Selasa, 14 April 2015

Keutamaan Menjenguk Orang Sakit

Keutamaan Menjenguk Orang Sakit

Para pembaca rahimakumullah,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam telah menyebutkan beberapa
keutamaan menjenguk orang sakit.
Di antaranya adalah:

1. Sabda beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam,
مَنْ عَادَ مَرِيضًا لَمْ يَزَلْ فِي خُرْفَةِ الْجَنَّةِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا خُرْفَةُ الْجَنَّةِ قَالَ جَنَاهَا

“Barang siapa menjenguk
saudaranya yang sakit maka dia
senantiasa berada di Khurfatul
jannah sampai dia pulang.” Lalu
ditanyakan kepada beliau, “Wahai
Rasulullah, apa khurfatul jannah
itu? Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Memetik buah-
buahan di surga.” HR. Muslim no.
2568 dari sahabat Tsauban
radhiyallahu ‘anhu.

2. Sabda beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam,

ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﻣُﺴْﻠِﻢٍ ﻳَﻌُﻮﺩُ ﻣُﺴْﻠِﻤًﺎ ﻏُﺪْﻭَﺓً ﺇِﻟَّﺎ ﺻَﻠَّﻰ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺳَﺒْﻌُﻮﻥَ ﺃَﻟْﻒَ ﻣَﻠَﻚٍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻤْﺴِﻲَ، ﻭَﺇِﻥْ
ﻋَﺎﺩَﻩُ ﻋَﺸِﻴَّﺔً ﺇِﻟَّﺎ ﺻَﻠَّﻰ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺳَﺒْﻌُﻮﻥَ ﺃَﻟْﻒَ
ﻣَﻠَﻚٍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺼْﺒِﺢَ، ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﺧَﺮِﻳﻒٌ ﻓِﻲ
ﺍﻟﺠَﻨَّﺔِ

“Tidaklah seorang muslim menjenguk
muslim yang lain pada pagi hari
melainkan 70.000 malaikat akan
bershalawat (mendoakan ampunan)
baginya sampai sore hari. Jika
menjenguk pada sore hari maka
70.000 malaikat akan bershalawat
baginya sampai pagi hari. Dia pun
berhak untuk memiliki buah-buahan
yang dipetik di surga.” HR. at-
Tirmidzi dari sahabat Ali bin Abi
Thalib radhiyallahu ‘anhu.

Adab Menjenguk Orang Sakit
Ada beberapa adab dan bimbingan
bagi seseorang yang menjenguk
saudaranya yang sedang sakit. Di
antaranya adalah:

1. Hendaknya meniatkan amalan
tersebut karena Allah subhanahu wa
ta’ala dan meneladani baginda Rasul
shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan
untuk tujuan dunia.

2. Berharap agar amalan yang
dilakukannya itu bisa memberikan
kebaikan dan kebahagiaan bagi
saudaranya yang sedang sakit.

3. Alangkah baiknya jika kesempatan
menjenguk dimanfaatkan untuk
menghibur si sakit dengan hal-hal
yang bermanfaat, seperti
mengingatkan untuk bersabar,
bertaubat, beristighfar, dan yang
semisal dengan itu. Jangan
menyampaikan hal-hal yang dapat
menambah beban si sakit.

4. Jangan lupa mendoakannya, di
antara doa yang diajarkan dan
dicontohkan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
sebagai berikut:

ﻻَ ﺑَﺄْﺱَ ﻃَﻬُﻮْﺭٌ ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠﻪُ
“Tidak mengapa, insya Allah (sakit
ini) sebagai pembersih.” HR. al-
Bukhari dari sahabat Abdullah bin
‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
Dalam hadits yang lain, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Barangsiapa menjenguk
orang sakit yang belum datang
ajalnya lalu dia mengucapkan doa,

ﺃَﺳْﺄَﻝُ ﺍﻟﻠﻪَ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴْﻢَ ﺭَﺏَّ ﺍﻟْﻌَﺮْﺵِ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴْﻢِ ﺃَﻥْ
ﻳَﺸْﻔِﻴَﻚَ

“Aku meminta kepada Allah yang
Maha Kuasa, Rabb al-’Arsy yang
agung, agar memberikan
kesembuhan kepadamu.”
Sebanyak 7 kali, niscaya Allah akan
memberikan kesembuhan
kepadanya.” HR. at-Tirmidzi dan
Abu Dawud dari sahabat Abdullah
bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

5. Tidak mengapa membawa sesuatu
untuk dihadiahkan kepada si sakit,
karena dengan hadiah akan semakin
erat tali persaudaraan dan kasih
sayang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:

ﺗَﻬَﺎﺩُﻭْﺍ ﺗَﺤَﺎﺑُّﻮْﺍ

“Saling memberikan hadiahlah di
antara kalian niscaya kalian akan
saling mencintai.” HR. al-Bukhari
dalam al-Adabul Mufrad dari
sahabat Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu.

6. Hendaknya tidak berkunjung atau
menjenguk di waktu-waktu yang
memberatkan si sakit, seperti waktu-
waktu tidur atau istirahat.

7. Meruqyah si sakit dengan
membacakan kepadanya bacaan-
bacaan yang disyariatkan yaitu ayat-
ayat Al-Qur`an atau doa-doa yang
tidak mengandung kesyirikan.
Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:

ﻭَﻧُﻨَﺰِّﻝُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺎﺀٌ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ
ﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an
suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang
beriman.” (Al-Isra`: 82 )

Al-Qur`an itu mengandung obat dan
rahmat. Namun kandungan tersebut
tidak bermanfaat bagi setiap orang
dan hanya bermanfaat bagi orang
yang beriman dengannya, yang
membenarkan ayat-ayat-Nya, dan
mengilmuinya. Adapun orang-orang
yang zalim, yang tidak
membenarkannya atau tidak beramal
dengannya, maka Al-Qur`an tidak
akan menambahkan kepada mereka
kecuali kerugian. (Lihat Tafsir as-
Sa’di )
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah menjenguk sebagian
keluarganya yang sakit lalu beliau
mengusap si sakit dengan tangan
kanannya sambil membaca:

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺭَﺏَّ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺃَﺫْﻫِﺐِ ﺍﻟْﺒَﺄْﺱَ، ﺍﺷْﻒِ، ﺃَﻧْﺖَ
ﺍﻟﺸَّﺎﻓِﻲْ ﻻَ ﺷِﻔَﺎﺀَ ﺇِﻻَّ ﺷِﻔَﺎﺀُﻙَ، ﺷِﻔَﺎﺀً ﻻَ
ﻳُﻐَﺎﺩِﺭُ ﺳَﻘَﻤًﺎ

“Ya Allah, Rabb seluruh manusia,
hilangkanlah penyakit ini.
Sembuhkanlah, Engkau adalah Dzat
yang Maha Menyembuhkan. (Maka)
tidak ada obat (yang
menyembuhkan) kecuali obatmu,
kesembuhan yang tidak
meninggalkan penyakit.” Muttafaqun
‘alaih

8. Jika yang menjenguk itu dari
kalangan orang yang berilmu
hendaknya mengajarkan hal-hal
penting yang belum diketahui si
sakit, seperti tata cara bersuci dan
shalat bagi orang sakit dan yang
lainnya.

9. Lihatlah bagaimana keadaan si
sakit. Jika si sakit merasa senang
dengan berlama-lama di rumahnya
maka hendaknya tidak segera pulang
demi memberikan kebahagiaan
kepada si sakit. Namun jika si sakit
merasa gelisah dan kurang nyaman
berlama-lama dengannya maka
hendaknya tidak berlama-lama di
rumahnya dan bersegera meminta
izin pulang.

10. Jika memang memungkinkan,
boleh bagi si penjenguk meminta
kepada si sakit agar mendoakannya
dengan kebaikan karena keadaan
sakit merupakan salah satu momen
dikabulkannya doa.

11. Jika ternyata si sakit berada di
tempat pengobatan umum, seperti
rumah sakit dan semisalnya maka
hendaknya memperhatikan kerapian
diri serta memperhatikan tata tertib
dan aturan di tempat tersebut.
Seperti berpakaian yang rapi dan
sopan, melihat jadwal waktu-waktu
berkunjung, tidak membuat
gangguan bagi si sakit dan pasien
yang lain semisal merokok, berkata
kotor, gaduh, tidak sopan, dan yang
lainnya.

12. Jangan lupa, ketika sedang
menjenguk si sakit untuk banyak
bersyukur kepada Allah subhanahu
wa ta’ala yang senantiasa
memberikan nikmat kesehatan
kepadanya. Karena seseorang itu
seringkali menyadari kadar nikmat
Allah subhanahu wa ta’ala ketika
melihat orang lain yang kehilangan
nikmat tersebut, baik karena dicabut
oleh Allah subhanahu wa ta’ala atau
belum dikaruniai nikmat tersebut
atau ketika dirinya sendiri telah
kehilangan nikmat tersebut.
Nasehat untuk Keluarga si Sakit
Perlu saya nasehatkan kepada
keluarga dan kerabat si sakit untuk
senantiasa bersabar atas ujian yang
menimpanya. Hendaknya senantiasa
menjadikan sunnah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam sebagai bimbingan
ketika melayani si sakit. Termasuk
ketika mengobati si sakit hendaklah
menempuh cara-cara yang syar’i dan
meninggalkan cara-cara yang tidak
syar’i seperti membawanya ke dukun
atau paranormal.
Begitu juga ketika diketahui ada
tanda-tanda ajal akan menjemputnya
maka hendaknya menalqinkan atau
memerintahkannya untuk
mengucapkan Laa ilaaha illallah. Hal
ini berdasarkan sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Talqinkanlah kepada orang yang
menjelang kematiannya kalimat Laa
ilaaha illallah. Barang siapa yang
akhir ucapannya Laa ilaaha illallah
maka dia akan masuk surga…” HR.
Muslim
Wallahu a’lam bish shawab.

Penulis: Ustadz Abdullah Imam
hafizhahullahu ta’ala
Sumber : Ma’had As-Salafy Jember

Wa''Salafy Manokwari''
Via WA Al-Manshuroh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar