Rabu, 09 Desember 2015

‘Ain Pandangan Mata Membawa Petaka

‘AIN PANDANGAN MATA MEMBAWA PETAKA
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
{ bagian pertama }
Diantara sekian banyak nikmat yang Alloh berikan kepada hamba Nya, tentulah kita sepakat bahwa nikmat mata termasuk nikmat yang besar, yang mana dengan adanya indera penglihatan ini, maka kita dapat memperoleh kemaslahatan duniawi maupun ukhrawi.
Lantas bagaimana jadinya kalau mata yang selama ini kita anggap membawa banyak manfaat ternyata juga dapat mendatangkan petaka bagi orang lain bahkan  tanpa disadari oleh pemiliknya(tentunya dengan izin Alloh ).
Maka inilah ‘AIN  yang perkaranya  sangat sedikit diketahui, padahal bahayanya teramat dahsyat.
Dan pada kesempatan  kali ini, kita akan  membahas hadits yang berkaitan tentang permasalahan tersebut.
Kiranya hal ini sebagai pengingat bagi yang lupa dan pelajaran bagi yang belum mengetahuinya.
Berikut hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhori dan Imam Muslim serta yang lainnya dari sahabat Abu Huroiroh beliau mengatakan, telah bersabda Rasulullah shallahu ‘alahi wasallam :
الْعَيْنُ حَقٌ  وَ نَهَى عَنِ الْوَشَمِ
“ Ain itu adalah nyata dan beliau melarang dari tato ."
Penjelasan hadits:
✏️Berkata al-Maziri ( wafat 536 H): “  Mayoritas ulama telah membenarkan konteks hadits ini namun, sebagian ahlu bid’ah mereka mengingkari dengan alasan menyelisihi akal sehat.
Padahal seseorang itu wajib menyakini apa yang telah dinyatakan hakikatnya oleh syariat ini tanpa mendustainya … Kemudian munasabah ( kesesuaian ) pada dua kalimat dalam hadits ini ( ‘ain yang nyata dengan larangan untuk mentato )  ialah : termasuk salah satu faktor seseorang melakukan tato adalah agar tidak terkena ‘ain, oleh karena itu beliau shallahu ‘alahi wasallam melarang tato disertai perintah untuk menetapkan adanya ‘ain.
( Fathul Baari, 1/203)
▪️Definisi ‘ain
Ibnul Qoyyim mendefinisikan ‘ain dengan ucapannya : “ Dia adalah  anak panah yang dilepaskan dari jiwa yang hasad atau jiwa yang memiliki ‘ain mengarah pada sasarannya  yang di dengki maupun yang ia inginkan untuk terkena ‘ain terkadang tepat pada sasarannya dan terkadang meleset, kalau ia melepaskan pada sasaran yang mempunyai pertahanan diri, maka tidaklah berhasil dan tidak pula memberi pengaruh sedikit pun, bahkan bisa jadi panah tersebut berbalik mengenai orang yang melakukannya.
Maka perkara ‘ain ini serupa dengan kegiatan memanah yang dilakukan oleh manusia, namun ‘ain ini datang dari jiwa dan roh sedangkan panah memanah dilakukakan  anggota tubuh. Dan asal ‘ain ini adalah dari kekaguman orang yang memiliki ‘ain kepada sesuatu kemudian diikuti oleh jiwa yang jahat.”
( Zaadul Maa’ad , 4/ 167-168) 
Berkata al-Hafidz Ibnu Hajar :
“Hakikat ‘ain adalah pandangan yang diiringi dengan ketakjuban dan dicampuri dengan hasad  dari tabiat yang buruk yang membuat celaka orang yang dipandang”.
(Fathul Baari , 10/ 200)
Terdapat dalil – dalil lain tentang adanya ‘ain selain dari apa yang kami sebutkan di atas , diantaranya Allah berfirman menceritakan tentang nabi Ya’qub prihal kekuatirannya dari ‘ain yang akan menimpa anak-anaknya :
وَقَالَ يَابُنَيَ لاَ تَدْخُلُوْا مِنْ بَابٍ وَاحِدٍ وَادْخُلُوْا مِنْ أَبْوَابٍ مُتَفَرِقَةٍ وَمَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَهِ مِنْ شَيْءٍ اِنِ الْحُكْمُ اِلاَلِلَهِ عَلَيْهِ تَوَكَلْتُ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَلِ الْمُتَوَكِلُوْنَ
“ Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain. Namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah kepadaNyalah aku beryawakal dan hendaklah kepadaNya saja orang - orang yg bertawakal berserah diri
( QS.Yunus : 67 )
✏️____bersambung ………
https://telegram.me/MultaqoIkhwahWalAshab
AIN PANDANGAN MATA MEMBAWA PETAKA
( bagian kedua )
▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️
➰ Berkata al-Qurthubi dalam mentafsirkan ayat ini : “ Ketika mereka(anak-anak Ya’qub) hendak keluar، muncul rasa kekuatiran dari sang ayah(nabi Ya’qub) perihal ‘ain. Maka beliau  pun menyuruh anak-anaknya untuk tidak masuk ke kota Mesir dalam satu pintu,dan ketika itu pintu masuk kota Mesir memiliki empat pintu,kekuatiran ini karena mereka berjumlah sebelas orang dari keturunannya ( yaitu dari keturunan Ya’qub saja) dan  juga mereka adalah orang – orang yang memiliki ketampanan dan kesempuranan serta kelapangan, sebagaimana yang ditafsirkan oleh Ibnu Abbas, Ad-Dhohaak,Qotadah,dan yang lainnya.
( Tafsir al-Qurthubi , 9/ 226)
❌Tidak ada seorang pun yang selamat dari ‘ain ini, sampai Rasululllah shallahu ‘alahi wasallam memungkinkan untuk terkena ‘ain oleh karena itu Allah berfirman :
وَاِنْ يَكَادَ الَذِيْنَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُوْنَكَ بِأَبْصَارِهِمْ لَمَا سَمِعُوا الذِكْرَ وَيَقُولُونَ اِنَهُ لَمَجْنُونٌ ۞ وَمَاهُوَ اِلاَذِكْرٌلِلْعَالَمِيْنَ
“ Dan Sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala merek a mendengar Al Quran dan mereka berkata: "Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila dan Al Quran itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat.”
(QS.Al-Qalam : 51,52)
✔️Berkata Al-Hafidz Ibnu Katsir : “ Ibnu Abbas dan Mujahid serta selain keduanya mentafsirkan kata “ menggelincirkan kamu “yaitu melemparkan ‘ain dengan pandangan mereka karena hasad dan benci terhadapmu, kalaulah tidak  ada penjagaan Allah serta perlindungan-Nya niscaya akan mengenaimu, dan dalam ayat ini terdapat dalil bahwa ‘ain dan pengaruhnya adalah sesuatu yang nyata dengan izin Allah semata.”
( Tafsir Ibnu Katsir, 4/410)
Adapun dalil dari sunnah yang menunjukkan betapa besar bahaya  dan pengaruh ‘ain ini apa yang diriwayatkan oleh At-Thoyalisi dalam Musnadnya dari hadits Jabir bin Abdilllah beliau berkata : telah bersabda Rasulullah shallahu alahi wasallam :
أَكْثَرُمَنْ يَمُوْتُ مِنْ أُمَتِي بَعْدَ قَضَاءِ اللَهِ وَقَدَرِهِ بِالعَيْنِ
  “ Mayoritas dari umatku yang wafat adalah karena ‘ain (tentunya dengan ketetentuan  dan ketetapan Allah ) (dihasankan oleh Syaikh al- Albani dalam Silsilah As-Shahihah no. 747 )
✒️Diriwayatkan pula oleh Abu Nu’aim dalam kitabnya Al-Hilyah (7 /90) dari hadits Jabir bin Abdillah beliau berkata : telah bersabda Rasulullah shallahu ‘alahi wasallam :
الْعَيْنُ تُدْخِلُ الرَجُلُ القَبْرَ وَ تُدْخِلُ
الْجَمَلُ الْقِدْرَ
“ ‘Ain itu dapat menyebabkan seseorang itu dikubur dan dapat menyebabkan seekor unta dimasukkan dalam periuk.”(dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam As- Shahihah no.1249)
Berkata Al-Munaawi : “ Maksud menyebabkan seseorang dikubur :  yaitu ‘ain dapat membunuh seseorang sehingga ia pun dikubur,adapun maksud “Menyebabkan seekor unta dimasukkan dalam periuk” yaitu : apabila ‘ain tersebut mengenai unta yang menyebabkan kematian maka pemiliknya akan menyembelih dan memasaknya di dalam suatu wadah.”
( Faidhul Qodir, 4/522)
‘Ain dapat mempengaruhi seseorang dimana pun ia berada , walaupun  di puncak gunung sekalipun . Sebagaimana Rasulullah shallahu ‘alahi wasallam bersabda :
“ Sesungguhnya ‘ain dapat menjangkiti seseorang walaupun ia pergi ke puncak gunung maka bisa menjatuhkannya dari atas.”
(dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Jami’ no. 1681)
✋Tiadalah jalan keluar melainkan kita harus banyak meminta perlindungan kepada Allah dari pandangan ‘ain ini, Rasulullah telah menganjurkan
di dalam sabdanya :
“ Mintalah perlindungan dari ‘ain, karena sesungguhnya ‘ain itu adalah  nyata.”
(disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam As-Shahihah no.737)
bersambung…………
https://telegram.me/MultaqoIkhwahWalAshab
AIN PANDANGAN MATA MEMBAWA PETAKA
( bagian ketiga - selesai-)
_______________________________
▪️Antara hasad dan ‘ain
Perbedaan antara hasad dengan ‘ain telah disebutkan oleh para ulama diantaranya oleh As-Syinqithi rahimahullah ta’ala beliau katakan : “ Antara hasad dan ‘ain keduanya memiliki persamaan dalam pengaruh (yaitu keduanya dapat menyebabkan bahaya) namun keduanya berbeda dalam hal  perantara(perantara hasad adalah dari hembusan hati yang menginginkan nikmat tersebut hilang , sedangkan  perantara ‘ain  dari tatapan yang buruk yang dapat mengenai  anaknya sendiri atau bahkan dirinya sendiri), orang yang hasad juga mendengki kepada orang yang tidak ia lihat secara langsung dan pada sesuatu yang sudah terjadi, sedangkan ‘ain tidaklah  melemparkan pandangannya melainkan  terlihat dan  kadang menimpa pada sesuatu yang ia tidak bermaksud kepadanya
seperti anak atau hartanya. 
(Adhwaul Bayan ,9/ 644)
➡️ Dan ditambahkan  lagi perbedaan keduanya oleh Shalih Alu Mubarok  beliau jelaskan  :” Bahwa hasad tidaklah terjadi melainkan dari jiwa yang buruk, adapun ‘ain kadang terjadi dari orang shalih karena ketakjubannya pada sesuatu yang  sebenarnya  tidak menginginkan  untuk hilang atau celaka pada tatapannya sebagaimana yang terjadi pada sahabat ‘Amir bin Rabi’ah ketika pandangannya(‘ain)  mengenai Sahl bin Hanif dan dimaklumi bahwa ‘Amir bin Rabi’ah ini adalah sahabat  yang termasuk  terdahulu masuk islam bahkan beliau pernah hadir bersama Rasulullah shallahu ‘alahi wasallam dalam peperangan Badr.
( Fathul Mughits Fi Sihr Wal Hasad Wa Massul Iblis hlm.41 )
▪️Antara sihir dan ‘ain
✋Sebagaimana dengan hasad maka ‘ain juga memiliki perbedaan dengan sihir, Dewan Fatwa Ulama di Saudi telah menjelaskan perbedaan keduanya ketika ditanya tentang hal tersebut mereka menjawab :
“ Bahwa sihir secara bahasa adalah sesuatu yang tersembunyi dan lembut sebabnya, dan secara istilah ialah mantra atau jimat  yang dapat mempengaruhi hati seseorang serta badan sehingga sakit atau terbunuh atau memisahkan antara suami dengan istrinya.
⏹ Allah berfirman : “ Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah.” ( QS.Al-Baqoroh : 102) Adapun ‘ain berasal dari kata ‘aana  yaa’inu yaitu menimpanya dengan pandangan mata.”
( Alfatawa Adz-Dzahabiyah Fi Ruqoo As-Syar’iyah hlm.129)
Para pembaca yang dirahmati Allah,
Tiada musuh yang lebih menakutkan dibandingkan musuh yang tak terlihat dan tidak kita sadari keberadaannya. Demikian juga dengan ‘ain, begitu besar bahayanya karena bisa menimpa seseorang tanpa peringatan dan sebaliknya ia bisa menimpakan kemadhorotan pada orang lain bahkan tanpa kesengajaan.
Maka sungguh hanya orang yang berakal dan pandai mengambil pelajaran yang mau menjaga pandangan matanya dengan terlebih dahulu  mendidik hatinya untuk tidak memendam rasa dengki sehingga pandangan matanya tetap menjadi pandangan yang menyejukkan dan penuh keridhoan bukan pandangan yang dapat menyakitkan.
☝️Dan selanjutnya hanya kepada Allah lah Dzat Yang telah menganugerahkan nikmat penglihatan, kita meminta agar pandangan kita selalu dalam penjagaan Nya, terjaga dari segala kejelekan dan terpelihara dari menimpakan keburukan kepada orang lain. Wallohu a’lam bis showab.
( Abul Fida' Teguh )
https://telegram.me/MultaqoIkhwahWalAshab
✉️✉️✉️✉️✉️✉️✉️✉️✉️✉️✉️✉️


Tidak ada komentar:

Posting Komentar