Rabu, 07 Oktober 2015

Benarkah Gusdur Merupakan Wali Allah..? (1-2)

▪▫▪▫▪▫▪▫

Benarkah Gusdur Merupakan Wali Allah..?

□□□□ Bagian (1) □□□□

✏Walaupun Gusdur sudah mati sekian tahun yang lalu namun pengaruh buruknya masih sangat terasa sampai sekarang. Nama Gusdurpun masih laku disebut-sebut oleh para tokoh sesat, atau bahkan nama Gusdurpun masih laku dijual untuk komoditas politik pada kelompok tertentu.

✏Berikut ini sedikit dari sekian banyak bukti dari apa yang saya katakan. Prof. DR Said Aqil Siraj dalam ceramahnya yang nyeleneh dan mengandung sekian banyak kesesatan belum lama ini mengatakan, Wahid Hasyim wafat punya putra diatas cerdas. Kalau Wahid Hasyim cerdas, putranya sak nduwure diatasnya cerdas, Kyai haji Abdurrahman Wahid….”dst

✏Tak ketinggalan perkataan seorang Syiah Jalaludin Rahmat yang dia ucapkan belum lama ini. “…Jadi, kalau ada yang nanya, dulu kan anda Muhammadiyah, kok sekarang jadi Syiah. Siapa yang mengsyiahkan Anda? Maka saya jawab, Kyai Haji Abdurrahman Wahid..”

Para pembaca yang kami hormati, pada kesempatan ini kami hanya membahas tentang sebuah kesesatan dan pembodohan ketika banyak dari orang-orang awam terkhusus orang-orang NU yang meyakini Gusdur sebagai wali Allah. Dengan berbagai kesesatan dan penyimpangan yang dilakukan oleh gusdur. Hal ini kami lakukan dalam rangka menjelaskan kebenaran dan bentuk kasih sayang kami kepada saudara-saudara kami kaum muslimin agar tidak terjatuh pada kesesatan.

Para pembaca yang semoga dirahmati Allah, pembahasan tentang siapa itu wali Allah, kreteria dan sifatnya sangatlah penting karena banyak orang yang tidak mengetahui siapa itu wali Allah. Bahkan karena kebodohannya terhadap agama seseorang memasukkan orang-orang yang merupakan musuh-musuh Allah sebagai wali dari wali-wali Allah. Disamping ada upaya-upaya dari ahlu bathil untuk menanamkan hal tersebut.

Berkata asy-Syaikh Al-Allamah Shalih al Fauzan: “Ini adalah pokok yang sangat agung yaitu perbedaan antara wali-wali Allah dan wali-wali syaithan, dikarenakan para ahlu bathil menamakan wali-wali syaithan sebagai wali-wali Allah sehingga perkara ini menjadi tersamar atas manusia. (Syarh al Ushul as-Sittah, hlm.35)

Bersambung insya Allah تعالى

▫▪▫▪▫▪▫▪

✒Ustadz Abdullah al jakarty hafdhohullohu ta'ala

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

☆F A W A I D   I L M I Y Y AH☆

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

▫▪▫▪▫▪▫▪

Benarkah Gusdur Merupakan Wali Allah...?

□□□Bagian ke (2)□□□

✏Lalu siapa wali Allah itu?

Al Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata:

يخبر تعالى أن أولياءه هم الذين آمنوا وكانوا يتقون، كما فسرهم ربهم، فكل من كان تقيا كان لله وليا

“Allah mengkhabarkan bahwa wali-wali Nya adalah mereka orang-orang yang beriman dan bertakwa sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah tentang mereka sehingga setiap orang yang bertakwa adalah wali-Nya.” (Tafsir Ibnu Katsir 4/278)

Al Hafidz Ibnu Hajar berkata: Wali Allah adalah orang yang berilmu tentang Allah dan terus menerus diatas ketaatan kepada –Nya dengan mengikhlasakan peribadatan.” (Fathul Bari, 11/432)

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, “Tidaklah seorang hamba dikatakan wali Allah kecuali apabila dia beriman kepada Allah, dan beriman dengan apa yang datang dari Rasulullah, dan mengikutinya secara lahiriah dan batiniyah, barangsiapa yang mengaku mencintai Allah tetapi tidak mengikuti Rasulullah maka dia bukan wali Allah bahkan barangsiapa yang menyelisihinya maka dia termasuk musuh-musuh Allah, wali-wali syaithan. Allah Ta’aala berfirman;

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mencintaimu.”(ali Imran:31)

Maka barangsiapa yang mengikuti rasulullah maka Allah mencintainya, barangsiapa yang mengaku mencintai Allah dan tidak mengikuti Rasulullah maka dia bukan termasuk wali-wali Allah.” (al Furqan, hlm. 542)

Berkata asy-Syaikh al-Allamah Muhammad al-Utsaimin: Wali-wali Allah Ta’aala meraka adalah orang-orang yang beriman kepada Nya, bertakwa kepada Nya dan istiqamah diatas agamaNya. Mereka adalah arang yang disifati oleh Allah Ta’alah didalam firman Nya,

أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ

“Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (Yunus:62-63) (syarh al Ushul as Sittah )

Dari penjelasan diatas kita ketahui wali-wali Allah adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa. Takwa adalah menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah. Adapun Gusdur malah menjalankan larangan-larangan Allah, bahkan larangan terbesar yaitu kekufuran. Seperti mencela al –Qur’an, meninggalkan sholat dan yang lain.

Wali Allah bukanlah orang gila, bukan juga orang yang melakukan kekufuran dan kesyirikkan, bukan juga orang yang meninggalkan sholat, bukan juga orang yang memberikan loyalitasnya kepada orang kafir dan yang lainnya.

Bersambung insya Allah تعالى

▫▪▫▪▫▪▫▪

✒Ustadz Abdullah al jakarty hafidhohullohu ta'ala

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

☆F A W A I D   I L M I Y Y A H☆

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Tidak ada komentar:

Posting Komentar