KISAH KESABARAN ULAMA DALAM MENCARI DAN MENYEBARKAN ILMU (4)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
BismillahirRahmanirRahim...
Alhamdulillah segala puji bagi Allah -subhanahu wa ta'aalaa- Rabb yang menciptakan bulan dan matahari yang dengan keduanya tarjadilah pergantian siang dan malam dengan ijin Sang penciptanya. Pada detik ini,masih diperkenankannya jantung kita untuk berdetak, dan nafas untuk menghirup udara segar di kehidupan dunia yang fana ini. Maka seorang mukmin hatinya senantiasa bergembira ketika dimudahkan baginnya untuk melakukan berbagai macam bentuk ibadah yang lahir maupun yang batin.
Di akhir perjalanan kisah yang lalu sampailah kita pada suatu ucapan yang dilantunkan oleh Muadz seorang sahabat Nabi-shallallahu 'alaihi wa sallam- yang semoga Allah meridhainya, bahwasanya beliau tidak menginginkan kehidupannya di dunia ini bagaikan orang yang mempunyai sumur kemudian mengalirkan air sumur tersebut ataupun bagaikan orang yang mahir berladang dan bercocok tanam.
Kalau kita cermati wahai saudaraku -semoga Allah menjaga kita semua- tidaklah dengan dua mata pencaharian inilah seseorang bisa dikatakan sebagai konglomerat di waktu itu. Akan tetapi, apakah dunia yang diidam-idamkan oleh para murid Nabi-shallallahi alaihi wa sallam- ?? Maka Muadz pun menuturkan jawaban tersebut di akhir hayatnya, sekaligus sebagai nasehat bagi umat ini, dia mengatakan, ''akan tetapi aku menginginkan kehidupan dunia ini sebagaimana orang yang menahan dahaga di musim yang amat panas (perumpamaan orang yang rajin puasa) dan juga seperti orang yang bermunajat di tengah malam yang panjang (perumpamaan orang yang rajin shalat malam) ataupun orang yang bedesak-desakan di majelis para Ulama ''.
Wahai saudaraku, lihatlah ... Sungguh cita cita yang sangat agung dan mulia yang tersirat dari kisah ini, tidaklah dunia yang dibanggakan oleh murid-murid Nabi -shallallahu alaihi wa sallam-, akan tetapi ilmu dan amalan shalihlah yang mereka cari, yang di mana dengan dua hal tersebut, bisa membawa dan mengantarkan mereka kepada suatu kebahagiaan dan keridhaan dari Allah ta'aalaa di dunia dan akhirat.
Mari kita lanjutkan kisah kesabaran Ulama-ulama kita.
Berkata Imam ad-Dzahabi dalam kitabnya ''Siyar 'Alam Nubala'', berkata 'Atha seorang Ulama tabi'in : Masuk islamlah Muadz dan umurnya 18 tahun, dan telah menyaksikan baiat 'Aqabah yang ke dua serta hijrah Nabi-shallallahu alaihi wa sallam-.
Maka lihatlah, berapa hari telah berlalu Muadz tidak mendapatkan manisnya kedekatan bersama Nabi-shallallahu alaihi wa sallam- dan wahyu yang beliau dengar darinya -shallallahu alaihi wa sallam-. Dan lihatlah, di usia berapa beliau wafat ?!
Berkata al-Hakim dengan sanad yang shahih dari sahabat Anas bin Malik -semoga Allah meridhai beliau- : Muadz meninggal pada usia 28 tahun dan dia pemimpin para ulama sejauh mata memandang. Bahwasanya waktu thalabul ilmi Muadz, tidaklah sampai sepulu tahun,maka dengan waktu yang singkat ini dia memimpin para Ulama...
Dan bagaimana bisa dengan waktu yang sesingkat ini Muadz bisa meraih kedudukan tersebut.
✒Imam Bukhari dan Tirmidzi meriwayatkan dari sahabat Nabi Anas bin Malik -semoga Allah meridhainya- berkata : para pengumpul al-qur'an dizaman Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- empat, semuanya dari kalangan Anshar : Ubai bin Ka'ab, Mu'adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit dan Abu Zaid.
Dan juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Tirmidzi dari sahabat Abdullah bin Umar dia berkata, berkata Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- : Ambillah al-qur'an dari empat orang : di antaranya Muadz bin Jabal. Dan juga dari Abu Said al-Khudri berkata, berkata Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- : Muadz bin Jabal orang yang paling berilmu tentang apa-apa yang dihalalkan dan apa-apa yang diharamkan oleh Allah ta'aalaa. Dan juga dari Sahal bin Abi Haitsamah berkata : dahulu orang yang diperkenankan berfatwa di zaman Nabi-shallallahu alaihi wa sallam- tiga orang dari kalangan Muhajirin dan tiga orang dari kalangan Anshar, diantara mereka adalah Muadz bin Jabal. Dan juga dari Ali bin Rabah dia berkata : Umar memberikan pidato kepada manusia di Jabidah seraya berkata : barangsiapa yang menginginkan ''al-fiqh'' (ilmu fiqih) datangilah Muadz. Dan berkata umar : para wanita tidak sanggup lagi melahirlan anak seperti Muadz, kalau seandainya tidak ada Muadz binasalah Umar.
Bagaimana bisa tercapai apa yang sudah dicapai dari tingginya harapan dan cita-cita yang agung kecuali dengan mencari ilmu dan berdesak-deskan didalam menimba ilmu di majelisnya para Ulama.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Wahai saudaraku...
Sudahkah kita jujur dihadapan Allah ta'aalaa selama belajar kita duduk didepan para Ulama.
Sesungguhnya kejuran dan kesungguhanlah yang bisa mengantarkan seseorang meraih keberhasilan dan kesuksesan seorang hamba dalam tholabul ilmi.
✔Dan semoga Allah ta'aalaa menerima amalan-amalan yang telah kita kerjakan selama ini.
.........................
S U M B E R :
Judul Kitab: صور من صبر العلماء على شدائد العلم و التحصيل
Nama Penulis: أبو أنس صلاح الدين محمود السعيد
...........................
✏Alih Bahasa :
Abu Ridha al-Jawi
WA. THULLAB FIYUSY
WA SALAFY LINTAS NEGARA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar