Tampilkan postingan dengan label Kisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 05 Agustus 2018

AIR SUSU DIBALAS DENGAN AIR TUBA

🥛🍯 *AIR SUSU DIBALAS DENGAN AIR TUBA*

========================

ومن يصنع المعروف في غير أهله *** يلاقي الذي لاقى مجير أم عامر

خرج قوم إلى الصيد في يوم حار فبينما هم كذلك إذ عرضت لهم ( أم عامر ) وهي الضبع فطردوها فاتبعوها حتى ألجأوها إلى خباء أعرابي فقال: ما شأنكم؟ قالوا: صيدنا. وطريدتنا. قال: كلا والذي نفسي بيده لا تصلون إليها ما ثبت قائم سيفي بيدي ( لأنها استجارت به ). قال: فرجعوا وتركوه , فقام إلى لقحة فحلبها وقرب إليها ذلك، وقرب إليها ماء فأقبلت مرة تلغ من هذا ومرة تلغ من هذا حتى عاشت واستراحت فبينما الأعرابي نائم في جوف بيته، إذ وثبت عليه , فبقرت بطنه , وشربت دمه , وأكلت حشوته, وتركته فجاء ابن عم له فوجده على تلك الصورة فالتفت إلى موضع الضبع فلم يرها فقال: صاحبتي والله: وأخذ سيفه وكنانته واتبعها فلم يزل حتى أدركها فقتلها وأنشأ يقول:
ومن يصنع المعروف في غير أهله *** يـلاقي مـا لاقى مجير أم عامر
أدام لـها حين استجـارت بقربه ***قـراها مـن البان اللقاح الغزائر
وأشبعهــا حتى إذا ما تملأت *** فرته بـــأنياب لهــا وأظافر
فقل لذوي المعروف هذا جزاء من غداً ***يصنع المعروف مع غير شاكر
( شعب الايمان للبيهقي )

🥛🍯 *Air Susu Dibalas Dengan Air Tuba*

🔸Siapa yang berbuat baik kepada orang yang tidak pantas untuk diberi kebaikan

🔸Niscaya dia akan mendapatkan balasan seperti yang didapatkan oleh Si Penolong Ummu Amir.

🔆Sekelompok orang pergi berburu di siang yang terik, ketika mereka sedang berjalan tiba-tiba Ummu Amir (Panggilan untuk Dubuk/Hyena, sejenis binatang buas yang suka memakan bangkai) melintasi mereka, kemudian mereka menghalau dan mengejarnya sehingga berhasil memojokkannya ke sebuah tenda milik seorang Arab Badui. Kemudian Si Badui berkata,"Apa keperluan kalian (ke sini).! Mereka menjawab,"Kami sedang berburu, dan ini buruan kami lari (ke tendamu)." Si Badui berkata," Tidak!, demi Dzat yang jiwaku ditangan-Nya, kalian tidak akan dapat menangkapnya selama pedangku terhunus di tanganku (karena ia telah berlindung kepadaku).

📦 (Pembawa kisah) berkata," Akhirnya sekelompok pemburu tadi kembali dan membiarkan buruan tadi. Kemudian Si Badui  bangkit menuju seekor unta betina yang deras air susunya dan memerahnya kemudian mendekatkan perahan susu itu dan air minum kepadanya. Kemudian  Si Dubuk mendekatinya; terkadang ia meminum (perahan susu) dari bejana ini dan terkadang meminum (air) dari bejana itu, sehingga ia bertahan hidup dan merasa nyaman. Di saat Si Badui  tertidur lelap di dalam rumahnya, tiba-tiba Si Dubuk meloncat kepadanya dan mencabik-cabik perutnya kemudian menghirup darahnya dan melahap ususnya kemudian pergi  meninggalkannya. Kemudian datanglah sepupu laki-lakinya (dari bapak), sekonyong-konyong dia mendapatinya dalam keadaan seperti itu, kemudian dia menoleh ke tempat berdiamnya Si Dubuk dan dia tidak melihatnya, kemudian dia berkata,"Wahai temanku (Dubuk) demi Allah (aku akan membunuhmu), kemudian dia mengambil pedang dan kantong anak panahnya mencari dan terus mencari Si Dubuk sehingga mendapatkannya dan membunuhnya. Kemudian dia melantunkan,

" Siapa yang berbuat baik kepada (orang) yang tidak patut  diberi kebaikan niscaya dia akan mendapatkan balasan seperti yang didapatkan oleh Si Penyalamat Ummu Amir."

"Dia terus menerus memberikan jamuan makan kepada Ummu Amir dari air susu untanya yang deras dan membuatnya kenyang ketika Ummu Amir berlindung mendekat kepadanya ."

"Sehingga ketika telah kenyang ia tetap menerkamnya dengan gigi gigi taring dan cakar cakarnya."

"Maka sampaikanlah kepada orang-orang yang gemar berbuat kebaikan," Inilah balasan yang diterima oleh orang yang gemar berbuat kebaikan  dari (orang) yang tidak pandai mensyukuri kebaikan."

📋 *Sumber: (Syu'abul Iman: Al Baihaqi)*

✍🏻 *_tim SC🇮🇩_*

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
🌍 *WhatsApp Salafy Cirebon*
📲 *Gabung di Channel Telegram :*
http://t.me/salafy_cirebon

✍🏻 *_Menyajikan artikel dan audio kajian ilmiyah_*

◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻



Sabtu, 03 Maret 2018

SECUIL GAMBARAN KEDERMAWANAN PARA ULAMA AHLI HADITS

✋🏻📑💐🌹 *SECUIL GAMBARAN KEDERMAWANAN PARA ULAMA AHLI HADITS*

Al-Imam al-’Ijly penyusun kitab "ats-Tsiqat" mengunjungi al-Imam Ahmad bin Hanbal di penjara beliau, dan ketika itu al-Imam Ahmad bersama al-Imam Muhammad bin Nuh yang masih muda, berilmu, kokoh di atas as-Sunnah serta tegar pada masa fitnah pemaksaan agar meyakini bahwa al-Qur'an adalah makhluq, hingga beliau rahimahullah wafat dalam keadaan terbelenggu.

Keutamaan dan kemuliaan beliau diakui oleh al-Imam Ahmad hingga mengatakan tentang beliau,

*ما ​رأيت ​أحدا ​على ​حداثة ​سنه، ​وقدر ​علمه ​أقوم ​بأمر ​الله ​من ​محمد ​بن ​نوح، ​إني ​لأرجو ​أن ​يكون ​قد ​ختم ​له ​بخير.*

"Saya tidak melihat seorangpun dalam usia yang masih muda dan kadar keilmuannya yang lebih menegakkan perintah Allah dibandingkan Muhammad bin Nuh. Sungguh saya benar-benar berharap dia mendapatkan husnul khatimah.

*قال ​لي ​ذات ​يوم: ​يا ​أبا ​عبد ​الله، ​الله ​الله، ​إنك ​لست ​مثلي، ​أنت ​رجل ​يقتدى ​بك. قد ​مد ​الخلق ​أعناقهم ​إليك، ​لما ​يكون ​منك، ​فاتق ​الله، ​واثبت ​لأمر ​الله، ​أو ​نحو ​هذا. فمات، ​وصليت ​عليه، ​ودفنته*

Suatu hari dia pernah berkata kepada saya, 'Wahai Abu Abdillah, sungguh Anda tidak seperti saya, Anda adalah seorang yang menjadi panutan, orang-orang telah menengadahkan kepala mereka kepada Anda karena keutamaan yang ada pada Anda, maka bertaqwalah kepada Allah dan tegarlah demi membela agama Allah!' –atau ucapan yang semakna— lalu dia meninggal dunia, dan saya menshalati jenazahnya dan memakamkannya."

Ketika al-’Ijly masuk menjenguk Muhammad bin Nuh di penjara, pakaian yang dikenakan oleh al-’Ijly telah usang, maka ketika Muhammad bin Nuh melihat usangnya pakaian al-’Ijly, beliau merasa iba dan mengeluarkan dinar yang sangat banyak untuk diberikan kepadanya, dan beliau berkata,

*خذ منها حاجتك؛ أراك رث الهيئة!*

_"Belilah kebutuhan Anda dengan uang ini, saya melihat penampilan Anda lusuh!"_

Maka al-’Ijly menolaknya secara halus seraya meminta maaf dan berkata kepada beliau dengan penuh keheranan,

*“لو كنت أحوج الخلق أجيء إلى أسير آخذ منه؟!”*

"Seandainya saya benar-benar orang yang paling membutuhkan, apakah layak saya datang kepada seorang tawanan untuk menerima pemberian darinya?!"

Perhatikanlah sifat pemurah dan dermawan ini, bagaimana seseorang yang dipenjara bermurah hati kepada seseorang yang bebas merdeka dan mampu bekerja!

*إن هؤلاء هم سلف أهل الحديث وهكذا كانت أخلاقهم ومكارمهم وصدق أُخوّتهم ومواساةُ بعضهم بعضاً*

Sesungguhnya mereka ini adalah para pendahulu ahli hadits, dan seperti inilah akhlaq, kemurahan hati, kejujuran persaudaraan, dan kepedulian mereka terhadap orang lain.

*(Ats-Tsiqat, karya al-’Ijly, jilid 1 hlm. 196, dan Siyar A’lamin Nubala', jilid 11 hlm. 242)*

📚 *Sumber* || http://bit.ly/2F92klQ

🌏 *Kunjungi* || https://goo.gl/R79oFU

⚪ *WhatsApp Salafy Indonesia*
⏩ *Channel Telegram* || http://telegram.me/ForumSalafy

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

Senin, 26 Februari 2018

PELAJARAN DARI KISAH YANG DICERITAKAN ABDAH BIN ABDIRRAHIM

💐📝PELAJARAN DARI KISAH YANG DICERITAKAN ABDAH BIN ABDIRRAHIM

قال عبدة بن عبد الرحيم دخلنا بلاد الروم وكان معنا شاب يقطع نهاره بقراءة القرآن والصوم وليلة بالقيام وكان من أعلم الناس بالفرائض والفقة فمررنا بحصن لم نؤمر أن نقف عليه فمال إلى ناحية الحصن ونزل عن فرسه يبول فنظر إلى من ينظر من فوق الحصن فرأى امرأة فاعجبته فقال لها بالرومية كيف السبيل إليك فقالت هين تنصر فنفتح لك الباب وأنا لك ففعل ودخل الحصن فنزل بكل واحد منا من الغم ما لو كان ولده من صلبه ما كان أشد عليه فقضينا غزاتنا فرجعنا فلم نلبث إلا يسيرا حتى خرجنا إلى غزوة أخرى فمررنا بذلك الحصن فإذا هو ينظر مع النصارى فقلنا يا فلان ما فعل قرآنك ما فعل علمك ما فعل صومك وصلاتك فقال أنسيت القرآن كله حتى لا أحفظ منه إلا قوله " ربما يود الذين كفروا لو كانوا مسلمين ذرهم يأكلوا ويتمتعوا ويلههم الأمل فسوف يعلمون

Abdah bin Abdirrahim berkata: Kami memasuki negeri Romawi. Bersama rombongan kami ada seorang pemuda yang selalu melewati siang dalam kehidupannya dengan membaca al-Quran dan berpuasa. Sedangkan waktu malam ia lewati dengan melakukan qiyaamul lail. Pemuda ini termasuk orang yang paling berilmu tentang hukum warisan dan fiqh. Suatu saat kami melewati suatu benteng yang sebenarnya kami tidak diperintah untuk berhenti di sana. Pemuda itu kemudian menuju sudut benteng, turun dari kudanya dan kencing. Ia kemudian melihat ke atas ada seorang wanita cantik yang menawan hatinya. Pemuda itu pun berkata kepada wanita itu dalam bahasa Romawi: Bagaimana caranya untuk bisa mendapatkanmu. Wanita itu berkata: Mudah. Jadilah seorang Nashrani. Aku akan bukakan pintu untukmu dan aku menjadi milikmu. Pemuda itu pun melaksanakan perintah wanita tersebut. Ia pun masuk ke dalam benteng. Kami pun sangat bersedih dengan kesedihan yang sangat. Jika dibandingkan seandainya itu terjadi pada anak kandung kami sendiri, kesedihan akibat sikap (murtad) pemuda itu akan lebih besar. Kami pun menyelesaikan pertempuran kami kemudian kami pulang. Tidak berapa lama kami pun keluar untuk pertempuran yang lain. Kami melewati benteng itu. Kami melihat pemuda itu sedang melihat keluar bersama kaum Nashara. Kami berkata kepadanya: Wahai fulan, apa yang terjadi dengan bacaan Quranmu?! Apa yang terjadi dengan puasa dan sholatmu?! Pemuda itu berkata: Aku telah lupa dengan seluruh ayat alQuran kecuali hanya (2) ayat, yaitu:

رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ (2) ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (3)
Orang-orang kafir akan berharap duhai seandainya dulu mereka adalah muslim. Biarkanlah mereka makan dan bersenang-senang serta dilalaikan oleh angan mereka, sungguh nantinya mereka akan mengetahuinya (Q.S al-Hijr ayat 2-3)

( Tarikh Dimasyq karya Ibnu ‘Asaakir (37/378) dan lafadz sesuai dalam Tarikh Dimasyq, Syu’abul Iman karya al-Baihaqiy (4/54)), al-Muntadzham karya Ibnul Jauziy (5/130))

📋Pelajaran yang bisa diambil dari kisah tersebut, di antaranya:

1. Seseorang tidak boleh merasa ujub (bangga diri) dengan banyaknya pencapaian darinya. Selama seseorang masih hidup, tidak aman dari fitnah. Bisa saja seorang tergelincir dan menyimpang sebelum mencapai finish akhir kehidupannya. Pemuda itu adalah seorang yang hafal Quran, banyak mengisi waktunya dengan baca Quran. Siang hari puasa, malam Qiyamul Lail. Ia ahli fiqh. Ia juga ikut dalam jihad bersama kaum muslimin. Namun kemudian ia menjadi murtad – wal iyaadzu billaah -. Semestinya hanya kepada Allah saja lah seseorang berharap husnul khotimah (akhir kehidupan yang baik) dan memohon dijauhkan dari suu-ul khotimah (akhir kehidupan yang buruk).

2. Besarnya fitnah wanita bagi kaum pria. Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ

Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah yang lebih membahayakan bagi kaum lelaki dibandingkan (fitnah) wanita (H.R al-Bukhari dan Muslim)

Dalam kisah tersebut, fitnah langsung menimbulkan pengaruh dengan sekali pandangan.

3. Hanya Allah saja yang bisa memberikan hidayah. Barangsiapa yang Allah beri hidayah tidak ada yang bisa menyesatkannya. Barangsiapa yang Allah sesatkan, tidak ada yang bisa memberikan hidayah kepadaNya.

*Catatan:* Sebagian referensi menyebutkan bahwa yang murtad itu adalah Abdah bin Abdirrahim. Itu suatu kesalahan. Yang benar adalah bahwa yang bercerita tentang kisah itu adalah Abdah bin Abdirrahim, sedangkan yang murtad adalah seorang pemuda yang tidak disebut namanya. Abdah bin Abdirrahim adalah termasuk guru al-Imam anNasaai yg dinilai shoduq oleh sebagian Ulama. Beliau wafat tahun 244 H.

Wallaahu A’lam.

(Abu Utsman Kharisman)

💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom

Rabu, 21 Februari 2018

Kisah Indah Meninggalnya Al Imam Al Muhaddits Abu Zur'ah Rahimahullah

بسم الله الرحمن الرحيم

*🌹Kisah indah meninggalnya Al imam Al muhaddits Abu Zur'ah Rahimahullah*

🎁Ambillah pelajaran yang berharga dari kisah ini wahai saudaraku agar kita senantiasa membiasakan ketaatan kepada Allah dalam kehidupan ini.

🎙Assyaikh Abdullah Ibnu Abdirrahim al-Bukhari Hafidzahullah.

📖Berkata Al imam ibnulQayyim Rahimahullah *usia itu  tergantung pada akhirnya, dan amalan itu tergantung pada penutupnya,* akan saya sebutkan pada kesempatan ini suatu kisah yang mudah-mudahan bisa menggerakkan jiwa, agar kita mengetahui bagaiman kejujuran mereka dahulu (para salaf) kepada Allah jalla wa azz didalam menuntut ilmu syar'i , keikhlasan dan amalan mereka,

📚Dikeluarkan oleh imam Ibnu Abi Hatim didalam muqaddimah aljarh watta'dil dan 
Al-Hakim didalam kitab alma'rifah, dan ibnulbanna' didalam kitab fadhluttahlil watsawabuhuljazil dengan sanad yang Hasan sampai kepada Muhammad Ibnu Muslim Ibnu wara al-Imam beliau mengatakan:

🏠"Saya, Abu Hatim arraziy,dan Mundzir Ibnu syadzan mendatangi abu Zur'ah 'Ubaidullah Ibnu Abdil Karim arraziy dalam keadaan beliau sudah mendekati ajalnya , maka saya berkata kepada Abu Hatim :  kemarilah, kita talkinkan beliau kalimat syahadat,

✔Maka Abu Hatim menjawab: saya malu terhadap beliau untuk mentalkinkannya
(karena beliau adalah seorang yang sangat berwibawa disebabkan keluasaan ilmunya),

✊Akan tetapi ayo kita mudzakarah (mengulang -ngulang) hadits (tentang keutamaan mengucapkan kalimat tauhid sebelum meninggal ) ! Mudah-mudahan ketika beliau mendengarnya, beliau langsung mengucapkannya,

🔻(Mulailah) Muhammad Ibnu Muslim Ibnu wara mengatakan: telah menyampaikan hadits kepada kami Muhammad Ibnu Basysyar mengatakan: telah menyampaikan hadits kepada kami Abu Ashim annabil mengatakan: telah menyampaikan hadits kepada kami 'Abdul Hamid Ibnu ja'far dari Shalih maka (setelah itu) saya panik, seakan-akan saya belum pernah membaca dan mendengarnya disebabkan kewibawaan imam Abu Zur'ah.

🔻Maka (kemudian setelah itu) giliran yang menyampaikan hadits adalah Abu Hatim, beliau  mengatakan: telah menyampaikan hadits kepada kami Muhammad Ibnu Basysyar mengatakan: telah menyampaikan Hadits kepada kami Abu 'Ashim annabil mengatakan: telah menyampaikan hadits kepada kami abdul Hamid Ibnu ja'far dari Shalih maka kemudian Abu Hatim panik sebagaimana yang terjadi pada Muhammad Ibnu Muslim.

💯Maka kemudian Abu Zur'ah memahami bahwasanya mereka ingin mentalqinkannya hadits syahadat, maka kemudian Abu Zur'ah menyebutkan hadits tersebut beserta sanadnya dalam keadaan beliau berada di atas tempat tidurnya , dalam keadaan ajalnya sudah dekat : telah menyampaikan hadits kepada kami Muhammad Ibnu Basysyar mengatakan: telah menyampaikan hadits kepada kami Abu 'Ashim annabil mengatakan: telah menyampaikan hadits kepada kami Abdul Hamid Ibnu ja'far dari Shalih Ibnu Abi arib dari katsir Ibnu Murrah dari Mu'adz Ibnu jabal Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: barang siapa yang akhir ucapannya dari dunia ini *Laailahaillallah* maka kemudian ruhnya keluar (beliaupun meninggal) bersama dengan huruf ha (yang beliau sebutkan) dan kesempurnaan lafadz hadits : "Maka dia akan masuk kedalam surga.

🔴Maka mereka wahai saudaraku tercinta adalah kaum yang menepati janji mereka kepada Allah , baik ilmu, amal, pendekatan diri,berbagai ketaatan,ibadah untuk Allah azza wa jalla,perealisasian aqidah ini dan sunnah yang berkah ini, yang merupakan lentera yang menerangi, mereka jujur kepada Allah maka Allah pun menepati janjiNya kepada mereka.

Sumber: 💻
https://youtu.be/VNfWHhcJKlQ

Alih bahasa: 📲
Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu 'umar غفر الله له.

Website: 🌎
Salafycurup.com

🌾Telegram.me/salafycurup

Selasa, 13 Februari 2018

Musibah Besar Saat Terbunuhnya Umar

💐📝Musibah Besar Saat Terbunuhnya Umar

Kaum muslimin kembali berduka dengan kehilangan pemimpin yang sangat dicintai rakyatnya. Pemimpin terbaik setelah Nabi dan Abu Bakr. Pemimpin zuhud, adil, dan berbagai berderet pujian yang mungkin sulit terangkum dalam kata-kata.

Umar bin al-Khoththob radhiyallahu anhu, dibunuh dengan tikaman curang saat beliau sholat Subuh. Sebenarnya, Umar telah berfirasat akan dekatnya masa kematian beliau melalui mimpi yang dialaminya.
Dalam suatu khutbah Jumat, Umar bin al-Khoththob radhiyallahu anhu menyatakan:

إِنِّي رَأَيْتُ كَأَنَّ دِيكًا نَقَرَنِي ثَلَاثَ نَقَرَاتٍ وَإِنِّي لَا أُرَاهُ إِلَّا حُضُورَ أَجَلِي

Sesungguhnya aku melihat, seakan-akan ayam jantan mematukku tiga kali. Sesungguhnya tidaklah aku melihat hal itu kecuali menandakan sudah dekatnya ajalku (H.R Muslim)

Empat hari sebelum kematian, Umar masih bermusyawarah dan memberikan arahan kepada Sahabat Hudzaifah bin al-Yaman dan Utsman bin Hunaif tentang masalah jizyah untuk penduduk Iraq, apakah terlalu berat bagi mereka atau sudah sesuai. Umar sangat perhatian dalam hal itu. Karena jizyah adalah bagian dari perintah Allah, harus ditunaikan bagi pihak-pihak yang sesuai dengan ketentuan. Namun, beliau tidak ingin memberatkan rakyatnya. Beliau musyawarahkan kadarnya. Beliau benar-benar tidak ingin ada kedzhaliman di tengah-tengah mereka.

Begitu perhatiannya Umar kepada penduduk Iraq, sampai-sampai beliau berkata:

لَئِنْ سَلَّمَنِي اللَّهُ لَأَدَعَنَّ أَرَامِلَ أَهْلِ الْعِرَاقِ لَا يَحْتَجْنَ إِلَى رَجُلٍ بَعْدِي أَبَدًا
Sungguh jika Allah masih memberikan keselamatan kepadaku, aku akan tinggalkan para janda penduduk Iraq (berkecukupan) hingga tidak membutuhkan seorang laki-laki pun sepeninggalku (H.R al-Bukhari)

Tibalah pagi hari peristiwa yang telah ditakdirkan Allah, Umar tertikam saat memimpin sholat. Subhanallah, benar-benar pengecut sang pelaku. Tidak mungkin ia berani menantang Umar terang-terangan duel meski usia Umar telah lanjut. Karena ia sadar, dalam kondisi demikian ia tidak akan menang. Maka ditempuhlah cara culas, curang, berbungkus pengkhianatan.

Sang pelaku mengendap di pojok masjid. Di masa itu, saat Subuh berarti gelap gulita masih menerjang. Belum ada penerangan yang memadai untuk memperluas jarak pandang. Umar sebelumnya masih sempat membangunkan orang-orang untuk bersiap sholat saat Fajar menjelang.
Kebiasaan Umar sebagai pemimpin, menjadi imam sholat Subuh mengumandangkan Kalam Ilahi memecah keheningan, merasukkan kesejukan dalam sanubari. Cukup panjang ayat-ayat al-Quran yang beliau baca dalam sholat Subuh. Dalam satu rokaat seukuran surat Yusuf atau surat anNahl sampai akhir surat.

Ketika takbiratul ihram berkumandang, sang pengkhianat bergerak cepat. Ia menyergap menikamkan pisau bermata dua. Dihunjamkannya pisau itu 3 kali tusukan, yang menyebabkan 6 luka tikaman di bawah pusar. Umar pun sempat berucap: “Aku telah dibunuh atau dimakan oleh seekor anjing”. Ini juga isyarat bahwa beliau membatalkan sholat, tidak bisa meneruskan tugas sebagai Imam. Tapi tidak semua makmum mendengar suara Umar tersebut.

Jangan bayangkan seperti di masa kita bacaan imam terdengar dengan bantuan pengeras suara sampai pada makmum di shof terakhir. Di saat itu, para makmum di deretan belakang tidak mengetahui apa yang terjadi. Mereka hanya kehilangan bacaan surat yang dibaca Sang imam. Mengapa imam tidak meneruskan bacaan? Sehingga merekapun mengumandangkan tasbih untuk mengingatkan imam: Subhanallah...subhanallah.
Kejadian di shaf pertama dekat imam berlanjut dengan kengerian. Setelah menusuk Umar, sang pengkhianat ini menikamkan pisaunya ke kanan dan ke kiri, hingga 13 orang makmum yang hadir di shof pertama saat itu menjadi korban. Dari 13 orang makmum tersebut, 7 orang meninggal.

Saat-saat genting yang dikhawatirkan bertambahnya korban, ada satu orang makmum yang menjerat sang pelaku dengan burnus (sejenis pakaian bertudung, pen). Terperangkap dalam kain itu, sang pelaku sadar bahwa ia akan tertangkap, ia pun melakukan bunuh diri.

Umar menarik tangan Abdurrahman bin Auf untuk menggantikannya sebagai imam. Demikianlah semestinya. Jika imam berhalangan untuk meneruskan, ia pilih makmum di belakangnya untuk menggantikan. Karena itu orang-orang terdekat dengan imam adalah orang-orang yang paling layak menggantikan imam. Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:

لِيَلِنِي مِنْكُمْ أُولُو الْأَحْلَامِ وَالنُّهَى

Hendaknya yang posisinya dekat denganku adalah orang-orang berilmu di antara kalian (H.R Muslim dari Abdullah bin Mas’ud)

Abdurrahman bin Auf sadar bahwa beliau menggantikan posisi sebagai imam dalam kondisi yang tidak normal. Sholat tetap berlanjut, namun lebih ringkas dari biasanya. Dalam sebagian riwayat, Abdurrahman bin Auf membaca surat al-Kautsar dan anNashr.

Umar pun sempat tak sadarkan diri. Selepas sholat, Umar dibawa menuju rumahnya. Pagi sudah agak terang sebelum terbit matahari saat Umar terbangun siuman. Umar memandang ke arah wajah orang-orang. Beliau bertanya: Apakah manusia sudah sholat? Orang-orang berkata: Ya. Umar pun berkata:

لاَ إِسْلاَمَ لِمَنْ تَرَكَ الصَّلَاةَ

Tidak ada keislaman bagi orang yang meninggalkan sholat (riwayat Ibnu Sa’ad dalam atThobaqootul Kubroo)

Umar pun berwudhu’ dan segera sholat. Dalam riwayat Ibnu Sa’ad dari Ibnu Umar, pada saat sholat Subuh tersebut dalam kondisi terluka parah, di rokaat pertama Umar membaca surat al-Ashr dan di rokaat kedua membaca surat al-Kaafiruun.

Darahnya masih terus mengucur. Bagian luka menganga terlalu lebar untuk sekedar dibendung jari tengah dan telunjuk.

Selepas sholat, Umar memanggil Ibnu Abbas. Umar berpikir  apakah beliau memiliki dosa terhadap orang-orang sehingga layak mendapatkan perlakuan ditusuk seperti itu. Beliau juga menyuruh Ibnu Abbas untuk menyelidiki siapakah yang telah menusuk beliau.

Ibnu Abbas berkeliling pada sekumpulan orang-orang, mayoritasnya bersedih menangis mengetahui kondisi Umar. Bahkan sebagian mereka berkata:

لَوَدِدْنَا أَنَّ اللهَ زَادَ فِي عُمُرِكَ مِنْ أَعْمَارِنَا

Sungguh kami berharap agar Allah ambil usia kami untuk ditambahkan pada usia anda (wahai Umar)(riwayat Ibnu Sa’ad dalam atThobaqootul Kubroo)

Duhai demikian besar kecintaan rakyat kepada Umar, sang Amirul Mukminin.

Didapat informasi bahwa pembunuh Umar adalah Abu Lu’lu-ah seorang Majusi, hamba sahaya milik al-Mughiroh bin Syu’bah. Sebelumnya, Umar tidak mengetahui hal itu dan sempat berpesan kepada Ibnu Abbas: Janganlah kalian tergesa-gesa bertindak terhadap pembunuhku. Umar diberi tahu bahwasanya orang itu telah bunuh diri. Mendengar hal itu Umar mengucapkan Innaa lillaahi wa innaa ilayhi rooji’un. Setelah diberi tahu bahwasanya pembunuhnya adalah Abu Lu’lu’ah seorang Majusi, Umar pun bertakbir: Allaahu Akbar.

Umar bersyukur bahwa pembunuh beliau bukan seorang muslim. Umar bin al-Khoththob radhiyallahu anhu berkata:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَجْعَلْ مِيتَتِي بِيَدِ رَجُلٍ يَدَّعِي الْإِسْلَامَ

Segala puji bagi Allah yang tidak menjadikan kematianku di tangan seorang laki-laki yang mengaku sebagai muslim (H.R al-Bukhari)

Diriwayatkan juga bahwa Umar berkata:

الْحَمْدُ لله الَّذِي لَمْ يَجْعَلْ قَاتِلِي يُحَاجَّنِي عِنْدَ اللهِ بِسَجْدَةٍ سَجَدَهَا قَطُّ

Segala puji bagi Allah yang tidak menjadikan pembunuhku nanti akan berhujjah di hadapan Allah karena (setidaknya) ia pernah satu kali sujud untuk Allah (riwayat Ibnu Syihab)

Sebagian Ulama berdalil dengan atsar Umar ini bahwa seorang muslim yang membunuh secara sengaja masih bisa diharapkan ampunan Allah untuknya (disarikan dari Fathul Baari syarh Shahih al-Bukhari karya Ibnu Hajar (7/64)). Artinya, ia masih bisa berhujjah untuk mengharap ampunan dengan keislamannya yang mengandung ibadah sholat.
Siapa Abu Lu’lu’ah? Mengapa ia bisa masuk Madinah? Apa yang membuatnya membunuh Umar?

(Draf Buku “PELAJARAN BERHARGA DALAM KEHIDUPAN 10 SAHABAT NABI PEMETIK JANJI SURGA”, Abu Utsman Kharisman, insyaallah akan diterbitkan Penerbit atTuqo Yogyakarta)

<< Insyaallah bersambung, ...>>

WA Al-I'tishom

Senin, 12 Februari 2018

SUBHANALLAH..KEDERMAWANAN MACAM APAKAH INI? ( _Salah Satu Kisah Kedermawan Salafush Shalih_)

⚠ *REVISI*

*SUBHANALLAH..KEDERMAWANAN MACAM APAKAH INI?*
( _Salah Satu Kisah Kedermawan Salafush Shalih_)

✅ Orang yang lebih faqih daripada al-Imam Malik, bahkan  al-Imam asy-Syafi'i berkata (tentangnya):
"aku menyesal karena terluput dari bersahabat dengannya." Siapakah dia?

💰 Dahulu beliau bershadaqah setiap harinya kepada 300 orang miskin. Beliau juga membuat halwa (manisan) untuk penuntut ilmu dan meletakkan di dalamnya beberapa (mata uang) dinar emas.

🌰  Al-Imam Malik rahimahullah menghadiahkan untuknya talam yang berisi tamr (kurma kering), lalu beliau mengembalikan talam tersebut penuh dengan emas.

🍮  Beliau membuatkan untuk sahabat-sahabatnya al-Faludzaj (makanan mewah sejenis puding) dan meletakkan padanya beberapa dinar (emas) agar masing-masing orang makan lebih banyak daripada temannya.

👍🏻  Wajahnya selalu berseri-seri, lembut hatinya, memberi makan anak-anak kecil dengan tangannya sendiri, dan melayani orang-orang miskin. Tidaklah seseorang meminta padanya sesuatu kecuali diberinya.
Dan tidak ada orang yang menyampaikan hajat padanya kecuali dia menunaikannya

💸  Penghasilannya per tahun sebanyak 80.000 dinar (emas). Allah tidak mewajibkan kepadanya zakat satu dirham pun, karena saking banyaknya infaqnya di jalan Allah, tidak pernah sampai haul (waktu setahun sebagai batas kewajiban membayar zakat harta) bahkan tidak pula tercapai nishabnya {batas minimal suatu harta dizakati} (yakni tidak pernah harta beliau memenuhi syarat zakat mal karena saking banyaknya harta yang diinfakkan-faidah dari Ustadz Musa hafizhahullaah).

🍖 Beliau biasa duduk untuk menjamu manusia. Manusia mengelilinginya, lalu mereka meminta (sesuatu) padanya. Beliau juga menunaikan hajat orang-orang. Tidak ada satu pun yang meminta padanya lalu dia tolak, baik itu kebutuhan besar atau pun kecil.

🍱  Beliau memberi makan manusia pada musim dingin dengan bubur dicampur madu lebah dan lemak sapi.
Dan pada musim panas dengan tepung gandum yang halus dicampur kacang almond dengan gula, sedangkan beliau adalah penjual madu.

💳  Beliau memberi hadiah untuk 3 orang dengan 3000 dinar emas.
Pada saat itu, rumah Ibnu Lahi'ah¹ terbakar, lalu beliau memberikan padanya 1000 dinar emas. Beliau pernah menunaikan haji, lalu Imam Malik bin Anas menghadiahkan untuk beliau satu talam ruthab (kurma setengah matang). Lalu beliau mengembalikan talam tersebut dengan mengisinya uang sebanyak 1000 dinar emas.

💰  Beliau juga memberi pada Qadhi Manshur bin 'Ammar 1000 dinar. Lalu beliau berkata:"Jangan engkau perdengarkan ini pada putraku sehingga dia menganggapnya remeh." Lalu ucapan itu sampai pada putranya, Syu'aib. Lalu dia pun berinfak 999 dinar sembari berkata:"Hanyalah aku mengurangi infak ini satu dinar agar apa yang kulakukan ini tidak menyamai pemberian syaikh itu kepadamu!" Yakni yang dia maksud (dengan syaikh) adalah ayahnya (yakni ayah dan anak pun sama-sama sangat dermawan)

🍯  Seorang wanita pernah mendatanginya dengan membawa cangkir. Lalu dia berkata:"sesungguhnya suamiku mengeluh.."sembari sang istri menyebutkan kepadanya tentang madu (yakni sang suami menginginkan madu). Lalu beliau berkata:"Pergilah pada Abu Qasimah (yakni pegawai beliau) lalu kau katakan padanya agar dia memberikan padamu satu curah madu ( seukuran 120 rithl² madu)." Lalu dia pun pergi. Tak lama kemudian datanglah Abu Qasimah sembari membisikkan sesuatu. Aku tidak mengetahui yang dia bisikkan padanya. Lalu beliau mendongakkan kepalanya (ke arah) Abu Qasimah seraya berkata:"Pergilah engkau, lalu berikan padanya satu curah. Sesungguhnya wanita itu meminta seukuran yang dia bawa (cangkir). Maka kita berikan padanya ukuran kita (120 rithl)."

📌  Beliau adalah *al-Laits bin Sa'd*, seorang ulama besar Mesir. Beliau dihormati oleh orang-orang di zamannya sehingga wakil (amir) dan qadhi (hakim) Mesir berada di bawah perintahnya dan selalu meminta nasehatnya.

💦  Al-Imam asy-Syafi'i merasa menyesal karena tidak sempat bersua dengan beliau. Beliau bagus dalam bacaan al-Qur'an dan nahwu serta menghafal sya'ir Arab dan hadits, bagus dalam mudzakarah.
Dulu al-Imam asy-Syafi'i pernah berkata:
"Al-Laits lebih faqih (berilmu) daripada Malik (bin Anas). Hanya saja para sahabatnya tidak menunaikan haknya (yakni dengan menyebarkan ilmunya)."

🕌 Berkata Qutaibah bin Sa'id:"Adalah al-Laits bin Sa'd menaiki kendaraan menuju masjid jami' untuk menunaikan shalat 5 waktu. Dan beliau *bershadaqah setiap harinya kepada 300 orang miskin.*"

✅  Al-Laits bin Sa'd rahimahullah lahir di Qalqasyandah (salah satu kampung di Provinsi al-Qalyubiyah di Mesir) pada tahun 94 H dan wafat tahun 175 H di Mesir pada hari Jum'at, di pertengahan bulan Sya'ban tahun 175 H pada usia 81 tahun.

✏ Khalid bin Abdus Salam ash-Shadafi berkata:"Aku menghadiri jenazah al-Laits bin Sa'd bersama ayahku. Maka aku tidak pernah melihat satu jenazah pun yang lebih agung dari beliau. Aku melihat semua manusia ditimpa duka cita. Mereka saling mengucapkan ta'ziah satu sama lain dan mereka menangis. Maka aku berkata:"Wahai ayah, seolah-olah semua orang adalah sahabat jenazah ini."
Maka ayahku berkata:"Wahai anakku, engkau tidak akan pernah melihat yang semisal dia selamanya."

✋🏻 Akan tetapi madzhab beliau tidak tersebar karena murid-murid beliau tidak menunaikan hak beliau. Padahal ilmu beliau melampaui al-Imam Malik

📚 Sumber:

1⃣. Tarikh Dimasyq karya Ibnu Asakir (50/377)

2⃣. Al-Wafi bil Wafayat (24/312)

3⃣. Tarikh Baghdad karya al-Khatib al-Baghdadi (14/524)

4⃣. Hilyatul Auliya karya Abu Nu'aim (7/319)

5⃣. Siyar A'lamin Nubala' (7/213)

💦 Semoga Allah merahmati sang Imam (al-Laits bin Sa'd), ahli fiqh dan al-Qur'an

🍋 Thuwailibul 'Ilmisy Syar'i (TwIS)

🖊 Abu Abdillah Rahmat

🔎 Muraja'ah:

-Al-Ustadz Kharisman hafizhahullah
-Al-Ustadz Musa bin Hadi Karawang hafizhahullah

🗓 24 Jumadal Ula 1439
       12 Februari 2018

✏ Catatan:

1. Abdullah bin Lahi'ah, ahli hadits Mesir bersama al-Laits bin Sa'id. Beliau dhabtul kitab (hafalannya kokoh apabila menyebutkan hadits dari kitabnya-pent). Tetapi ketika rumah dan kitab-kitabnya terbakar, para ulama tidak lagi mengambil hadits darinya kecuali bila berasal dari murid-muridnya yang mengambil hadits darinya sebelum kitabnya terbakar.

2. Para ulama berbeda pendapat tentang takaran rithl menjadi 3 golongan: rithl Syam, Mesir, dan Iraq. Jumhur fuqaha' Iraq menyatakan 1 rithl=382,5 gr. Adapun menurut fuqaha Mesir 449,28 gr. Sedangkan menurut jumhur fuqaha Syam menyatakan 1 rithl=1785 gr (al-Makayil wal Mawazin asy-Syar'iyyah melalui Wikipedia Arab). Bila mengambil ukuran terkecil (rithl Iraq=382,5 gr), maka madu yang beliau sedekahkan pada wanita tersebut adalah 45.900 gr atau 45,9 kg madu!
Wallahu a'lam

🇸🇦 Arabic

🔶شخص كان أفقه من الامام مالك وقال الشافعى ندمت على عدم صحبته فمن هو ؟؟

🔻كان يتصدق كل يوم على 300 مسكين،
ويصنع الحلوى لطلبة العلم ويضع فيها دنانير الذهب!

🔻أهدى إليه الإمام مالك صينية فيها تمر،
فأعادها مملوءة ذهباً.
🔻 وَكَانَ يصنع لأَصْحَابه (الفالوذج) وَيضع فِيهِ الدَّنَانِير؛
ليحصل لكل من أكل كثيرًا أَكثر من صَاحبه
🔻. كان باش الوجه
رقيق القلب
يطعم الصغار بيده
ويمشي في خدمه المساكين
، ما سأله أحد عطاء إلا وصله،
ولا حاجه إلا قضاها.

🔻كَانَ دَخْلُه فِي كُلِّ سَنَةٍ ثَمَانِيْنَ أَلْفَ دِيْنَارٍ
، مَا أَوْجَبَ اللهُ عَلَيْهِ زَكَاةَ دِرْهَمٍ قَطُّ؛
من كثرة إنفاقه في سبيل الله
، فما حال حول على هذه الأموال، ولا حتى ما يبلغ النصاب منها.

🔻كان يجلس للمسائل
، يغشاه الناس، فيسألونه،
ويجلس لحوائج الناس
، لا يسأله أحدٌ فيرده،
كبُرت حاجته أو صغُرت،
🔻وكان يُطعم الناس في الشتاء الهرائس بعسل النحل وسمن البقر،
وفي الصيف سويق اللوز في السكر؛ حيث أنه كان تاجر عسل.

🔻أهدى ثلاثة أنفسٍ بثلاثة آلاف دينارٍ:
احترقت دار ابن لهيعة؛ فبعث إليه بألف دينارٍ،
🔻وحج فأهدى إليه مالك بن أنسٍ رطبًا على طبقٍ، فرد إليه على الطبق ألف دينارٍ،
🔻 ووصل منصور بن عمارٍ القاضي بألف دينارٍ،
وقال: لا تسمع بهذا ابني فتهون عليه، فبلغ ذلك شعيب ابنه، فوصله بألف دينارٍ إلا دينارًا، وقال: إنما نقصتك هذا الدينار؛ لئلا أساوي الشيخ في عطيته!. يعني والده.

🔻أتته امرأةٌ ومعها قدحٌ، فقالت: إن زوجي يشتكي، وقد نعت (وُصف) له العسل، فقال: اذهبي إلى أبي قسيمة (عامله) فقولي له يعطيك مطرًا من عسلٍ، (والمطر: الفَرَق، والفَرَق عشرون ومائة رطلٍ)، فذهبت، فما لبث أن جاء أبو قسيمة، فسارَّه بشيءٍ، لا أدري ما قال له، فرفع رأسه إليه فقال: اذهب فأعطها مطرًا، إنها سألت بقدرها، وأعطيناها بقدرنا.

🔸إنه اللَّيْث بن سعد، كَبِير مصر، أميز من بهَا فِي عصره، بِحَيْثُ أَن النَّائِب وَالْقَاضِي تَحت أمره ومشورته.

وَكَانَ الشَّافِعِي يتأسف على فَوَات لقِياه، وَكَانَ يحسن الْقُرْآن والنحو ويحفظ الشّعْر والْحَدِيث، حسن المذاكرة.
كان يقول عنه الشافعي: اللَّيْث أفقه من مَالك إِلَّا أَن أَصْحَابه لم يقومُوا بِه.

قال قتيبة بن سعيد: كان اللَّيْث بن سعدٍ يركب في جميع الصلوات إلى الجامع، ويتصدق كل يومٍ على ثلاثمائة مسكينٍ.

🔻ولد الليث بن سعد رحمه الله في قلقشندة (إحدى قرى محافظة القليوبية بمصر) سنة 94هـ، وتوفي رحمه الله بمصر، يوم الجمعة، في النصف من شعبان، سنة 175هـ، وكان عمره إحدى وثمانين سنة.

قال خالد بن عبدالسلام الصدفي: شهدت جنازة اللَّيْث بن سعدٍ مع والدي، فما رأيت جنازةً قط أعظم منها، رأيت الناس كلهم عليهم الحزن، وهم يعزي بعضهم بعضًا، ويبكون، فقلت: يا أبت، كأن كل واحدٍ من الناس صاحب هذه الجنازة، فقال: يا بني، لا ترى مثله أبدًا.
ولم يشتهر مذهبه لأن تلامذته لم يقوموا به وقد فاق في علمه الإمام مالك.

🔳المصادر:

▪️تاريخ دمشق لابن عساكر  (50/377).

▪️الوافي بالوفيات (24/ 312).

▪️تاريخ بغداد للخطيب البغدادي (14 /524).

▪️حلية الأولياء لأبي نعيم (7/ 319).

▪️سير أعلام النبلاء (7/ 213).
رحم الله الإمام صاحب الفقه والقرآن

Senin, 22 Januari 2018

IBU...AKU RINDU  SENYUMMU 💦💦💦

                 Kisahku

🌹🌷🌹

Ibu adalah sosok yang paling berjasa bagi kita. Ibu adalah sosok yang paling mengerti kita. Ibu adalah sosok tempat kita untuk mengadu. Menumpahkan rasa hati yang berkecamuk. Senyuman ibu sangat berarti bagiku. Oh, ibu... Aku sangat menyayangimu. Aku rindu kepadamu...jasamu tak kan pernah kulupakan dalam jejak hidupku. Engkau pahlawanku.

=========================
   
   
💧IBU...AKU RINDU  SENYUMMU 💦💦💦

  Usiaku 13 tahun. Aku satu dari lima bersaudara. Empat tahun yang lalu masih terbayang dipelupuk mataku...Tanggal 29 januari 2012, ibu yang kusayangi melahirkan adikku yang bungsu. Ibu melahirkan dengan operasi disebuah rumah sakit.

  Sebelum berangkat kerumah sakit, ibu sempat berbelanja untuk kami sayur-sayuran, mie, telur, cabe, dan lainya. Pagi itu ibu membuatkan sambal untuk kami. Hmm, enaak sekali...Aku dan ketiga adikku makan bersama sebelum pamit pergi ke sekolah kecuali adikku yang ke-3, karena ia belum usia sekolah.

  Sementara aku dan kedua adikku berangkat ke sekolah; ayah, ibu, dan adikku yang ke-3 pergi kerumah sakit.

  Sekolah kami tidak jauh dari rumah, sehingga ketika jam istirahat, kadang kami pulang kerumah. Pagi itu aku pulang ke rumah. Aku mengira ayah dan ibu belum berangkat kerumah sakit.

   Namun apa yang kudapati? Aku tidak mendapati mereka dirumah. Aku panggil-panggil ibuku. Tidak ada yang menyahut... Aku terduduk dipintu kamarku. Aku menangis karena tadi pagi aku lupa belum pamit kepadanya. Aku belum memeluknya.

   Tiba-tiba bibiku datang, menepuk pundakku. "Sabar ya nak, insyaaAllah umi dua hari lagi pulang dengan membawa adik mungilmu." Aku pun terdiam.

"Bibi, apakah umi memberi pesan sesuatu?" tanyaku kepada bibi.

Bibi menjawab seraya memelukku, "iya, ada, Nak. Umi berpesan, jaga adik baik-baik, jangan suka marah-marah sama adik. Sayangi adik seperti sayangnya umi kepada kalian. Umi juga berpesan, jangan tinggalkan shalat lima waktu dan patuh sama Abi, ya; jangan suka melawan."

Maka berderailah air mataku mendengarkannya. Pesan yang sangat berharga dan aku menggapnya sebagai amanah untukku. Sejenak kemudian aku pun kembali ke sekolah.

   Pukul 12 siang ketika sekolah usai, aku segera pulang kerumah. Begitu tiba dirumah, aku segera mengambil handphone, menelepon ibu. "Assalamu'alaikum Umi".
"Wa'alaikum salam". jawab ibu.

"Umi, mengapa tadi pagi, cepat sekali berangkatnya ke rumah sakit?"
aku merajuk sambil menangis.

Ibu menjawab dengan tegar, "Afwan ya, nak, tadi pagi kebetulan mobilnya sudah datang, sehingga umi harus segera berangkat, dan belum sempat pamit kepada kalian. Jaga adik-adik, ya. Kamu kenapa? Kok kayaknya menangis?" tanya  beliau curiga.

"Enggak, nggak pa pa, " jawab ku sambil mengusap air mata.

"Oh, iya, besok umi pulang pakai apa?" tanyaku berlanjut.

"Hm, entahlah insyaaAllah ada saja. Ya, udah, ya, jaga diri baik-baik yaa, Assalamu'alaikum," umi menutup pembicaraan.

"Wa'alaikumussalam," jawabku.

   Keesokan harinya, ibu menelepon kami. Bertepatan pukul 07.05 pagi, ibu menyampaikan pesan kepada kami agar banyak berdoa, semoga adik lahir dengan normal dan selamat.

Pagi itu ibu rencananya akan menjalani operasi. Aku pun banyak-banyak berdoa bersama adikku untuk keselamatan ibu dan adik bayinya.

   Bertepatan pukul 10.00 pagi itu aku mendengar kabar adik mungilku telah lahir dengan selamat. Alhamdulillah.  Akupun bahagia dan senang.

Ayahku menamainya Muhammad. Namun dibalik kebahagiaan itu, aku segera teringat ibu. Bagaimana keadaanya?

   Tatkala pulang dari sekolah hari itu, aku menelpon ayah langsung tentang ibu, "Assalamu'alaikum abi,  bagaimana keadaan umi?"

"Udah jaga diri baik-baik saja. Umi masih diruang operasi, belum sadar. Umi banyak kekurangan darah karena melahirkan tadi. Perbanyaklah doa, semoga umi cepat sadar, " begitu penjelasan ayah.

Aku pun menangis. Aku takut kehilangan ibuku. Aku masih membutuhkannya, aku mencintainya. Aku masih ingin melihat senyumanya.

"Nak, jangan menangis yang sabar saja. Sudah dulu

ya. Jaga baik-baik adik ya, sayang. Sayangi adik dan jaga shalatnya, " ayah menutup telepon.

Aku terdiam dan termenung. Betapa selama ini banyak kesalahanku kepada ibu.

Akupun memanjatkan doa,  "Ya, Allah jagalah ibuku...jangan kau jemput dulu ibuku...kami masih membutuhkannya, kami sangat menyayanginya."

   Namun takdir telah berketetapan, tiada yang mampu mengubahnya. Allah ternyata berkehendak lain. Hari itu, rabu, 31 januari, pukul 24.07 malam, aku dikagetkan dengan kabar bahwa ibuku telah berpulang ke rahmatullah.

  Aku pun menangis, sedih sembari menyesali perbuatanku yang kurang baik selama ini kepadanya. Demikian pula adik-adikku menangis atas musibah ini.

  Sejurus kemudian tetangga pun berdatangan kerumah kami, menghiburku dan adik-adikku. Mereka menyuruhku berwudhu dan shalat malam seraya mendoakan ibu, memintakan ampun untuknya dan memohon semoga Allah menerima amal shalihnya selama ini. Air mataku terus mengalir...terus mengalir. Aku merasa sangat kehilangan orang yang selama ini sangat menyayangiku.

   Aku termenung. Mungkin inilah maksud pesan ibu kemaren. Akulah yang harus memikul amanah dan tanggung-jawab atas pesan-pesannya kemaren.

  Kini aku harus lebih berbakti kepada ayah karena tinggal ayahlah kini orang tua yang aku punya.

   Pukul 03.00 malam, ayah pulang dengan mobil ambulans. Rasanya tak sanggup aku mengenang kejadian itu. Ayah pulang membawa jenazah ibu yang tertutup kain diwajahnya.

  Itukah umi yang kemarin baru saja berbicara padaku?

Benarkah?? 

Seolah aku tak percaya. Tak terasa air mataku telah membasahi bajuku.

  Saat itu rasanya aku tak sanggup melangkahkan kaki kehari depan.
Sepupuku berusaha memberiku motivasi agar kuat menghadapi musibah ini.

  Mereka mengingatkanku tentang kehadiran adik mungilku, namun itu belum mampu membuat aku tersenyum. Masih terngiang ditelingaku, suara ibu yang memanggil-manggilku, memarahiku. Masih kurasa pelukan hangat kasih sayangnya.

   Ibu, aku rindu dengan senyumanmu...  kini, aku rindu dengan kecerewetanya yang dulu jadi makanan keseharianku. Aku rindu pelukan hangatnya saat kudekap ketika ayah memarahiku. Aku rindu perhatian ibu dan kepedulianya kepadaku. Aku rindu semua itu.

   Aku terduduk disamping jenasahnya. Berulang kali kucium keningnya. Dulu ibu berulangkali mencium keningku, senang atas kelahiranku. Kini aku mencium keningnya, sedih untuk berpisah dengannya.

  Matahari di hari kamis telah terbit. Hari itu jenasah ibu telah dikebumikan. Kini senyumnya hanya tinggal kenangan.

Sesungguhnya kita semua akan kembali kepada Allah. Tidak ada didunia ini yang kekal abadi. Sungguh dunia ini alam yang fana...

   Hari jumat 2 februari, ayahku membawa pulang adik mungil dari rumah sakit. Allah telah mengambil yang terbaik dari kami, pasti memberi ganti yang lebih baik di dunia dan di akherat, jika kami bersabar dan bersyukur.

  Teman-temanku semua, berbaktilah kepada ibu dan bapak kalian. Sayangilah mereka, sebelum mereka berpulang. Jangan menunggu datangnya penyesalan.......

Ibu, aku rindu senyummu....

__________________________

Di ambil dari
📖 majalah Qudwah edisi 41, rubrik kisahku
=========================
Publikasi ⤵
✈ chanel telegram
https://t.me/ahlussunah_gubug
🌐http://ahlussunnahpurwodadi.com

Jumat, 19 Januari 2018

JIKA ENGKAU TAK BISA JADI AHMAD, MAKA JADILAH ENGKAU ABUL HAITSAM


✊🏻💦 *JIKA ENGKAU TAK BISA JADI AHMAD, MAKA JADILAH ENGKAU ABUL HAITSAM* 💦
(  _Kisah Mengharukan Antara Imam Besar Ahlussunnah Dengan Seorang Penjahat Besar_)

📝 Abdullah bin Ahmad bin Hambal berkata:

"Seringkali dahulu aku mendengar ayahku (al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah) berkata:

💦 Ya Allah, ampunilah Abul Haitsam
💦 Ya Allah, rahmati Abul Haitsam.

❓ Maka aku bertanya padanya:"Wahai ayahanda, siapakah Abul Haitsam?"

📌 Beliau menjawab:"Seseorang dari kalangan A'rab (Badui) yang wajahnya sama sekali tak pernah kulihat.

✅ Suatu malam ketika aku selesai dicambuk dahulu (karena fitnah al-Qur'an makhluk-pent), mereka (penguasa) menahanku di penjara bawah tanah yang gelap. Lalu seseorang mencolekku dan bertanya:"Apakah engkau Ahmad bin Hambal?"

Al-Imam Ahmad:"Benar."

Dia berkata:"Apakah engkau mengenalku?"

Al-Imam Ahmad:"Tidak."

🗡 Dia berkata kembali:"Aku adalah Abul Haitsam, sang perampok, peminum khamr, dan tukang begal. Tertulis dalam catatan Amirul Mukminin bahwasanya aku telah dicambuk sebanyak 18 ribu kali cambukan yang bermacam macam. *Dan sungguh aku telah mampu bersabar menanggung  semua (siksaan) ini di atas jalan setan. Maka bersabarlah engkau wahai Ahmad, (karena engkau disiksa) di jalan Allah!*

⛓ Maka ketika mereka mengikatku dan memulai cambukannya, setiap kali cambuk mendarat di punggungku, aku teringat ucapan Abul Haitsam dan aku berkata dalam hati:

" *Bersabarlah, engkau di jalan Allah wahai Ahmad!*"

📚 Manaqib al-Imam Ahmad bin Hambal hal 450-45

💦 Semoga Allah mengampuni dan merahmati Abul Haitsam, si pemberi semangat sang Imam untuk tetap kokoh di atas kebenaran, walaupun dirinya sendiri bergelimang kejelekan.

🍋 Thuwailibul 'Ilmisy Syar'i

🖊 Penerjemah: Abu Abdillah Rahmat غفر الله له

🔎 Muraja'ah: Al-Ustadz Musa bin Hadi hafizhahullah

🗓 1 Rabi'ul Awwal 1439
     21 November 2017

🇸🇦 Arabic

🏻 *إن لم تكن " أحمد " كن " أبا الهيثم "*

يقول عبد الله بن أحمد بن حنبل :
كثيرا ما كنتُ أسمع أبي يقول :
اللهم اغفر لأبي الهيثم
اللهم ارحم أبا الهيثم
فقلتُ له : ومن أبو الهيثم يا أبت ِ؟
فقال : رجل ٌ من الأعراب لمَ أرَ وجهه!
الليلة التي سبقت جَلدي وضعوني في زنزانة مظلمة
فوكزني رجل وقال : أأنتَ أحمد بن حنبل ؟
قلتُ : أجل
قال : أتعرفني ؟
قلت : لا
فقال : أنا أبو الهيثم اللص، شارب الخمر، قاطع الطريق، مكتوب في ديوان أمير المؤمنين أني جُلدت ثماني عشر ألف جلدة متفرقة
وقد احتملتُ كل هذا في سبيل الشيطان
فاصبر أنتَ في سبيل الله يا أحمد!
ولما أوثقوني وبدأ الجلد كنتُ كلما نزل السوط على ظهري تذكرتُ كلام أبي الهيثم وقلتُ في نفسي : اصبر في سبيل الله يا أحمد !

المصدر 📚 مناقب الإمام أحمد
الصفحة:450-451
الصفوة: 485/1

•••┈••••○❁ ✍ ❁○••••┈•••

🌐 Kunjungi : http://salafyngawi.or.id
✈ Join Chanel Telegram : https://telegram.me/salafyngawi
📻 Dengarkan Kajian Islam Ilmiyyah di Rasyidah 105.1 FM Ngawi
📲 Siaran radio online via Android :
http://bit.ly/AplikasiRadioIslamIndonesia

📝 *Forum Ahlussunnah Ngawi* 📚

Rabu, 27 Desember 2017

INDAHNYA PERSAUDARAAN YANG DIBANGUN DIATAS MANHAJ SALAF

🌷💡🌾
INDAHNYA PERSAUDARAAN YANG DIBANGUN DIATAS MANHAJ SALAF
---------🌹-----------

✅ Abu Bakr Ash-Shiddiq dan Rabi'ah Al aslami Radhiyallahu anhuma

💎 Rabi'ah Al aslami Radhiyallahu anhu mengisahkan :
"Dahulu aku melayani Rasulullah shalallahu alaihi wasallam,

🏜beliau memberikan kepadaku sebidang tanah dan memberikan (pula) kepada Abu Bakr sebidang tanah, dan datanglah Dunia(kepada kami).

🏝Kami berselisih dalam permasalahan cabang pohon kurma,

🖼Abu Bakr mengatakan ia di batasan tanahku, dan aku mengatakan: ia di batasan milikku.

💽Terjadilah pembicaraan antara aku dan beliau,

📜Maka Abu Bakr mengucapkan suatu kalimat yang tidak aku sukai (menyinggung perasaanku), dan beliau menyesal(setelah itu).

🔊Maka beliau berkata kepadaku:"  wahai Rabi'ah balaslah kepadaku ucapan yang semisalnya sehingga menjadi kisas(balasan).

✋Aku menjawab:"tidak akan aku lakukan

✊Maka beliau mengatakan: hendaklah engkau Katakan, atau akan aku laporkan engkau kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.

✋Aku menjawab: tidak akan aku lakukan...

🛣Maka Abu Bakr pergi menemui Rasulullah shalallahu alaihi wasallam,

🛤 Aku pun mengikuti beliau.

🏕Maka datanglah kabilah Aslam (kabilahnya Rabi'ah) mereka mengatakan: "semoga Allah merahmati Abu Bakr pada perkara apa beliau melaporkan engkau kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dalam keadaan dia telah mengucapkan suatu perkataan kepadamu(yang membuat engkau tersinggung).

🚨Maka aku berkata: apakah kalian tahu siapa beliau ini ⁉ ini adalah Abu Bakr Ash-Shiddiq, dia adalah salah seorang dari dua orang yang berada dalam gua, dia adalah orang yang memiliki kematangan(didalam agama ini) dari kaum muslimin,

☄ hati-hati kalian(jaga ucapan kalian) jangan sampai beliau menoleh kemudian melihat kalian menolongku,

💥(Jangan sampai disebabkan ini) dia marah padaku dan mengadukannya kepada Rasulullah yang membuat Rasulullah marah disebabkan kemarahan Abu Bakar.

👉Karena Allah akan murka disebabkan kemarahan Rasulullah dan kemarahan Abu Bakar,

💦 maka celakalah Rabi'ah.

🌻Maka mereka berkata: apa yang engkau perintahkan kepada kami ❓

Rabi'ah menjawab: 💨pergilah kalian (kembali)

🌩Sampailah Abu Bakar di hadapan Rasulullah dan menceritakan apa yang baru saja terjadi antara dia dan Rabi’ah.

🍎Tak lama kemudian Rabi’ah pun datang di tempat itu. (Rabi'ah mengatakan) aku mengikuti beliau sendiri,

⚖ Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pun mengangkat kepalanya kepadaku lantas bersabada , “Wahai Rabi’ah apa yang terjadi antara kamu dan Ash-Shiddiq?”

🎙Aku katakan: wahai Rasulullah terjadilah demikian dan  demikian maka beliau mengatakan kepadaku kalimat yang tidak aku sukai(membuat aku tersinggung) maka beliau mengatakan kepadaku:

👉"katakanlah sebagaimana yang telah aku katakan kepadamu sehingga menjadi kisas, maka aku enggan,

📜maka Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjawab:
"ya , jangan engkau balas, namun katakanlah :

💊semoga Allah mengampunimu wahai Abu Bakr,

💦 kemudian Abu Bakr berpaling dan menangis.
💦💦💦💦💦💦

🎯sanad dari kisah ini dihasankan oleh assyaikh Al albaaniy Rahimahullah.

📚Sumber:🖊 assilsilah ashahihah no 3145.

🌾 petikan faidah dan hikmah dari kisah ini.

1. Tidak berlarut-larut ketika berselisih.

2. Jadilah seorang yang mudah memaafkan dan membalas kejelekan dengan kebaikan.

3. Indahnya akhlak mengakui kesalahan dan kembali pada kebenaran.

4. Menghormati dan memuliakan orang yang lebih tua dan lebih dahulu dalam dakwah.

5. Tidak boleh memanfaatkan kesalahan saudaranya untuk menjatuhkan kehormatannya dan menghinakannya.

6. Menjadikan pembawa Alqur'an dan assunnah dengan pemahaman salaf (seperti para ulama dan asatidzah) sebagai rujukan ketika berselisih, sebagaimana mereka ketika berselisih kembali kepada Rasulullah dimasa hidup beliau. 

7. Tidak memanfaatkan kedudukan orang yang dekat untuk membela diri ketika salah,sebagaimana Abu Bakr beliau adalah orang yang paling dekat dengan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, beliau mertua Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, namun beliau tunduk dengan bimbingan nubuwwah.

8. Menjadikan akhirat Adalah tujuan utama, sebagaimana Abu Bakr takut akan dibalas diakhirat dan beliau meminta untuk dibalas di dunia.

9. Hendaklah bersikap adil dalam memutuskan.

10. Tidak boleh membela kesalahan.

✍ Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu 'umar غفر الرحمن له

📤@salafycurup
╚═══════
💡Publikasi:
🌅 WhatsApp Salafy Solo
📮 Channel Telegram || https://telegram.me/salafysolo

Selasa, 07 November 2017

Tahan Air Matamu (Kisah Imam Ahmad)

*Kisah Imam Ahmad Memenuhi Panggilan al Ma'mun (TAHAN AIR MATAMU-1)*

Diposting oleh Kajian Islam.

TAHAN AIR MATAMU (bag.1)

كَفْكَفْ دُمُوعَكَ فَالطَّرِيقُ طَوِيلُ ... لَا تَتْرُكِ الدَّمْعَ الْعَزِيزَ يَسِيلُ

فِي أَوَّلِ الدَّرْبِ الطَّوِيلِ تَحَسَّرٌ ... مَاذَا عَسَاكَ -إِنِ ابْتُلِيتَ- تَقُولُ

يَاأَيُّهَا السُّنِّي لَا تَجْزَعْ إِذَا ... شَحَّ الْوُجُودُ وَهَاجَمَتْكَ فُلُولُ

وَاعْلَمْ بِأَنَّ اللّٰهَ نَاصِرُ عَبْدَهُ ... وَلَهُ مَقَالِيدُ الْأُمُورِ تَؤُولُ

Tahan! Tahan air matamu karena jalan masih panjang...
Jangan kau biarkan air mata mulia mengalir...
Diawal jalan, memang terasa berat...
Hatimu bergumam, "apa yang akan terjadi padaku?"...
Wahai Sunni, jangan bimbang apabila...
Sedikit penolong dan ujian datang silih berganti...
Ketahuilah, Allah kan senantiasa menolong hamba-Nya...
Dan kunci segala urusan kepada-Nya kembali...

________o00o________

Malam yang senyap, tak ada suara kecuali desiran angin meniup debu-debu pasir. Atau, menyiul dari tiupan mulut para prajurit yang terlelap. Di waktu ini, Ahmad bin Hanbal gelisah. Matanya tak bisa terpejam. Hatinya bergolak hebat. Apa yang harus dia lakukan saat berdiri di hadapan al-Ma'mun nanti. Dia mendapat kabar bahwa al-Ma'mun dengan geram berujar, "Jika nanti aku benar melihatnya, aku cabik-cabik tubuhnya!"

Memang al-Ma'mun benar-benar murka kepadanya. Dia bergeming dari ajakan al-Ma'mun: al-Qur'an adalah makhluk. Dia yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa al-Qur'an Kalamullah, bukan makhluk. Segala cara dilakukan al-Ma'mun agar ia mau mengatakan al-Qur'an makhluk. Namun Ahmad tetap tak mau. Dan sekarang ini, dia dan kawan seperjuangan satu-satunya, Muhammad bin Nuh, dibelenggu dan dibawa munuju kemarahan al-Ma'mun.

Dalam gejolak batinnya malam itu, sempat terbesit untuk menyerah saja menerima ajakan al-Ma'mun. Toh juga terpaksa. Bukankah Allah mengampuni orang yang terpaksa berbuat dosa.

Namun tiba-tiba bayangan hitam samar muncul dari kejauhan. Lama-kelamaan semakin mendekat dan jelas. Ternyata adalah seorang Arab Badui.

"Engkaukah Ahmad bin Hanbal?" tanyanya.

"Iya," jawab Ahmad

"Bergembiralah dan tetaplah bersabar! Karena itu hanya tebasan yang engkau rasakan di dunia ini. Dan engkau akan masuk surga dari tebasan itu," Badui membesar-besarkan hatinya.

"Cintakah engkau kepada Allah?" lanjut Badui.

"Tentu," jawab Ahmad.

"Jika engkau mencintai Allah, tentu engkau ingin segera bertemu dengan-Nya," nasihat Badui sambil berlalu.

Demi mendengar nasihat badui tadi, tekad Ahmad menjadi bulat kembali: hanya Jihad fy sabilillah. Tidak ada pilihan kedua!

________oo0oo________

Tekad Ahmad semakin kuat karena seseorang bernama Abu Ja'far al-Anbary. Abu Ja'far berkisah:

Saat aku mendengar Ahmad dibawa menghadap al-Ma'mun, aku bergegas mengejar rombongan prajurit yang mengawalnya. Aku berhasil mengejar. Ternyata dia sedang duduk di sebuah kemah. Aku hampiri dia.

"Abu Ja'far, berhati-hatilah! Jangan tergesa-gesa!" katanya.

"Untuk yang seperti ini, buat apa berhati-hati," jawabku.

"Ahmad, engkau sekarang adalah panutan. Dan semua orang memandang ke arahmu. Demi Allah, jika engkau menerima ajakannya, pasti banyak kaum muslimin yang juga menerima ajakannya. Namun jika engkau menolak, pasti mereka juga akan menolak.

Apapun itu, apabila al-Ma'mun tidak jadi membunuhmu, engkau tetap akan mati. Dan setiap orang pasti akan mati. Maka bertakwalah kepada Allah dan jangan sekali-kali menjawab ajakannya sepatah kata pun!" lanjutku.

Tiba-tiba saja Ahmad menangis tersedu-sedu seraya berkata, "Ma sya Allah! Ma sya Allah! Abu Ja'far, tolong ulangi lagi nasihatmu!"

Aku pun mengulanginya dan ia semakin terisak-isak.

________oo0oo________

Kawan seperjuangan Ahmad dalam perjalanan menuju kemarahan al-Ma'mun, Muhammad bin Nuh juga tak henti-hentinya membangkitkan semangat Ahmad untuk terus tegar membela kebenaran. Suatu ketika saat mereka beristirahat dalam perjalanan, Muhammad berkata membangkitkan semangat Ahmad,

"Wahai Abu Abdillah, ingatlah Allah! Ingatlah Allah! Sungguh, aku tidak sama sepertimu. Andaikan Allah mengujiku kemudian aku menjawab ajakan orang brengsek itu, tidak ada yang akan mengikutiku. Berbeda denganmu. Engk
au panutan. Semua orang memandang ke arahmu menunggu apa yang akan engkau perbuat. Maka bertakwalah kepada Allah dan tetaplah tegar."

Ahmad berkaca-kaca mendengarnya. Dan bertambah cintalah ia kepada kawannya itu.

Hingga akhirnya sampailah Ahmad bin Hanbal dan Muhammad bin Nuh di depan istana al-Ma'mun. Mereka berdua ditempatkan di sebuah kemah terlebih dahulu. Mereka berdua tidak henti-hentinya sholat dan berdoa. Dan salah satu doa yang dipanjatkan Ahmad adalah agar tidak diperlihatkan wajah al-Ma'mun.

Tiba-tiba seorang pelayan masuk menemui keduanya. Sembari mengusap air mata yang mengalir di wajahnya, ia berkata kepada Ahmad, "Sungguh aku tidak sampai hati, Abu Abdillah. Al-Ma'mun benar-benar telah menghunuskan pedangnya. Dia juga telah mengasah tombaknya. Dia berteriak, "Tidak akan aku sarungkan pedangku dari leher Ahmad dan kawannya itu sampai mereka berdua mengatakan al-Qur'an makhluk."

Seketika Ahmad lemas, tak kuasa menahan tubuhnya, dan bersimpuh di atas lututnya. Sambil menghadap ke arah langit, ia berdoa, "Rabbku, orang ini benar-benar telah lancang dengan kelemahlembutan-Mu. Sampai-sampai dia durhaka kepada para kekasih-Mu. Ya Allah, jikalau benar al-Qur'an adalah kalam-Mu bukan makhluk, cukupkanlah kami dari fitnahnya."

Maka, belum berlalu sepertiga malam awal, seantero istana dikejutkan dengan teriakan: AMIRUL MUKMININ MENINGGAL DUNIA!!!

Peristiwa ini terjadi pada tahun 218 H.

Bersambung, in sya Allah!

✏__Syabab MDS
=====*****======
Publikasi:
WA Salafy Solo
Channel Salafy Solo
https://telegram.me/salafysolo
30 al Muharram 1437 H | 12.11.2015

*Kisah Imam Ahmad Disiksa al Mu'thasim (TAHAN AIR MATAMU-2)*

Diposting oleh Kajian Islam untuk ilmusyari.com

TAHAN AIR MATAMU
(bagian 2)

Hahaha...memang benar apa katamu, kawan. Membaca biografi ulama' membuat kita ingin menertawakan diri sendiri. Yang sebelumnya kita 'sok merasa sudah berbuat banyak untuk Islam ternyata belum seberapa dibandingkan mereka. Yang sebelumnya tanpa sadar 'sok merasa paling berat ujiannya nyatanya hanya bagaikan riyak-riyak kecil di lautan jika dibandingkan mereka. Allahul Musta'an.

♻ Adapun pertanyaanmu, bukankah pusat pemerintahan kaum muslimin di Baghdad dan Imam Ahmad tinggal di Baghdad? Kenapa dibawa keluar Baghdad? Dimana istana al-Ma'mun?

➡ Begini, kawan. Memang pusat pemerintahan kaum muslimin di Baghdad. Hanya saja al-Ma'mun gemar berperang melawan kaum kuffar. Bahkan Allah menganugrahinya kepiawaian dalam tehnik, siasat, orator dan komando peperangan. Lihat saja kesombongannya, "Mu'awiyah bin Abi Sufyan butuh 'Amr bin al-'Ash menjadi panglimanya. 'Abdul Malik bin Marwan butuh Hajjaj bin Yusuf menjadi panglimanya. Sedangkan aku, aku hanya butuh diriku sendiri."

Sehingga dia lebih memilih membangun istana baru di tapal batas daerah kaum muslimin di Tarsus dan menyerahkan kepengurusan di Baghdad kepada Ishaq bin Ibrahim.

Sepeninggal al-Ma'mun, khilafah diserahkan kepada al-Mu'tashim. Namun, sungguh kasihan al-Mu'tashim. Dia mengambil penasihat seorang ahli bid'ah bernama Ibnu Abi Duad. Berapa banyak pemimpin yang binasa saat dia mengambil penasihat dari kalangan ahli bid'ah. Dia merusak agama dan dunianya.

Dengan saran Ibnu Abi Duad, al-Mu'tashim memerintahkan Ahmad dibawa kembali ke Baghdad. Tibalah Ahmad di istana al-Mu'tashim.

Oh iya, kawan! Sebelum itu, dalam perjalanan pulang ke Baghdad, perjuangan Ahmad semakin terjal. Dia harus berjuang sendirian. Kawannya dipanggil Allah tabaraka wa ta'ala berpulang. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.
Kabar baiknya tak se-centi-pun Ahmad mundur dari kancah perjuangan. Bahkan Ahmad semakin merasa harus habis-habisan membela agama. Dia ingin menebus jasa kawannya yang senantiasa memberinya spirit istiqamah. Ba'dallah tentunya. Ahmad tidak ingin mengecewakan kawannya. Segera dia usap air mata dari wajahnya, mengkafani, menyolati, dan menguburkannya. Rahimahullahu Muhammad bin Nuh.

Mengenai kawannya ini, Muhammad bin Nuh, Ahmad berkata, "Tidak pernah aku temui orang yang walaupun masih muda belia namun sangat istiqamah dalam agama kecuali Muhammad bin Nuh."

Tibalah Ahmad di istana al-Mu'tashim. Ahmad melihat al-Mu'tashim dikelilingi para penasihatnya. Benar, kawan, semuanya dari kalangan ahli bid'ah.

"Mendekatlah," kata al-Mu'tashim.

"Sebenarnya aku tak ingin mengusikmu andaikan kau bukan tahanan khalifah sebelumku.

Sudahlah, Ahmad. Buat apa kau keras kepala dengan keyakinanmu itu. Mudah saja urusannya. Kau hanya cukup mengucapkan beberapa kalimat yang ku pinta. Selesai. Lalu aku sendiri yang akan melepaskan belenggu darimu. Aku juga akan sering berkunjung ke rumahmu dengan pasukanku, sebagai rasa hormatku padamu," lanjut al-Mu'tashim merayu.

Dengan tenang Ahmad menjawab, "Aku pun hanya minta satu dalil saja, Amirul Mukminin. Terserah dari al-Qur'an atau hadits. Sehingga aku penuh keyakinan mengucapkannya."

"Jawab permintaannya," seru al-Mu'tashim kepada para penasihatnya.

Para ulama' gadungan itu pun memelintir dalil seenaknya, berdusta atas nama al-Qur'an dan Sunah. Karena memang Ahmad ulama' sejati, mudah saja baginya meluruskan semua dalil yang mereka putar-balikkan maknanya. Hingga mereka semua terbungkam, tak berani berdalil lagi.

Tahu teman-temannya terbungkam, Ibnu Abi Duad segera berkata kepada al-Mu'tashim, "Amirul Mukminin, Wallahi dia ini sesat menyesatkan. Jangan sampai kau tertipu. Mereka inilah para penasihatmu yang terbimbing. Soal agama, serahkan kepada mereka."

⚠ Kawan, satu pesanku, hati-hatilah memilih teman❗Karena bisa jadi hati nuranimu baik, namun temanmu menggiringmu terlampau jauh dari kebaikan. Al-Mu'tashim sejatinya menyimpan kekaguman kepada Ahmad. Dalam pertemuan tersebut al-Mu'tashim bergumam tentang Ahmad, "Demi Allah, dia itu Ulama. Demi Allah, dia itu ahli fikih. Aku ingin oran
g sepertinya duduk di sampingku mendebat orang-orang kafir."

Lalu, al-Mu'tashim menoleh kepada Ahmad dan mengulangi rayuannya, "Sudahlah, Ahmad. Buat apa kau keras kepala dengan keyakinanmu itu. Mudah saja urusannya. Kau hanya cukup mengucapkan beberapa kalimat yang ku pinta. Selesai. Lalu aku sendiri yang akan melepaskan belenggu darimu. Aku juga akan sering berkunjung ke rumahmu dengan pasukanku, sebagai rasa hormatku padamu."

Namun kali ini dengan sedikit mengancam, "Tahukah kau Shalih Rasyidi? Dia adalah guruku, pembimbingku. Sayang dia menyelisihiku tentang keyakinan al-Qur'an. Maka aku suruh dia diseret dan dipenggal."

Ahmad pun menjawab dengan jawaban yang sama. Al-Mu'tashim kembali merayu. Namun seolah rayuannya adalah pupuk yang semakin mengokohkan prinsip Ahmad. Semakin dirayu semakin tak bergeming.

Sampai akhirnya al-Mu'tashim geram dan menyuruh algojonya menyeret ke tempat eksekusi.

Saat digiring ke tempat eksekusi, tiba-tiba saja ada yang menarik baju Ahmad.

"Kenal aku?" tanyanya.

"Tidak," jawab Ahmad.

"Aku Abul Haitsam. Pencuri yang bengis. Tertulis di catatan Amirul Mukminin aku dicambuk 18.000 kali cambukan. Tapi aku berusaha menahan pedihnya cambukan. Padahal dalam rangka mencari dunia menaati syaithan. Sedangkan engkau dalam rangka membela agama menaati Allah. Maka sabarlah! Sabarlah."

Karena kejadian itu, sering Ahmad berdoa, "Ya Allah, ampunilah Abul Haitsam."

Sampailah Ahmad di tempat eksekusi. Ternyata al-Mu'tashim ditemani Ibnu Abi Duad telah berada di sana.

Ctar...!!! Benar-benar gila! Tanpa perasaan!

Ctar...!!! Sakit. Pedih. Namun, Ahmad berusaha mengingat-ingat pesan badui dan kawannya.

Ctar..!!! Tiba-tiba pandangan Ahmad mulai berkunang-kunang samar. Pingsan sesaat, lalu sadar kembali. Benar-benar tak berperasaan.

Ctar..!!! Kawan, andaikan kau di sana, kau tak akan tahan melihat betapa beringasnya algojo mencambuk Ahmad.

Al-Mu'tashim sendiri tak tega. "Sungguh aku telah berbuat dosa kepadanya."

"Tidak, Amirul Mukminin!" tiba-tiba saja Ibnu Abi Duad menyela Amirul Mukminin.

"Kenapa engkau berdosa!? Dia itu kafir. Dia itu musyrik. Pendosa. Kesyirikannya tidak hanya satu." dengan menggebu-gebu Ibnu Abi Duad menyulut amarah al-Mu'tashim.

Benar saja. "Yang keras!!!" teriak al-Mu'tashim kepada algojonya.

Ctar...!!!! Oh...sakit tak tertanggungkan. Sekarang pandangan Ahmad benar-benar hitam. Ahmad baru sadar saat tabib mengambil dagingnya yang mati akibat kejamnya cambukan tadi. Namun karena perihnya terapi sang tabib, Ahmad kembali pingsan.

Di tempat lain, al-Mu'tashim benar-benar menyesali perbuatannya. Biadab. Tak berperi kemanusiaan. Hatinya gundah. Pikirannya kacau. Terlebih saat diberi tahu bahwa Ahmad berkata, "Akan aku tuntut mereka di hadapan Allah tabaraka wa ta'ala." Al-Mu'tashim pucat, takut, dan was-was. Akhirnya dia membebaskan Ahmad.

Dan diriwayatkan bahwa Ahmad berkata, "Aku telah memaafkan semuanya. Kecuali Ibnu Abi Duad dan yang semisal dengannya."

Begitulah, kawan. Semoga sedikit kisah ini bermanfaat bagiku dan bagimu. Keep istiqamah
Dan sedikit bocoran: perjuangan Imam Ahmad belum habis.
Insya Allah, kita lanjutkan lain waktu.
Atau, engkau yang memberi tahuku kisah selanjutnya.

Baarakallahu fiik.

✏_Syabab MDS Skh
=====*****======
Publikasi:
WA Salafy Solo
Channel Salafy Solo
https://telegram.me/salafysolo
www.salafymedia.com
11 Shafar 1437 H | 22.11.2015