Rabu, 17 Agustus 2016

Apa Pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Tentang Syi'ah?


💥💫💡APA PENDAPAT SYAIKHUL ISLAM IBNU TAIMIYYAH TENTANG SYI'AH ? (BAG 1)

1⃣Pertanyaan pertama : Apa pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah tentang Rofidhoh ?

🔑Jawab : mereka adalah ahlul ahwa' yang paling jahil dan paling dholim.

🔥Mereka memusuhi para wali-wali Allah setelah para nabi dari kalangan para shohabat muhajirin dan anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.

🔥Dan mereka mencintai orang-orang kafir dan kaum munafikin dari kalangan orang-orang Yahudi, Nashoro dan kaum musyrikin serta orang-orang mulhid seperti Nushoiriyyah dan Isma'iliyyah dan selain mereka dari kalangan orang-orang yang sesat.

📚Minhajus Sunnah jilid 1 hal.20

2⃣Pertanyaan kedua : Apakah mereka saling tolong-menolong bersama kaum Yahudi ?

🔑Jawab : kerja sama mereka dengan kaum Yahudi merupakan perkara yang masyhur.

📚Minhajus Sunnah jilid 1 hal.21

3⃣Pertanyaan ketiga : Sebagian orang menyatakan bahwa hati-hati mereka baik, apa pendapat engkau?

🔑Jawab : Termasuk hati yang paling jelek adalah apabila di hati seorang hamba terdapat kebencian terhadap kaum mukminin terbaik dan para wali-wali Allah setelah para nabi.

📚Minhajus Sunnah jilid 1 hal.22

4⃣Pertanyaan keempat : Kapan mereka disebut dengan gelar Rofidhoh dan kenapa mereka disebut dengan gelar tersebut serta siapa yang pertama kali menyebut mereka dengan gelar tersebut ?

🔑Jawab : Semenjak masa kemunculan Zaid maka Syi'ah terpecah menjadi sekte Rofidhoh dan sekte Zaidiyyah, dikarenakan tatkala ia ditanya tentang shohabat Abu Bakar dan Umar lalu ia mendoakan rohmat bagi keduanya maka sekelompok orang menolak keberadaan dia di tengah-tengah mereka maka ia berkata kepada mereka :
رفضتموني

"Kalian telah menolakku".

🔥Maka mereka disebut Rofidhoh dikarenakan mereka menolak beliau.
Adapun orang-orang yang tidak menolaknya dari kalangan syiah maka mereka disebut Zaidiyyah dikarenakan mereka menisbatkan diri mereka kepadanya.

📚Minhajus Sunnah jilid 1 hal.35

#سؤال_بدون_جائزة

: ماذا قال شيخ الإسلام ابن تيمية عن الشيعة ؟.
·
س1- ما قول شيخ الإسلام ابن تيمية في الرافضة ؟

ج1- هم أعظم ذوي الأهواء جهلاً وظلماً ، يعادون خيار أولياء الله تعالى، من بعد النبيين ، من السابقين الأولين من المهاجرين والأنصار والذين اتبعوهم بإحسان – رضي الله عنهم ورضوا عنه – ويوالون الكفار والمنافقين من اليهود والنصارى والمشركين وأصناف الملحدين ، كالنصيرية والإسماعيلية، وغيرهم من الضالين . ص 20 جـ (1)

س2- هل هم متعاونون مع اليهود ؟
ج2- معاونتهم لليهود أمرٌ شهير . ص 21جـ (1) .

س3- يدعي البعض أنّ قلوبهم طيبة ، ما قولكم ؟

ج3- من أعظم خُبث القلوب أن يكون في قلب العبد غلٌ لخيار المؤمنين وسادات أولياء الله بعد النبيين . ص 22 ج(1)

س4- متى أطلق عليهم لقب الرافضة ، ولماذا ، ومن أطلقه ؟
ج4- من زمن خروج زيد افترقت الشيعة إلى رافضة وزيدية ، فإنه لما سئل عن أبي بكر وعمر فترحم عليهما ، رفضه قوم فقال لهم: رفضتموني . فسُمّوا رافضة لرفضهم إياه ، وسُمّي من لم يرفضه من الشيعة زيدياً لانتسابهم إليه . ص 35 جـ (1)
⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️
telegram.me/dinulqoyyim

💥💫💡APA PENDAPAT SYAIKHUL ISLAM IBNU TAIMIYYAH TENTANG SYI'AH ? (BAG 2)

5⃣Pertanyaan kelima : Dari siapa kaum Rofidhoh berlepas diri ?

🔑Jawab : Mereka berlepas diri dari semua shohabat rosulullah صلى اللّٰه عليه وسلم kecuali sekelompok kecil sekitar sepuluh orang shohabat.

📚Minhajus Sunnah jilid 1 hal.39

6⃣Pertanyaan keenam : Mengapa banyak dijumpai pada mereka kedustaan dan kejahilan ?

🔑Jawab : Tatkala dasar keyakinan mereka bersandar kepada kejahilan maka mereka menjadi kelompok yang paling banyak kedustaan dan kejahilannya.

📚Minhajus Sunnah jilid 1 hal.57

7⃣Pertanyaan ketujuh : Dengan apa kaum Rofidhoh terbedakan dengan yang lainnya ?

🔥Jawab : Para ulama sepakat bahwa kaum Rofidhoh merupakan kelompok paling pendusta.
Dan kedustaan pada mereka sudah semenjak lama.
Oleh karena inilah para imam islam mengetahui perbedaan mereka dengan kelompok lainnya dengan banyaknya berdusta.

📚Minhajus Sunnah jilid 1 hal.59

8⃣Pertanyaan kedelapan : Apakah benar mereka mengagungkan perbuatan dusta dan perbuatan menipu dan dengan apa mereka menyebutnya ?

🔑Jawab : Mereka mengatakan : "Agama kami adalah taqiyyah!!" yaitu salah seorang dari mereka mengucapkan dengan lisannya sesuatu yang menyelisihi apa yang ada di dalam hatinya.
Inilah dusta dan kemunafikan.

📚Minhajus Sunnah jilid 1 hal.68

س5- ممن يتبرأ الرافضة ؟
ج5- يتبرءون من سائر أصحاب رسول الله – صلى الله عليه وسلم – إلاّ نفراً قليلاً نحو بضعة عشر . ص 39 (1) .

س6- لماذا يكثر فيهم الكذب والجهل ؟
ج6- لما كان أصل مذهبهم مستند إلى جهل ، كانوا أكثر الطوائف كذباً وجهلاً. ص 57 جـ (1) .

س7- بماذا امتاز الروافض ؟
ج7- اتفق أهل العلم بالنقل والرواية والإسناد ، على أنّ الرافضة أكذب الطوائف ، والكذب فيهم قديم ، ولهذا كان أئمة الإسلام يعلمون امتيازهم بكثرة الكذب . ص 59 جـ (1) .

س8- هل صحيح أنهم يقدسون الكذب والخداع وماذا يسمونه ؟
ج8- يقولون : ديننا التّقيّة !! وهو: أن يقول أحدهم بلسانه خلاف ما في قلبه، وهذا هو الكذب والنفاق . ص 68 جـ (1) .
⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️
telegram.me/dinulqoyyim

🔥💡💥APA PENDAPAT SYAIKHUL ISLAM IBNU TAIMIYYAH TENTANG SYI'AH ? (BAG 3)

9⃣Pertanyaan kesembilan : Apa sikap kaum Rofidhoh terhadap para penguasa kaum muslimin ?

🔑Jawab : Mereka merupakan manusia yang paling besar penyelisihannya terhadap penguasa dan paling jauh ketaatannya terhadap penguasa kecuali jika terpaksa.

📚Minhajus Sunnah jilid 1 hal.111

1⃣0⃣Pertanyaan kesepuluh : Apakah kaum Rofidhoh termasuk para penyembah kubur ?

🔑Jawab : Syaikh mereka Ibnu Nu'man menyusun sebuah kitab berjudul "Manasikul Masyahid", ia menjadikan berhaji ke kuburan makhluk sebagaimana berhaji ke ka'bah.

📚Minhajus Sunnah jilid 1 hal.476

1⃣1⃣Pertanyaan kesebelas : Apa sikap mereka terhadap perkara-perkara yang mungkar ?

🔑Jawab : Mereka umumnya tidak saling melarang dari perbuatan mungkar yang mereka lakukan bahkan negeri mereka merupakan negeri yang paling banyak kemungkarannya berupa kezholiman, perbuatan-perbuatan keji dan selain itu.

📚Minhajus Sunnah jilid 3 hal.376

س9- ما هو موقف الرافضة من ولاة أمور المسلمين ؟
ج9- هم أعظم الناس مخالفة لولاة الأمور ، وأبعد الناس عن طاعتهم إلاّ كرها. ص 111 جـ (1) .

س10- هل الروافض من عبّاد القبور ؟
ج10- صنف شيخهم ابن النعمان كتاباً سمّاه مناسك المشاهد، جعل قبور المخلوقين تُحجُ كما تحج الكعبة . ص 476 جـ (1) .

س11- ما موقفهم من المنكرات ؟
ج 11- هم غالباً لا يتناهون عن منكر فعلوه، بل ديارهم أكثر البلاد منكراً من الظلم والفواحش وغير ذلك . ص 376 جـ (3) .

⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️⚪️
telegram.me/dinulqoyyim

Selasa, 16 Agustus 2016

Hakekat Al-Fiqh Fi Ad-Diin (Memahami Agama)


🏅🛤🌍 HAKEKAT "AL-FIQH FI AD-DIIN" (Memahami Agama)

🌿 asy-Syaikh Muhammad bin 'Umar Bazmul hafizhahullah,

🌠 "Ketahuilah, bahwa yang dimaksud dengan 'al-Fiqh fi ad-Diin" (Memahami Agama) bukanlah semata-mata banyaknya pengetahuan tentang berbagai permasalahan, atau banyaknya (riwayat/hafalan) hadits.

▪ Hanyalah yang dimaksud dengan 'al-Fiqh fi ad-Diin" (Memahami Agama) adalah : Pengagungan Allah Ta'ala dalam qalbu (hati) seorang muslim, dan takut kepada-Nya.
👉🏻 yaitu tatkala sampai kepadamu bahwa ini adalah hukum Allah, atau ini adalah syari'at Allah, maka engkau pun BERSEGERA untuk membenarkannya dan mengimaninya, kemudian engkau pun BERSEGERA pula mengamalkannya.
🌅 Inilah dia 'al-Fiqh fi ad-Diin" (Memahami Agama).

🚇 Oleh karena itu bisa jadi kau dapati seseorang yang lebih dekat sebagai awam. Namun dia termasuk faqih (mengerti/memahami) agama.
👉🏻 Artinya, dia mengagungkan Allah, mengagungkan syari'at Allah, mengagungkan apa yang datang dari Allah dan dari Rasul-Nya.
Apabila sampai kepadanya bahwa ini adalah hukum Allah, maka dia bersegera untuk membenarkan dan meyakininya, serta bersegera mengamalkannya.

💥 Sebaliknya bisa jadi engkau dapati seseorang banyak pengetahuannya, banyak permasalahan yang dia tahu, banyak riwayatnya, namun dia TIDAK mengagungkan perintah Allah, tidak mengagungkan syari'at Allah.
👉🏻 Orang seperti ini bukanlah termasuk orang yang dikehendaki kebaikan. Karena dia tidak paham hakekat perkara agama."

📚 Risalah berjudul, "al-Himmah fi Thalab al-'Ilmi", halm 37

══════ ❁✿❁ ══════

🔘 المُـرَادُ بالفِِقْهِ فِي الدِّينِ

✍ قَـالَ الشَّـيْخ مُحَـمَّد بَازْمُـولْ -حَـفِظَهُ الله- :

❒ واعلم أنه ليس المراد بالفقه في الدين كثرة علمك بالمسائل، أو كثرة الحديث.

◉ إنما المراد بالفقه في الدين: تعظيم الله تعالى في قلب المسلم، وخشيته، بحيث إذا ما بلغك أن هذا حكم الله،

❒ وأن هذا شرع الله، سارعت إلى تصديقه، والإيمان به؛ وبادرت إلى العمل به، هذا هو الفقه في الدين ..

◉ ولذلك قد تجد إنسانا أقرب إلى العامة ، ولكنه فقيه في الدين، بمعنى أنه يعظم الله، ويعظم شرع الله، ويعظم ما جاء عن الله وعن رسوله إذا ما بلغه أن هذا حكم الله سارع إلى تصديقه واعتقاده، وبادر إلى العمل به .

❒ وقد تجد إنسانا كثير المعلومات، كثير المسائل، كثير الرواية، ولكن لا يعظم أمر الله ولا يعظم شرع الله، فهذا ليس ممن أراد الله به خيرا، لأنه لم يفقه حقيقة أمر الدين .

📁 [ "رسالة بعنوان: الهمة في طلب العلم" صـ (٣٧) ].

•••••••••••••••••••••
🌠📝📡 Majmu'ah Manhajul Anbiya
📟▶ Join Telegram https://tlgrm.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Silsilah Berilmu Sebelum Berkata & Beramal (1-4 selesai)


📝🌺📝🌺📝🌺📝🌺📝

🔗 Silsilah Berilmu Sebelum Berkata & Beramal (Bahagian 1⃣)

1⃣ Pentingnya Ilmu Agama

✅ Berikut ini adalah penjelasan singkat dari sebahagian ulama berkaitan dengan perkataan Al-Imam Al-Bukhari di atas (Berilmu Sebelum Berkata dan Beramal).

💎 Asy-Syaikh Sholeh bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh berkata: “Ilmu itu jika ditegakkan sebelum ucapan dan amal, maka akan diberkati pelakunya biarpun perkaranya itu kecil. Adapun jika ucapan dan amal didahulukan sebelum ilmu dan boleh jadi perkaranya itu sebesar gunung, namun itu semua tidaklah di atas jalan keselamatan…Dan sungguh! Amalan yang sebesar zarah (setitik) namun didasari ilmu, maka ini lebih besar nilainya daripada amalan laksana gunung tanpa ilmu. Dan sesungguhnya ilmu itu tujuan puncak yang terpenting dan harus diutamakan dari segala sesuatu. Khususnya ilmu yang dapat memperbaiki ibadah, meluruskan aqidah, memperbaiki hati, dan yang dapat menjadikan seseorang itu mudah dalam kehidupannya untuk meniti jalan di atas bukti nyata yang menepati Sunnah Rasul, bukan hidup di atas kebodohan.” (Syarh Kitab Tsalatsatul Ushul: 11-12)

💎 Asy-Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-‘Utsaimin berkata: “Al-Imam Al-Bukhari berdalil dengan ayat ini (Muhammad: 19) atas wajibnya mengawali dengan ilmu sebelum berkata dan beramal. Ini merupakan dalil atsari (yang berdasarkan periwayatan) yang menunjukkan bahawa berilmu terlebih dahulu baru kemudian beramal setelahnya sebagai langkah kedua. Dan juga secara dalil ‘aqliyah (logik) menunjukkan bahawa ‘ilmu haruslah sebelum berkata dan beramal’. Hal itu disebabkan perkataan dan amalan tidak akan benar dan diterima sehingga perkataan dan amalan tersebut menepati syariat. Manusia tidaklah mungkin mengetahui bahawa amalnya menepati syariat kecuali dengan ilmu.” (Syarh Kitab Tsalatsatul Ushul: 27-28)

💎 Al Hafizh Ibnu Hajar al-Asqolani asy-Syafi’i menukil penjelasan Al Imam Ibnu Munir/Munayyir dalam Fathul Bari, 1/216, tentang sebab mengapa Al-Imam Al-Bukhari membuat bab ini tentang masalah ini secara khusus: “Al-Imam Al-Bukhari, dengan kesimpulannya tersebut, memaksudkan bahawa ilmu merupakan syarat atas kebenaran suatu perkataan dan amalan. Maka suatu perkataan dan amalan itu tidak akan teranggap kecuali dengan ilmu. Oleh sebab itulah ilmu didahulukan atas ucapan dan perbuatan.”

☝🏼Kesimpulannya adalah bahawa kita hendaknya berilmu sebelum berkata dan beramal kerana ucapan dan perbuatan kita tidak akan berharga bila tanpa ilmu.

Bersambung insyaAllah.

📂 (Buletin Saku Al-Ilmu/13/1434H/2013M)

📚 WhatsApp طريق السلف 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com
🌐 telegram: http://bit.ly/thoriqussalaf

📝🌺📝🌺📝🌺📝🌺📝

🔗 Silsilah Berilmu Sebelum Berkata & Beramal (Bahagian 2⃣)

2⃣ Anjuran Berilmu Agama

✅ Para pembaca rahimakumullah, di dalam Al-Qur’an dan hadits terdapat begitu banyak anjuran yang memerintahkan agar kita mempelajari ilmu agama. Bahkan sesungguhnya Allah telah memuji ilmu dan pemiliknya. Menyiapkan bagi siapa saja yang berjalan di atas titian ilmu tersebut, balasan yang baik, pahala, ganjaran, dan Dia mengangkat darjat kedudukan mereka di dunia dan akhirat.

📕 Rasulullah bersabda, “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Al Baihaqi dan lainnya dari Anas dan lainnya)

💎 Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Ilmu yang wajib (fardhu ‘ain) untuk dituntut adalah yang akan menegakkan agama seseorang. Beliau ditanya: “Apa contohnya? Beliau menjawab: “Iaitu yang seseorang tidak boleh jahil (bodoh/tidak tahu) dalam urusan solatnya, puasanya, dan sejenisnya.” (Hasyiah Ushul Ats Tsalatsah: 10 dan Adab Syar’iyah: 2/35)

☝🏼Bererti yang wajib atas manusia untuk beramal dengannya adalah ilmu yang berkaitan dengan dasar-dasar iman, syari’at-syari’at islam, perkara yang wajib ditinggalkan dari hal-hal yang haram, lalu yang diperlukan dari mu’amalah dan yang lainnya. Sebab sesuatu yang wajib itu tidak akan dapat sempurna kecuali dengannya, maka hal itu wajib atasnya untuk dipelajari. Hal ini sebagaimana yang telah diterangkan oleh Asy-Syaikh Abdurrahman An-Najdi rahimahullah ketika menjelaskan perkataan Al-Imam Ahmad tersebut di atas.

Bersambung insyaAllah.

📂 (Buletin Saku Al-Ilmu/13/1434H/2013M)

📚 WhatsApp طريق السلف 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com
🌐 telegram: http://bit.ly/thoriqussalaf

📝🌺📝🌺📝🌺📝🌺📝

🔗 Silsilah Berilmu Sebelum Berkata & Beramal (Bahagian 3⃣)

3⃣ Keutamaan Ilmu Agama, Pencarinya, dan Ulama

✅ Para pembaca rahimakumullah, sudah suatu kepastian bahawa setiap insan itu pada asalnya dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun.

📖 Allah berfirman, ”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (An-Nahl: 78)

☝🏼Namun hendaknya setiap individu muslim tidak membiarkan dirinya terus menerus dalam keadaan jahil (tidak tahu) akan ilmu agamanya sendiri. Sebab kejahilan itu apabila terus menerus dipelihara dapat mengantarkannya kepada kehinaan dan kerugian yang besar. Sebaliknya ilmu agama (ilmu syar’i) ini adalah satu-satunya ilmu yang dapat mengantarkan seseorang meraih kemuliaan hidup yang hakiki di dunia dan akhiratnya.

✅ Diantara dalil-dalil yang menerangkan keutamaan ilmu agama, pencarinya dan kemuliaan ulama adalah sebagai berikut:

1⃣ Pencarinya dimudahkan jalan menuju ke Jannah (syurga)

📕 Rasulullah bersabda, “Siapa yang menempuh sebuah jalan dalam rangka untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Jannah (syurga).” (HR Muslim)

2⃣ Orang yang berilmu agama akan diangkat darjatnya

📖 Allah berfirman, “Nescaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa darjat.” (Al-Mujadilah: 11)

3⃣ Orang yang dikurniai ilmu agama merupakan tanda kebaikan dari Allah baginya

📕 Rasulullah bersabda, “Siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, Allah akan memfaqihkannya (memahamkannya) dalam agama.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

💎 Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “Hadits ini menunjukkan, barangsiapa yang tidak dijadikan oleh Allah faqih (faham) dalam agama-Nya, menunjukkan bahawa Allah tidak mengizinkan kepadanya kebaikan.” (Miftah Dar As-Sa’adah, 2/246)

4⃣ Ulama adalah Pewaris para Nabi

📕 Rasulullah bersabda, “Ulama adalah pewaris para nabi.” (HR At-Tirmidzi dari Shahabat Abu Darda)

💎 Badruddin Al-Kinani rahimahullah berkata, “Cukup darjat ini menunjukkan satu kebanggaan dan kemuliaan. Dan martabat ini adalah martabat yang tinggi dan agung. Sebagaimana tidak ada kedudukan yang tinggi daripada kedudukan nubuwwah (kenabian), begitu juga tidak ada kemuliaan di atas kemuliaan pewaris nabi.” (Tadzkiratus Sami’, hal.29)

5⃣ Rasulullah Berdoa kepada Allah agar ditambahkan ilmu agama

✅ Cukuplah kemuliaan bagi ilmu, dengan Allah memerintahkan Nabi Muhammad sebagai nabi pilihan untuk berdoa meminta tambahan ilmu, bukan meminta tambahan harta atau yang selainnya dari perkara dunia, ”Katakanlah (ya Muhammad): “Wahai Rabbku, tambahkanlah ilmu bagiku.” (Thaha: 114)

☝🏼Masih banyak lagi dalil-dalil yang menyebutkan tentang keutamaan ilmu dan ucapan para ulama dalam hal ini, yang apabila kami cantumkan akan memerlukan berlembar-lembar kertas, sehingga cukuplah apa yang telah kami sebutkan di atas dari dalil-dalil yang ada. Semoga menjadi dorongan bagi kami secara peribadi mahupun pembaca untuk meraih kemuliaan hakiki tersebut.

Bersambung insyaAllah.

📂 (Buletin Saku Al-Ilmu/13/1434H/2013M)

📚 WhatsApp طريق السلف 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com
🌐 telegram: http://bit.ly/thoriqussalaf

🔗 Silsilah Berilmu Sebelum Berkata & Beramal (Bahagian 4⃣ – Akhir)

4⃣ Menghindari Bahaya Kejahilan

☝🏼Para pembaca rahimakumullah, demikianlah beberapa bentuk kemuliaan yang Allah berikan terhadap para pemilik ilmu sehingga tidak sama kedudukannya dengan mereka yang tidak memiliki ilmu.

📖 Allah berfirman, “Dan janganlah mengikuti apapun yang kamu tidak memiliki ilmu (pengetahuan) tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan dimintai pertanggungjawaban.” (Al Isra`: 36)

📖 “Katakanlah (wahai Muhammad), apakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu) dengan orang yang tidak mengetahui (jahil)?” (Az-Zumar: 9)

☝🏼Sebaliknya orang yang jahil akan ilmu agama-Nya disebutkan oleh Allah sebagai seorang yang buta yang tidak dapat melihat kebenaran dan kebaikan.

📖 Allah berfirman, “Apakah orang yang mengetahui bahawasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu adalah al-haq (kebenaran) sama dengan orang yang buta? (tidak mengetahui al-haq)” (Ar-Ra’d: 19)

✅ Hal ini menunjukkan bahawa yang sebenarnya memiliki penglihatan dan pandangan yang hakiki hanyalah orang-orang yang berilmu. Adapun selain mereka hakikatnya adalah orang yang buta yang berjalan di muka bumi tanpa dapat melihat.

💎 Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah berkata, ”Allah menolak disamakannya ahlul ilmi (ulama & para penuntut ilmu) dengan selain mereka, sebagaimana Allah menolak menyamakan antara penghuni Al-Jannah (syurga) dengan penghuni An-Nar (neraka).

📖 Allah berfirman, ”Tidak sama antara penghuni an-naar dengan penghuni al-jannah.” (Al-Hasyr: 20) (Miftah Daris Sa’adah, 1/51)”

✅ Akhirnya namun bukan yang terakhir, semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua untuk senantiasa berilmu sebelum berkata dan beramal dan menolong kita untuk meraih kemuliaan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat dengan mempelajari ilmu agama Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman para shahabat Nabi dibawah bimbingan para ulama` pewaris nabi.

Amin Ya Rabbal ‘Alamin. Allahu a’lam bish shawwab. Selesai.

📂 (Buletin Saku Al-Ilmu/13/1434H/2013M)

📚 WhatsApp طريق السلف 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com
🌐 telegram: http://bit.ly/thoriqussalaf