Sabtu, 01 Juni 2019

💐📝Beberapa Penjelasan Ringkas Terkait Surat anNaml ayat 39-40

💐📝Beberapa Penjelasan Ringkas Terkait Surat anNaml ayat 39-40

Kedua ayat tersebut menjelaskan tentang proses pemindahan singgasana ratu Saba’ ke istana Nabi Sulaiman ‘alaihissalaam.

Disebutkan dalam surat anNaml ayat 39-40:

قَالَ عِفۡرِيتٞ مِّنَ ٱلۡجِنِّ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبۡلَ أَن تَقُومَ مِن مَّقَامِكَۖ  وَإِنِّي عَلَيۡهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٞ ٣٩ قَالَ ٱلَّذِي عِندَهُۥ عِلۡمٞ مِّنَ ٱلۡكِتَٰبِ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبۡلَ أَن يَرۡتَدَّ إِلَيۡكَ طَرۡفُكَۚ فَلَمَّا رَءَاهُ مُسۡتَقِرًّا عِندَهُۥ قَالَ هَٰذَا مِن فَضۡلِ رَبِّي لِيَبۡلُوَنِيٓ ءَأَشۡكُرُ أَمۡ أَكۡفُرُۖ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيّٞ كَرِيمٞ ٤٠

Ifrit dari kalangan Jin berkata: Saya bisa mendatangkan (singgasana itu) kepada Anda (Wahai Sulaiman) sebelum anda berdiri dari majelis anda. Sesungguhnya aku adalah yang kuat lagi bisa dipercaya (39) Orang yang memiliki ilmu dari al-Kitab berkata: Saya akan mendatangkan kepada anda dalam sekejap mata. Ketika Sulaiman melihat singgasana itu telah berada di sisinya, ia berkata: Ini adalah fadhilah dari Rabbku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau kufur. Barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang kufur, maka sesungguhnya Rabbku Maha Kaya lagi Maha Mulya (40)(Q.S anNaml ayat 39-40)

Istana Nabi Sulaiman berada di Syam (Palestina), sedangkan istana Saba’ ada di Yaman. Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa jarak perjalanan antar kedua istana itu adalah 2 bulan perjalanan pergi dan 2 bulan perjalanan pulang.

Namun, Ifrit menawarkan bahwa ia bisa membawa singgasana yang besar itu sebelum Sulaiman berdiri dari majelisnya. Ibnul Jauzi menjelaskan bahwa setiap hari Nabi Sulaiman memiliki majelis dari sejak terbit fajar sampai terbit matahari. Sebelum berakhirnya majelis itu, Ifrit akan bisa membawakannya ke istana Sulaiman. Dalam tafsir dijelaskan bahwa Nabi Sulaiman ingin prosesnya lebih cepat dari itu.

Kemudian seorang yang memiliki ilmu dari al-Kitab menyatakan bahwa ia akan bisa mendatangkan singgasana itu dalam waktu: “qobla an yartadda ilayka thorfuka”. Para Ulama berbeda pendapat tentang apakah maksud “qobla an yartadda ilayka thorfuka”. Sebagian Ulama menyatakan: sebelum Nabi Sulaiman berkedip setelah ia capek akibat lama memandang. Ini pendapat dari Mujahid (seorang Tabiin). Sebagian Ulama lain berpendapat itu adalah waktu dari seorang yang berada di ujung pandangan Nabi Sulaiman datang ke tempat itu. Ini adalah pendapat dari Said bin Jubair (seorang Tabi’i). Misalkan jika ujung pandangan yang bisa terlihat adanya seseorang oleh Nabi Sulaiman adalah 1,5 km (tanpa terhalang apapun), itu adalah lama perjalanan dari orang yang berada di 1,5 km itu berjalan hingga ke tempat Nabi Sulaiman. Sedangkan Wahb bin Munabbih berpendapat “dalam sekejap mata”, sesuai dengan yang dipilih Ibnu Katsir dalam Tafsirnya. Artinya, saat seorang mulai membuka mata hingga melihat titik terjauh yang bisa dipandangnya, saat itulah singgasana itu sudah berpindah ke tempat tersebut.

✅Siapakah Ifrit?

Dijelaskan dalam ayat tersebut bahwa Ifrit adalah dari bangsa Jin. Mujahid menjelaskan bahwa itu adalah Jin yang durhaka. Ada sebuah nukilan dari al-Hasan al-Bashri bahwa Ifrit adalah kafir. Namun, ia ditundukkan (untuk patuh pada perintah Sulaiman). Nukilan ini disebutkan dalam atTibyaan fii Tafsiiri Ghoriibil Qur’aan karya Syihabuddin Ahmad bin Muhammad al-Mishriy yang dikenal dengan Ibnul Haaim – salah seorang murid al-Iraqy-). Jika melihat dari penjelasan kedua Tabi’i tersebut, nampak bahwa Ifrit adalah termasuk Syaithan.

Nabi Sulaiman alaihissalam memang diberi kemampuan oleh Allah untuk menundukkan dan memerintah Jin, baik Jin muslim maupun kafir. Sebagian Syaithan yang durhaka juga tunduk diperintah beliau dengan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

وَمِنَ الشَّيَاطِينِ مَنْ يَغُوصُونَ لَهُ وَيَعْمَلُونَ عَمَلًا دُونَ ذَلِكَ وَكُنَّا لَهُمْ حَافِظِينَ

Dan (Kami tundukkan pula kepada Sulaiman), segolongan Syaithan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mereka mengerjakan pekerjaan selain itu dan Kami menjaga mereka (Q.S al-Anbiyaa’ ayat 82)

Namun, kemampuan menguasai Jin, termasuk sebagian Syaithan tersebut, hanya ada pada Nabi Sulaiman. Tidak ada seorang pun setelah beliau yang boleh menguasai Syaithan atau Jin Ifrith. Beliau berdoa :

قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

(Sulaiman) berkata: Wahai Rabbku, ampunilah aku dan anugerahkan kepadaku kekuasaan yang tidak diberikan kepada seorang pun setelahku. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Anugerah (Q.S Shaad ayat 35).

Jin Ifrith juga pernah mengganggu sholat Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam. Beliau sempat menangkapnya dan hendak mengikatnya di tiang masjid agar bisa dilihat orang-orang. Namun beliau teringat dengan doa Nabi Sulaiman di atas bahwa yang bisa menguasai Syaithan dan Jin Ifrith hanyalah Nabi Sulaiman, sehingga Nabi kita mengurungkan niatnya. Beliaupun melepaskan Jin Ifrit itu dalam keadaan terusir hina.

إِنَّ عِفْرِيتًا مِنْ الْجِنِّ تَفَلَّتَ عَلَيَّ الْبَارِحَةَ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا لِيَقْطَعَ عَلَيَّ الصَّلَاةَ فَأَمْكَنَنِي اللَّهُ مِنْهُ فَأَرَدْتُ أَنْ أَرْبِطَهُ إِلَى سَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي الْمَسْجِدِ حَتَّى تُصْبِحُوا وَتَنْظُرُوا إِلَيْهِ كُلُّكُمْ فَذَكَرْتُ قَوْلَ أَخِي سُلَيْمَانَ رَبِّ  هَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي

Sesungguhnya Ifrit dari kalangan Jin melompat ke arahku tadi malam – atau kalimat sejenis dari Nabi – untuk memutuskan sholatku. Kemudian Allah menjadikan aku bisa menundukkan dia. Aku sempat berkeinginan untuk mengikatnya di salah satu tiang masjid hingga pagi harinya kalian semua bisa melihatnya. Namun aku teringat dengan doa saudaraku Sulaiman:

<< Dan anugerahkan kepadaku kekuasaan yang tidak diberikan kepada seorang pun setelahku. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Anugerah (Q.S Shaad ayat 35) >>

Karena itu, jika ada orang mengaku bisa memindah barang dari suatu tempat ke tempat lain, apalagi dia menyatakan dibantu Jin Ifrith, ada 2 kemungkinan. Pertama, dia berdusta. Kedua, kalau benar demikian, dia telah melakukan perbuatan yang haram, karena ia bermuamalah dengan Syaithan.

✅Siapakah yang Memindahkan Singgasana Penguasa Saba’?

Al-Imam al-Baghowiy rahimahullah menjelaskan:

وقال أكثر المفسرين: هو آصف بن برخيا، وكان صديقا يعلم اسم الله الأعظم الذي إذا دعي به أجاب وإذا سئل به أعطى

Kebanyakan Ahli Tafsir menyatakan: dia adalah Aashif bin Barkhiyaa. Beliau adalah seorang yang shiddiq (sangat jujur keimanannya), dan dia mengetahui Nama Allah Yang Agung yang jika berdoa dengannya akan dikabulkan dan jika meminta dengannya akan diberi (oleh Allah) (Tafsir al-Baghowiy)

Sedangkan Syaikh Ibnu Utsaimin dalam beberapa ceramah beliau menjelaskan bahwa para Ulama menyatakan kalau setelah orang tersebut berdoa, Malaikatlah yang memindahkan singgasana ratu Saba’ itu. Hal ini memberikan faidah bahwa kekuatan Malaikat lebih besar dibandingkan kekuatan Jin.

Wallaahu A’lam

✅Apakah Benar Penguasa Saba’ Bernama Balqis?

Ya, benar. Sebagian menyatakan Balqis. Ada yang menyebut dengan Bilqis. Penyebutan yang lebih banyak dan fasih adalah Bilqis (huruf ba’ dikasroh). Sebagaimana dijelaskan dalam Tahdziibul Asmaa’ wal Lughoot karya al-Imam anNawawiy (1/924).

Ada atsar dari Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu anhu tentang penyebutan nama tersebut. Seperti yang disebutkan Ibnu Abi Hatim dalam Tafsirnya:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ:"قَالَتْ بِلْقِيْسُ  " إِنَّ الْمُلُوكَ إِذَا دَخَلُوا قَرْيَةً أَفْسَدُوهَا وَجَعَلُوا أَعِزَّةَ أَهْلِهَا أَذِلَّةً "

Dari Ibnu Abbas –semoga Allah meridhainya- beliau berkata: Bilqis berkata: Sesungguhnya para raja jika memasuki suatu negeri akan merusaknya, dan menjadikan penduduknya yang semula mulia menjadi hina (Q.S anNaml ayat 34).

Wallaahu A’lam.

(Abu Utsman Kharisman)

💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom


Tidak ada komentar:

Posting Komentar