Jumat, 02 Maret 2018

FAEDAH-FAEDAH FIQHIYAH DARI KITAB ‘UMDATUL AHKAM (31)

📚 FAEDAH-FAEDAH FIQHIYAH DARI KITAB ‘UMDATUL AHKAM 📚

🌹HADITS KEDUA PULUH SEMBILAN🌹

🔊 عَنْ عَائِشَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا - قَالَتْ «كَانَ النَّبِيُّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إذَا اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ غَسَلَ يَدَيْهِ، ثُمَّ تَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ، ثُمَّ اغْتَسَلَ، ثُمَّ يُخَلِّلُ بِيَدَيْهِ شَعْرَهُ، حَتَّى إذَا ظَنَّ أَنَّهُ قَدْ أَرْوَى بَشَرَتَهُ، أَفَاضَ عَلَيْهِ الْمَاءَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ سَائِرَ جَسَدِهِ، وَكَانَتْ تَقُولُ: كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - مِنْ إنَاءٍ وَاحِدٍ، نَغْتَرِفُ مِنْهُ جَمِيعًا».

🔊 "Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata,: "Nabi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika mandi janabah, mencuci tangannya dan berwudhu' sebagaimana wudhu' untuk shalat. Kemudian mandi dengan meratakan air ke celah-celah rambutnya dengan tangannya, hingga bila telah yakin bahwa dirinya telah membasahi dasar kulit kepalanya, selanjutnya Beliau mengguyurkan air ke atas kepalanya tiga kali. Lalu membasuh seluruh badannya". 'Aisyah berkata,: "Aku pernah mandi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari satu bejana dimana kami saling mengambil (menciduk) air bersamaan". [HR. al-Bukhari dan Muslim]

🌹HADITS KETIGA PULUH🌹

🔊 عَنْ مَيْمُونَةَ بِنْتِ الْحَارِثِ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا - زَوْجِ النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَنَّهَا قَالَتْ «وَضَعْتُ لِرَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَضُوءَ الْجَنَابَةِ، فَأَكْفَأَ بِيَمِينِهِ عَلَى يَسَارِهِ مَرَّتَيْنِ - أَوْ ثَلَاثًا - ثُمَّ غَسَلَ فَرْجَهُ، ثُمَّ ضَرَبَ يَدَهُ بِالْأَرْضِ، أَوْ الْحَائِطِ، مَرَّتَيْنِ - أَوْ ثَلَاثًا - ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ، وَغَسَلَ وَجْهَهُ وَذِرَاعَيْهِ، ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى رَأْسِهِ الْمَاءَ، ثُمَّ غَسَلَ جَسَدَهُ، ثُمَّ تَنَحَّى، فَغَسَلَ رِجْلَيْهِ، فَأَتَيْتُهُ بِخِرْقَةٍ فَلَمْ يُرِدْهَا، فَجَعَلَ يَنْفُضُ الْمَاءَ بِيَدِهِ».

🔊 "Dari Maimunah bintul Harits radhiyallahu 'anha – istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam  - ia berkata,: "Aku mengambilkan untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam air wudhu untuk mandi janabah. Beliau menuangkan dengan telapak tangan kanannya ke atas telapak tangan kirinya lalu mencucinya dua kali atau tiga kali. selanjutnya mencuci kemaluannya dan kemudian memukulkan tangannya ke tanah atau dinding dua kali atau tiga kali. Kemudian berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung lalu mencuci wajahnya dan kedua lengannya. Kemudian mengguyurkan air ke atas kepalanya lalu membasuh badannya. Kemudian berpindah dari tempat mandinya, lalu membasuh kakinya". Selanjutnya aku berikan handuk kepada Beliau, namun Beliau menolaknya, Beliau mengeringkan air dari badannya dengan tangannya." [HR. al-Bukhari dan Muslim]
—---------------------------------------------------------------------------

📬 Faedah yang terdapat dalam hadits:
📎 1. Dalam dua hadits ini menjelaskan tata cara mandi janabah.

🖌 Tata cara mandi janabah terbagi menjadi dua:
🔸 Pertama: Cara yang sempurna, yaitu mandi dilengkapi dengan perkara-perkara yang mustahab (sunnah).
Dalil tata cara mandi yang sempurna ditunjukan dalam hadits 'Aisyah dan hadits Maimunah.
🔸 Kedua: Cara yang Mujzi' (mencukupi), yaitu sekedar mengguyur dan membasahi seluruh anggota tubuh, tanpa berwudhu terlebih dahulu. Dalil yang menunjukkan hal ini adalah firman Allah:
﴿وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا﴾ الآية
"dan jika kamu junub maka mandilah." [QS. al-Maidah: 6]

🔊 Kata Ibnu Hazem dalam kitabnya "al-Muhalla": “Bagaimanapun caranya dia bersuci (mandi) maka dia telah menunaikan kewajibannya yang Allah wajibkan padanya”.

Dalam hadits Jabir radhiyallahu 'anhuma:
"أَنَّ وَفْدَ ثَقِيفٍ سَأَلُوا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا: إِنَّ أَرْضَنَا أَرْضٌ بَارِدَةٌ فَكَيْفَ بِالْغُسْلِ؟ فَقَالَ: «أَمَّا أَنَا فَأُفْرِغُ عَلَى رَأْسِي ثَلَاثًا»"

📚 FAEDAH-FAEDAH FIQHIYAH DARI KITAB ‘UMDATUL AHKAM 📚

🌹HADITS KETIGA PULUH SATU🌹

🔊 عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ: أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَالَ «يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيَرْقُدُ أَحَدُنَا وَهُوَ جُنُبٌ؟ قَالَ: نَعَمْ، إذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرْقُدْ»

🔊 "Dari Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwa 'Umar bin Al Khaththab bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Apakah boleh seorang dari kami tidur dalam keadaan dia junub?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ya. Jika salah seorang dari kalian telah berwudhu, maka tidurlah (meskipun dalam keadaan junub)." [HR. al-Bukhari dan Muslim]

📬 Faedah yang terdapat dalam hadits:
📎 1.  Boleh bagi seorang tidur dalam keadaan junub jika telah berwudhu terlebih dahulu, walaupun belum mandi.

🔐 Masalah: Hukum wudhu bagi orang yang junub sebelum tidur?
🔑 Pendapat yang kuat adalah Sunnah, ini adalah pendapat Jumhur ulama. Dalil yang memalingkan dari wajib menjadi mustahab (sunnah) adalah hadits Ibnu 'Abbas, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّمَا أُمِرْتُ بِالْوُضُوءِ إِذَا قُمْتُ إِلَى الصَّلَاةِ»
"Sesungguhnya aku diperintahkan untuk berwudhu hanya ketika aku hendak menunaikan shalat." [HR. Abu Dawud, dishahihkan Syaikh al-Albani]
Pendapat ini dipilih Syaikh al-'Utsaimin .

🔐 Masalah: Hukum wudhu jika ingin kembali berjimak:
🔑 Pendapat yang kuat adalah Sunnah, ini adalah pendapat Jumhur ulama. Dalil yang memalingkan dari wajib menjadi mustahab (sunnah) adalah hadits Ibnu 'Abbas yang telah lewat. Ini adalah pendapat yang dipilih Syaikh al-'Utsaimin rahimahullah.

📎 2.  Wudhu yang dimaksud diatas adalah wudhu secara syar'i, yaitu seperti wudhu untuk shalat. Dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah hadits 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata:
«أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ، وَهُوَ جُنُبٌ، تَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ، قَبْلَ أَنْ يَنَامَ»

"Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ingin tidur, sedangkan beliau masih dalam keadaan junub, maka beliau berwudhu dengan wudhu untuk mengerjakan shalat sebelum tidur." [HR. al-Bukhari dan Muslim]

📎 3.  Lebih utama dan sempurna bagi orang yang junub bersegera untuk mandi sebelum tidur, karena bersegera mengangkat hadats besar pada dirinya, namun jika tidak mandi, maka hendaknya berwudhu terlebih dahulu. Dua hal ini telah dilakukan dan dicontohkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Telah datang hadits Abdullah bin Abi Qais, ia bertanya kepada 'Aisyah radhiyallahu 'anha:

كَيْفَ كَانَ يَصْنَعُ فِي الْجَنَابَةِ؟ أَكَانَ يَغْتَسِلُ قَبْلَ أَنْ يَنَامَ؟ أَمْ يَنَامُ قَبْلَ أَنْ يَغْتَسِلَ؟ قَالَتْ: "كُلُّ ذَلِكَ قَدْ كَانَ يَفْعَلُ، رُبَّمَا اغْتَسَلَ فَنَامَ، وَرُبَّمَا تَوَضَّأَ فَنَامَ، قُلْتُ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ فِي الْأَمْرِ سَعَةً "

"Bagaimana beliau mandi junub, apakah beliau mandi dahulu sebelum tidur atau beliau tidur dahulu sebelum mandi?' Aisyah menjawab, 'Sungguh semuanya telah dilakukan beliau, terkadang beliau mandi dahulu kemudian tidur dan terkadang pula beliau hanya berwudhu, lalu tidur." Aku (Abdullah bin Qais) berkata; 'Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kelapangan dalam perintah-Nya." [HR. Muslim]

🚪 Wallahul muwaffiq ilash shawab

========================================
📚 FORUM KIS 📚
📡 https://telegram.me/FORUMKISFIQIH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar