Senin, 28 Maret 2016

Tafsir Surat Al-Fatihah - Membaca Basmalah Di Awal Surat

SILSILAH DURUS TAFSIR AL-FATIHAH DAN JUZ ‘AMMA:

TAFSIR SURAT AL-FATIHAH

Membaca Basmalah Di Awal Surat

{بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ}

Aku memulai dengan menyebut nama Allah, meminta pertolongan kepada-Nya dengan nama-nama-Nya yang Agung dalam segala urusanku. Dialah Rabbku, dan tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah yang Maha Dermawan dan Pemilik segala keutamaan. Dia Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Nya. Dia-lah yang memiliki rahmat yang luas untuk diberikan kepada makhluk-Nya yang dikehendaki.

Kalimat “اللَّهِ”
Adalah nama yang khusus bagi Allah saja, tidak boleh selain-Nya menamai dirinya dengan nama tersebut. Tidak diketahui baik di zaman Jahiliyah maupun setelah datangnya Islam ada yang diberi nama dengan nama Allah. Hal ini karena mereka tahu, bahwa lafazh Allah adalah nama khusus untuk Allah Ta’ala semata.

Kalimat “الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ”
Kedua kalimat tersebut terbentuk dari kalimat ar-Rahmah.

Berkata as-Sa’di rahimahullah: Ar-Rahman dan Ar-Rahim adalah dua nama yang menunjukkan bahwa Allah Ta’ala memiliki kasih sayang yang sangat luas dan agung. Kedua nama ini meliputi segala sesuatu dan meliputi segala makhluk. Allah Ta’ala telah menetapkan kasih sayang-Nya yang sempurna bagi orang-orang bertakwa yang mengikuti para nabi dan rasul-Nya. Oleh karena itu, mereka mendapatkan kasih sayang sempurna yang bersambung dengan kebahagiaan yang abadi.

Adapun orang-orang yang selain mereka terhalang dari kasih sayang yang sempurna ini, karena mereka sendiri yang menolaknya dengan cara tidak memercayai berita (Ilahi) dan berpaling dari perintah. Oleh karena itu, janganlah mereka mencela siapapun kecuali diri mereka sendiri.

Mereka (yang bertakwa) mengimani bahwa Allah Ta’ala Maha Rahman dan Maha Rahim, memiliki rahmat yang agung, dan rahmat-Nya terkait dengan makhluk-Nya yang dirahmati, sehingga nikmat seluruhnya adalah buah dari rahmat-Nya.

Namun apa perbedaan kalimat ar-Rahman dan ar-Rahim?
Pendapat pertama: Sebagian ulama menyatakan bahwa ar-Rahman adalah Rahmat Allah yang diberikan kepada seluruh makhluk-makhluk-Nya di dunia, baik yang beriman maupun yang kafir. Adapun ar-Rahim adalah rahmat Allah yang khusus diberikan hanya kepada hamba-hamba-Nya yang beriman.

Mereka berdalil dengan firman Allah Ta’ala;

{وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا}

“Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”. [QS. Al-Ahzab:43]

Dalam ayat ini disebut kalimat “ar-Rahim” untuk orang-orang yang beriman.

⚠ Bantahan: Namun pendapat ini terlemahkan dengan firman Allah Ta’ala;

{إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ}

“Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.” [QS. Al-Baqarah:143 dan al-Hajj:65]

Disebutkan dalam ayat tersebut kalimat “ar-Rahim” untuk seluruh manusia.

Pendapat kedua: Sebagian ulama yang lain menyatakan bahwa ar-Rahman adalah sifat kasih sayang pada Dzat Allah, yakni Allah memiliki sifat kasih sayang. Adapun ar-Rahim adalah memiliki makna kata kerja, yakni Allah merahmati dan menyayangi. Pendapat ini dipilih oleh Ibnul Qayim dan asy-Syaikh al-‘Utsaimin rahimahumullah.

FAEDAH DARI AYAT DIATAS:
1. Penetapan diantara nama-nama Allah yang agung adalah ar-Rahman dan ar-Rahim. Ar-Rahman adalah pemilik sifat rahmat (kasih sayang) yang luas yang meliputi segala sesuatu. Allah Ta’ala berfirman:

{وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ}

“"dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.” [QS. Al-A’raf:156]

عَنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: قَدِمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبْيٌ، فَإِذَا امْرَأَةٌ مِنَ السَّبْيِ قَدْ تَحْلُبُ ثَدْيَهَا تَسْقِي، إِذَا وَجَدَتْ صَبِيًّا فِي السَّبْيِ أَخَذَتْهُ، فَأَلْصَقَتْهُ بِبَطْنِهَا وَأَرْضَعَتْهُ، فَقَالَ لَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَتُرَوْنَ هَذِهِ طَارِحَةً وَلَدَهَا فِي النَّارِ» قُلْنَا: لاَ، وَهِيَ تَقْدِرُ عَلَى أَنْ لاَ تَطْرَحَهُ، فَقَالَ: «لَلَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ بِوَلَدِهَا»

Dari Umar bin al-Khatthab radhiyallahu 'anhu berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memperoleh beberapa orang tawanan perang. Ternyata dari tawanan tersebut ada seorang perempuan yang biasa menyusui anak kecil, apabila dia mendapatkan anak kecil dalam tawanan tersebut, maka ia akan mengambilnya dan menyusuinya, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami: 'Menurut kalian, apakah perempuan itu tega melemparkan bayinya ke dalam api? ' Kami menjawab; 'Sesungguhnya ia tidak akan tega melemparkan anaknya ke dalam api selama ia masih sanggup menghindarkannya dari api tersebut.' Lalu beliau bersabda: 'Sungguh, kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya melebihi kasih sayang perempuan itu terhadap anaknya.' [Muttafaqun ‘alaihi]

2. Para ulama berbeda pendapat, apakah Basmalah bagian dari surat al-Fatihah atau dia ayat tersendiri?

Pendapat pertama menyatakan bahwa dia termasuk bagian dari surat al-Fatihah dan juga surat-surat yang lainnya. Ini adalah pendapat asy-Syafi’i rahimahullah. Dalil pendapat ini adalah hadits Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

بَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ بَيْنَ أَظْهُرِنَا إِذْ أَغْفَى إِغْفَاءَةً ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ مُتَبَسِّمًا، فَقُلْنَا: مَا أَضْحَكَكَ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: «أُنْزِلَتْ عَلَيَّ آنِفًا سُورَةٌ» فَقَرَأَ: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ {إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ}

"Pada suatu hari ketika Rasulullah di antara kami, tiba-tiba beliau tertidur, kemudian mengangkat kepalanya dalam keadaan tersenyum, maka kami bertanya, 'Apa yang membuatmu tertawa wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab, 'Baru saja diturunkan kepadaku suatu surat, lalu beliau membaca, 'Bismillahirrahmanirrahim, Inna A'thainaka al-Kautsar Fashalli Lirabbika Wanhar, Inna Syani'aka Huwa al-Abtar.” [HR. Muslim]

Pendapat kedua menyatakan bahwa dia bukan bagian dari surat al-Fatihah dan juga surat-surat yang lainnya. Tetapi dia adalah ayat yang terpisah sendiri yang Allah turunkan sebagai pemisah antara satu surat dengan yang lainnya. Ini adalah pendapat al-Hanafiyah dan dipilih oleh syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan asy-Syaikh al-‘Utsaimin rahimahumullah. Dalil yang memperkuat pendapat ini hadits Abu Hurairah, ia berkata:

فإنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} [الفاتحة: 2]، قَالَ اللهُ تَعَالَى: حَمِدَنِي عَبْدِي ... الحديث

“aku mendengar Rasulullah bersabda, 'Allah berfirman, 'Aku membagi shalat antara Aku dengan hambaKu, dan hambaku mendapatkan sesuatu yang dia minta. Apabila seorang hamba berkata, 'Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.' Maka Allah berkata, 'HambaKu memujiKu.'...” [HR. muslim]

Dalam hadist ini Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memulai dengan ‘Hamdalah’ tanpa menyebut ‘Basmalah’, hal ini menunjukan bahwa ‘Basmalah’ bukan bagian dari surat al-Fatihah, karena kalau seandainya dia bagian dari surat al-Fatihah, niscaya beliau akan memulai dari bacaan Basmalah.

3. Ketika seorang muslim akan memulai membaca al-Quran dari awal surat, maka disunnahkan membaca BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM terlebih dahulu.

Wallahu a’lam bish Shawab.

----------------------------
✒ Disusun oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawy, 21 Dzul Qa’dah 1436/ 5 September 2015_di kota Ambon Manise.

Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
---------------------------

FORUM KIS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar