Senin, 26 September 2016

Kisah Pakar Nahwu yang Sebelumnya Menjadi Tukang Nyalakan Lampu Masjid


*Kisah Pakar Nahwu yang Sebelumnya Menjadi Tukang Nyalakan Lampu Masjid*
🕯🕯🕯🕯🕯🕯🕯🕯🕯🕯🕯

💥 *Zainuddin Khalid bin Abdillah al Azhari asy Syafi’i*-Rahimahullah- adalah seorang pakar dalam bidang ilmu nahwu. Karya-karya ilmiah yang ditelurkannya telah memperkaya khazanah keilmuan Islam dan sangat bermanfaat, khususnya bagi para penuntut ilmu dan peneliti bahasa Arab.

Diantara karya beliau adalah:

Al Muqaddimah Al Azhariyyah beserta
*1-*syarahnyaAt-Tashriih ‘alaa At-Taudhiih, 
sebuah kitab syarh atas kitab Al Taudhih karya Ibnu Hisyam yang terbaik.
*2-*Tamriin al Thullaab fii Shinaa’ati al I’raab, kitab yang memuat I’rab bait-bait Alfiyyah Ibnu Malik.
*3-*Syarh al-Aajurruumiyyah
*4-*Muwashshilu Al Thullaab Ilaa Qawaa’idi al I’raab,sebuah kitab Syarh Qawa’idu al I’raab karya Ibnu Hisyam.
Dan yang lainnya.

Beliau lahir sekitar tahun 838 H di kampung Jarja. Saat beliau kecil, ayahnya pindah ke Kota Kairo. Beliau menghapal Al Qur’an, lalu berbakti di Masjid al Azhar sebagai ‘Waqqad’ (Tukang menyalakan lampu).
Yang menarik dari kisah hidupnya adalah, sebuah motivasi dalam mencari ilmu yang muncul karena kejadian yang terbilang unik.

Suatu hari, sebagaimana biasa beliau menjalankan tugasnya menyalakan lampu-lampu yang berada di dalam masjid.
(Tidak seperti sekarang), lampu-lampu di zaman itu masih berbentuk lentera yang dipasang diatas, dinyalakan dengan api. Seperti biasa pula, di masjid Al Azhar di masa itu (dan sampai sekarang) terdapat halaqah-halaqah ilmu.

Pada hari itu, secara tidak sengaja sebuah sumbu api jatuh dan mengenai buku catatan seorang penuntut ilmu yang tengah belajar. Tidak sabar dengan kejadian itu, seorang penuntut ilmu tersebut pun mencela dan memakinya dengan menyebutnya orang bodoh…

🔊Caci-maki yang dilontarkan kepadanya itu membekas dalam hatinya.
Anehnya, yang membekas bukan rasa dendam kepada orang yang telah mencacinya, caci-maki itu justru memunculkan kesadaran dan spirit yang baik.
👣Beliau pun akhirnya meninggalkan pekerjaannya sebagai tukang menyalakan lampu dan fokus kepada ilmu, padahal umurnya saat itu sudah lebih dari 30 tahun.
Hingga akhirnya beliau menjadi seorang pakar dalam bidang ilmu nahwu dan juga memiliki konstribusi dalam ilmu-ilmu yang lain…

As Sahawi-rohimahullohu ta'ala- berkata tentang beliau, “Ia adalah seorang manusia yang terpilih.”

Beliau wafat sepulang melaksanakan ibadah haji di Propinsi Qalyubiya pada tahun 905 H, semoga Allah merahmati beliau. Amin.

Bagi kita,
Tentu kisah diatas memberi pelajaran yang sangat berharga. Penghinaan orang lain terhadap kita seharusnya tidak melemahkan kita,
dan membuat kita merasa tersungkur jatuh, semestinya justru memunculkan kekuatan, membangun spirit dan kesadaran kita.
👉 Penghinaan juga seharusnya tidak membuat kita menjadi sibuk memikirkan rasa dendam yang tidak memberi manfaat apa pun kepada kita selain waktu yang habis percuma dan pikiran yang terkuras sia-sia.
Selalu ada hikmah dalam setiap kejadian,
Allohu-ta'ala-lah pemilik hikmah yang tertinggi.
Wallahu ‘alam, 
semoga bermanfaat.

📚[Biografi Khalid Azhari selengkapnya dapat di lihat dalam Kitab ‘Muashshilu al Thullaab’,.]

📮Majmu'ah At-tuhfah Al-washobiyyah📮
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘

🛰 *ĎĮ ҎỖŜŤĮŇĞ ỤĹÃŇĞ ỖĹẸĤ* :
👉🏿 http://bit.ly/telegramTIC
👉🏿 http://bit.ly/websiteTIC
            📚 *ⓦⓐ ⓣⓘⓒ*  📚
________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar