seputar perbedaan menyikapi bulan Muharram.

✔️ Sebagai seorang muslim seharusnya kita bisa membedakan antara syari'at dan adat. Syari'at harus dikedepankan, walaupun menyelisih adat. Sebaliknya, adat harus disingkirkan ketika menyelisihi syari'at, demikianlah Islam. Karena dengan sikap inilah Islam akan jaya. Adapun jika umat masih mengedepankan adat dan tradisi, walaupun bertentangan dengan syari'at, maka pada saat itulah mereka akan ditimpa kehinaan dan kerendahan, inilah makna hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
وَجُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي
"Dan dijadikan kerendahan dan kehinaan bagi siapa saja yang menentang syari'atku." (HR. Al-Bukhari, dari shahabat Abdullah bin 'Umar radhiallahu 'anhuma)

🕋 Semoga tulisan ringkas ini bisa memberikan tambahan ilmu bagi saudara-saudaraku seiman dan semoga Allah selalu mencurahkan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin ya Rabbal 'alamin...

selesai ...

📝 Ditulis oleh: Abu Rufaidah (Admin Warisan Salaf)
👉🏻 Tulisan ini pernah diterbitkan oleh Buletin Al Ilmu

#fawaidumum #bulanmuharram #bulanislam
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com