Selasa, 01 Maret 2016

Budak Kecil Memulyakan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam

MUTIARA HADITS KELEMBUTAN NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM KEPADA ANAK-ANAK:

HADITS KEDELAPANBELAS

BUDAK KECIL MEMULYAKAN NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «كُنْتُ غُلاَمًا أَمْشِي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَدَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى غُلاَمٍ لَهُ خَيَّاطٍ، فَأَتَاهُ بِقَصْعَةٍ فِيهَا طَعَامٌ وَعَلَيْهِ دُبَّاءٌ، فَجَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَتَبَّعُ الدُّبَّاءَ» قَالَ: «فَلَمَّا رَأَيْتُ ذَلِكَ جَعَلْتُ أَجْمَعُهُ بَيْنَ يَدَيْهِ» قَالَ: فَأَقْبَلَ الغُلاَمُ عَلَى عَمَلِهِ، قَالَ أَنَسٌ: لاَ أَزَالُ أُحِبُّ الدُّبَّاءَ بَعْدَ مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَنَعَ مَا صَنَعَ.

“Dari Anas radhiyallahu 'anhu, ia berkata; "Aku berjalan bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, padahal aku masih seorang bocah. Beliau lalu menemui budak kecilnya yang tukang jahit, budak itu kemudian menghidangkan kepada beliau makanan dalam sebuah bejana yang di antaranya adalah buah ad-Dubbaa (sejenis labu). Beliau lalu memilih-milih buah tersebut (untuk dimakan)." Anas berkata, "Ketika aku melihat beliau seperti itu, maka aku pun mengambil dan meletakkannya di hadapannya. Sementara budak tersebut kembali mengerjakan pekerjaannya." Anas berkata, "Maka aku sangat menyukai buah ad-Dubbaa (sejenis labu) semenjak aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan hal tersebut." [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

FAEDAH-FAEDAH HADITS:

Hadits yang agung ini memberikan kepada kita faedah-faedah yang berharga, diantaranya;

1. Bolehnya makan makanan yang berada diposisi orang lain dalam satu nampan. Secara zhahir hadits ini bertentangan dengan hadits yang melarang hal tersebut. Namun para ulama menjawab persoalan ini dengan beberapa jawaban;
a. Boleh, jika diketahui bahwa orang lain tersebut ridha.
b. Boleh, jika makanan yang terdapat dalam satu nampan beraneka ragam.
c. Bisa jadi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan tersebut karena makanan satu nampan tersebut diperuntukkan hanya untuk beliau saja.

2. Boleh bagi orang yang memiliki kedudukan yang tinggi makan makanan orang yang kedudukannya dibawahnya.

3. Ketawadhuan (sifat rendah hati) Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana beliau makan bersama pembantunya.

4. Baiknya muamalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan pembantu dan budak kecilnya.

5. Boleh bagi tuan rumah meninggalkan tamunya makan sendiri tanpa menemaninya. Budak kecil tersebut tatkala telah menghidangkan makanan untuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, ia kembali ke tempat pekerjaannya.

6. Keutamaan Anas radhiyallahu ‘anhu, dimana ia memiliki semangat yang tinggi dalam meneladani apa yang dilakukan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.

7. Kemulyaan dan kebaikan yang ada budak kecil tersebut, dimana dia pandai menjamu dan berpengalaman dalam memulyakan orang yang lebih tua atau kedudukannya lebih tinggi darinya.

8. Orang yang bekerja bukanlah perkara yang tercela, akan tetapi yang tercela adalah dia mampu bekerja tetapi malas untuk bekerja.

9. Setiap orang memiliki nilai dimasyarakat tatkala dia mampu bekerja dan memberikan manfaat untuk masyarakat dari pekerjaannya.

Waffaqallahul jami’ likulli khairin.

----------------------------
✒ Disusun oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 2 Rabiul Akhir 1437/ 12 Januari 2016_di kota Ambon Manise.

Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com

Ikuti pula channel Forum kami di aplikasi TELEGRAM!
https://bit.ly/ForumKIS
---------------------------------

WA. FORUM KIS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar