Kamis, 10 Desember 2015

Syarat-syarat Kebolehan Memukul Anak

  MEMUKUL ANAK ‼

‼  Syarat-syarat Kebolehan Memukul Anak ‼

1.  Anak tersebut sudah bisa memahami pendidikan adab dengan bentuk pukulan, sehingga tidak diperkenankan memukul anak yang belum bisa memahami tujuan pukulan yang diberikan kepadanya.

2. Pendidikan adab dengan memukul ini diberikan oleh orang yang berwenang atas anak tersebut.

3. Tidak berlebihan di dalam memukul, baik dari sisi  jumlah pukulan, cara memukul, jenis pukulan, anggota badan yang dipukul, dan yang lainnya.

4. Anak tersebut memang melakukan sebuah perbuatan yang karenanya ia berhak mendapatkan pendidikan adab dengan cara dipukul.

5. Pengajaran adab dengan memukul ini TIDAK DITUJUKAN untuk melampiaskan dendam atau amarah, karena bila tujuannya untuk membalas dendam atau menyalurkan kemarahan, orang tua atau pendidik tersebut tidak menjadi seorang pendidik adab, namun ia sekedar tidak mau kalah saja dengan anak (didik)nya.

  Al-Qaul al-Mufid 'ala Kitab a-Tauhid, karya asy-Syaikh Ibnun'Utsaimin رحمه الله hal. 671 Bab Ma Ja-a fi Katsratil Half.

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin رحمه الله )di dalam Silsilah Liqaat al-Bab al-Maftuh pertemuan ke-192 dari kaset ketiga) mengatakan,

"Pukulan untuk mendidik dalam setiap keadaannya dibolehkan dengan syarat tidak meninggalkan bekas."

6. Menjauhi memukul wajah.

7.Pukulan tidak boleh melebihi 10 kali.

8.  Tidak boleh memukul menggunakan api.

9. Tidak boleh memukul di tempat-tempat yang membahayakan bila dipukul seperti mata, kemaluannya, dan anggota sensitif lainnya.

10. Tidak boleh memukul dengan benda tajam seperti pisau.

11. Tidak boleh memukul karena alasan yang batil, yang tidak dibenarkan syariat, misalkan karena anak tidak mau membelikan rokok atau Qat (sejenis narkoba) untuk ayahnya, atau perkara-perkara haram lainnya.

12. Tidak boleh memukul dengan alat yang bisa mematahkan tulang atau merobek kulit.

13. Bila pukulan diberikan karena masalah shalat, disyaratkan usia anak sudah sempurna sepuluh tahun.

14. Tidak boleh memukul anak kecil dengan tujuan menyulut api kemarahan/menjadikan ibunya (jengkel) kepada ayahnya, dan sebaliknya.

15. Pukulan tidak boleh diberikan pada waktu seseorang sedang sangat marah.

16. Orang yang hendak mengajarkan adab tersebut -baik orang tua ataupun guru- harus memastikan kesalahan itu benar ada pada si anak.

17. Memukul harus dikarenakan alasan yang memang ada urgensinya, bukan karena alasan-alasan sepele.

18. Memukul tidak boleh dijadikan satu-satunya metode di dalam memberikan pendidikan adab kepada anak kecil.

Bahkan di sana ada berbagai metode ta'dib kepada anak. Di antaranya: nasihat, menahannya di kamar sesuai kebutuhan, dll.

19. Hendaknya pukulan diberikan pada anggota-anggota badan tertentu yang tidak akan berisiko bahaya dengan dipukul, seperti punggung, paha, dan telapak tangan.

20. Ayah atau ibu tidak boleh mendoakan kejelekan atas anak mereka, karena larangan Rasulullah صلى الله عليه وسلم di dalam hal ini dan karena kebaikan anak itu baru diraih dengan tarbiyah(pendidikan) dan ta'lim (pengajaran ilmu).

Terakhir, kami mewasiatkan untuk menggantung cemeti di tempat yang anggota keluarga bisa melihatnya, karena yang demikian ini adalah pendidikan adab bagi mereka. Sebagaimana sabda Nabi صلى الله عليه وسلم,

"Gantungkan cambuk di tempat yang bisa dilihat anggota keluarga, karena hal ini adalah pendidikan adab bagi mereka."

[Dikeluarkan oleh al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, ath-Thabarani dalam alKabir, Ibnu 'Adi dan Abu Nu'aim dalam al-Hilyah dari Abdullah bin Umar رضي الله عنهما , dan dishahihkannoleh al-Albani رحمه الله dalam Shahihul Jami' (4021) dan ash-Shahihah (1446). Dikeluarkan pula oleh Abdurrazzaq ash-Shan'ani dan ath-Thabarani dalam al-Kabir, al-Khathib dalam Tarikh Baghdad, dan Ibnu 'Asakir dalam Tarikh dimasyq dari Abdullah bin 'Abbasرضي الله عنهما sebagaimana dalam Shahihul Jami' (4022) dan ash-Shahihah 1447].

Seorang penyair mengatakan,

Jangan sekali-kali engkau berduka,
bila dengan pukulan anak-anak didera.

Pukulan  bermanfaat bagi mereka,
Ilmu  mengangkat derajat mereka.

Andai bukan dengan sebab rasa takut,
tidak akan mereka membaca,
tidak pula menulis dengan pena.

Andai bukan dengan sebab seorang guru,
niscaya semisal binatang seluruh manusia,
Tanpa ilmu, adab pun tiada.

Tahqiqut Tajrid fi Syarhi Kitabit Tauhid karya Abdul Hadi bin Muhammad al-'Ajili (2/363)

Lihat Majmu' Fatawa Syaikh Ibni Baz (24/56)

  Fatawa Nur 'alad Darb, Syaikh Ibnu 'Utsaimin dan Liqa' al-Bab al-Maftuh, Syaikh Ibnu 'Utsaimin عثيمين

شُرُوطُ ضَرْبِ الصِّغَارِ

1.أنْ يكونَ الصغيرُ قابلًا للتأديب، فلا يضرب مَنْ لا يعرف المراد بالضرب .

2. أنْ يكونَ التأديب ممَّنْ له ولايةٌ عليه .

3. أن لا يسرف في ذلك كميةً أو كيفيةً أو نوعًا أو موضعًا إلى غير ذلك.

4. أنْ يقع من الصغير ما يستحق التأديب عليه.

5. أنْ يقصد تأديبَهُ لا الانتقام لنفسه، فإن قصد الانتقام لم يكنْ مؤدبًا، بل منتصر.

القول المفيد على كتاب التوحيد لشيخ ابن عثيمين ـ رحمه الله ـ صـ 671 باب ما جاء في كثرة الحلف .

وقال في سلسلة لقاءات الباب المفتوح لقاء رقم ( 192 ) عن الشرط الثالث هنا قال هناك :

( ويقيد الضرب في كل أحواله بأنَّه غير مبرح ).

6. أنْ يجتنب ضرب الوجه .

7. أن لا يكون الضرب أكثر من عشر ضربات .

8.أن لا يكون التأديب بالنَّار .

9. أن لا يكون الضرب في الأماكن الخطيرة مثل العين والخصيتين إلى غير ذلك .

10. أن لا يكون الضرب بشيء حاد مثل السكين .

11. أن لا يكون الضرب على شيءٍ باطل كأن يكون الولد امتنع من شراء الدخان لأبيه أو القات أو أي شيء محرم .

12. أن لا يكون الضرب بأداةٍ تكسر العظم أو تشق الجلد .

13. إذا كان الضرب من أجل الصلاة فيُشترط أن يكون قد استكمل السنة العاشرة .

14. أن لا يكون ضرب الصغار من أجل أن يغيظ الأب أمهم، ولا من أجل أن تغيظ الأم أباهم .

15. أن لا يكون الضرب في وقت الغضب الشديد .

16. أن يتأكد المؤدب من وجود الخطأ عند الصغير .

17. أن يكون الضرب على أشياء ذات أهمية، فلا يكون على أمورٍ تافة.

18. أن لا يكون الضرب هو الوحيد في تأديب الصغار، بل هناك أنواعٌ من التأديب لصغار ومنها : النصيحة، والحبس في غرفة بقدر الحاجة.

19. أن يكون الضرب بأعضاء معينة لا يحصل عليها خطر كظهر والفخذ والكَفِّ.

20. أن لا يدعو الأب أو الأم على ولدهما لنهي الرسول ـ صلى الله عليه وآله وسلم ـ عن ذلك ولأنَّ الخير حاصل في التربية والتعليم .

وأخيرًا نوصي بتعليق السوط حيث يراه أهل البيت فإنَّه أدبٌ لهم كما قال النبي ـ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ـ : ( عَلِّقُوا السَّوْطَ حَيْثُ يَرَاهُ أَهْلُ الْبَيْتِ، فَإِنَّهُ آدِبٌ لَهُمْ ) أخرجه البخاري في الأدب المفرد والطبراني في الكبير وابن عدي وأبو نعيم في الحلية عن عبدالله بن عمر وصححه الشيخ الألباني ـ رحمة الله عليه ـ في صحيح الجامع (4021) وفي الصحيحة (1446)، وأخرجه عبدالرزاق الصنعاني والطبراني في الكبير والخطيب في تأريخ بغداد وابن عساكر في تأريخ دمشق عن عبدالله بن عَبَّاس كما في صحيح الجامع ( 4022 ) وفي الصحيحة ( 1447 ).قال الشاعر :

لا تحزنَنَّ على الصبيانِ إنْ ضُرِبُوا
فالضرب يبرا ويبقى العلمُ والأدبُ

الضربُ ينفعُهُم والعلمُ يرفعُهُم
لولا المخافة ما قرؤوا وما كتبوا

لولا المُعَلِّمُ كان الناسُ كلُهُمُ
شبه البهائمِ لا علمٌ ولا أدبُ

تحقيق التجريد في شرح كتاب التوحيد لعبدالهادي بن محمد بن عبدالهادي العجيلي( 2 / 363 ) .

انظر مجموع فتاوى الشيخ ابن باز ( 24 / 56 )

وفتاوى نور على الدرب لشيخ ابن عثيمين ولقاء الباب المفتوح لشيخ ابن عثيمين رحمه الله

https://telegram.me/knoozatharia
https://telegram.me/majalahqonitah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar