Sabtu, 02 April 2016

Ziarah Kubur dan Ngalap Berkah

Ziarah Kubur dan Ngalap Berkah

Ziarah kubur termasuk amalan yang disyariatkan. Dengannya seseorang akan banyak mengingat kematian dan akhirat. Sehingga, ia akan mempersiapkan diri untuk menghadapinya, dengan memperbanyak amal saleh maupun bertobat dari maksiat. Demikian tujuan dari ziarah kubur.

Rasulullah bersabda,

«فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الآخِرَةَ»

  “Maka lakukanlah ziarah kubur, karena ia akan mengingatkan negeri akhirat.” (HR. at-Tirmidzi)

Namun, ziarah kubur kadang disalahartikan dan disalahgunakan. Tujuan awal dari ziarah kubur tidak lagi menjadi prioritas, bahkan ditinggalkan. Di sebagian masyarakat, syariat ziarah kubur akhirnya berubah menjadi ritual ngalap berkah. Tidak sedikit peziarah kubur justru mencari berkah dari orang mati yang di kubur tersebut.

Makna berkah adalah langgengnya kebaikan, atau bertambahnya kebaikan. Artinya, peziarah ingin mendapatkan kebaikan atau tambahan kebaikan dari penghuni kubur tersebut, seperti panjang usia, hidup tenang, rezeki lancar, cepat dapat jodoh dan lain sebagainya.

Jika memang demikian kondisinya, maka ritual ngalap berkah menjadi terlarang. Larangan tersebut karena ritual ngalap berkah bisa sampai pada tingkat perbuatan syirik atau setidaknya termasuk perbuatan bidah yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah.

Ngalap berkah: Syirik

☝️Jika si peminta berkah tersebut meyakini bahwa penghuni kubur tersebut-lah yang memberi berkah. Artinya, dia meminta berkah kepada selain Allah ta’ala. Inilah hakikat perbuatan syirik; meminta kepada selain Allah ta’ala. Dan inilah yang dilakukan oleh orang-orang musyrik jahiliyah terhadap para berhala mereka.

Ngalap berkah: Bid’ah

☝️ Jika si peminta berkah meyakini bahwa yang memberi berkah adalah Allah ta’ala, tetapi harus melalui si penghuni kubur. Amalan semacam ini tidak diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan kalau dibiarkan berkelanjutan akan menghantarkan kepada perbuatan kesyirikan.

Pembaca, disebutkan dalam hadits Abu Waqid al-Laitsi radhiallahu ‘anhu,

Kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pulang dari perang Hunain. -Waktu itu kami baru saja memeluk agama Islam-. Kaum musyrikin memiliki sebuah pohon yang mereka iktikaf di sana dan juga menggantungkan persenjataan mereka pada pohon tersebut. Tempat itu dikenal dengan sebutan dzatu anwath. Kami pun melewati pohon tersebut kemudian kami berkata kapada Rasulullah:

“Wahai Rasulullah, jadikanlah untuk kami sebuah dzatu anwath seperti mereka!”

Maka Rasulullah mengingkarinya,

☝️ “Subhanallah, Allahu Akbar! Sungguh kalian telah berkata seperti perkataan Bani Israil kepada nabi Musa, buatkanlah untuk sesembahan seperti mereka. Sungguh kalian telah mengikuti jalan yang mereka tempuh.” (HR. at-Tirmidzi)

Penghuni kubur adalah orang yang telah mati. Mereka tidak bisa mendengar apalagi mengabulkan permintaan orang lain. Mereka sendiri lebih butuh pertolongan dan kebaikan di alam kubur.

Allah ta’ala berfirman,

وَلَا تَدْعُ مِن دُونِ اللَّـهِ مَا لَا يَنفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ ۖ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِّنَ الظَّالِمِينَ ﴿١٠٦﴾ وَإِن يَمْسَسْكَ اللَّـهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ يُصِيبُ بِهِ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ﴿١٠٧﴾

“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim. Jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Yunus: 106-107)

Allah ta’ala juga berfirman,

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّن يَدْعُو مِن دُونِ اللَّـهِ مَن لَّا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَن دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ ﴿٥﴾
“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa) nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka?” (al-Ahqaf: 5)

Allah ta’ala menceritakan kondisi orang yang meminta kepada selain Allah ta’ala,

وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِن قِطْمِيرٍ ﴿١٣﴾ إِن تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ ۚ ﴿١٤﴾

“Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari perbuatanmu.” (Fathir: 13-14)

Lebih daripada itu, berkah termasuk perkara ghaib. Allah ta’la meletakkan keberkahan pada apa saja yang Dia kehendaki. Seseorang tidak bisa mengklaim bahwa pada sebuah benda atau tokoh tertentu terdapat berkah kecuali jika ada dalil yang menunjukkannya.

☝️ Wallahu a’lam.

Silakan kunjungi:

http://www.yuk-kenal-nu.net/2015/12/18/ziarah-kubur-dan-ngalap-berkah/

Tebarkan nasihat, berilmu, beramal dan beramar makruf nahi mungkar.

Dengan mengajak saudara, kenalan dan handai taulan anda bergabung dengan channel telegram YKNU Online di:

https://telegram.me/yknuonline

Atau

https://goo.gl/qyrUcN

Atau

http://bit.ly/1luO2wL

Silakan dishare! Semoga bermanfaat untuk kaum muslimin!

☝️ Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar