Sabtu, 16 Desember 2017

MATAN DAN TERJEMAHAN AL-USHULUS SITTAH (03-04)

💐📝 *MATAN DAN TERJEMAHAN AL-USHULUS SITTAH (Bag. ke-3)*

الأصول الستة للشيخ محمد بن عبد الوهاب

✅ *LANDASAN KEDUA: BERSATU DALAM DIEN DAN LARANGAN DARI BERPECAH BELAH*

الأصل الثاني

أمر الله بالاجتماع في الدين ونهى عن التفرق فيه، فبين الله هذا بياناً شافياً تفهمه العوام ، ونهانا أن نكون كالذين تفرقوا واختلفوا قبلنا فهلكوا، وذكر أنه أمر المسلمين بالاجتماع في الدين ونهاهم عن التفرق فيه ، ويزيده وضوحاً ما وردت به السنة من العجب العجاب في ذلك، ثم صار الأمر إلى أن الافتراق في أصول الدين وفروعه هو العلم والفقه في الدين ، وصار الاجتماع في الدين لا يقوله إلا زنديق أو مجنون

Landasan yang kedua: Allah memerintahkan untuk bersatu dalam Dien dan melarang dari berpecah belah padanya. Allah menjelaskan hal itu dengan penjelasan yang gamblang yang bisa dipahami orang awam (masyarakat umum). Allah melarang kita menjadi seperti orang-orang sebelum kita yang berpecah belah dan berselisih sehingga mereka binasa. Dan Allah menyebutkan bahwa Dia memerintahkan kaum muslimin untuk bersatu dalam Dien dan melarang mereka dari berpecah belah di dalamnya. Penjelasan itu semakin terang dengan khabar dari Sunnah (Nabi) yang sangat menakjubkan dalam hal itu. Kemudian ternyata keadaannya (menjadi terbalik), perpecahan dalam prinsip-prinsip Dien dan cabang-cabangnya dianggap sebagai ilmu dan sikap faham terhadap Dien, dan bersatu dalam Dien (dianggap) sebagai sesuatu yang tidak diucapkan kecuali oleh zindiq atau orang gila.

*Penerjemah:* Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman  حفظه الله تعالى

💡💡📝📝💡💡
*WA al I'tishom*

💐📝 *MATAN DAN TERJEMAHAN AL-USHULUS SITTAH (Bag. ke-4)*

الأصول الستة للشيخ محمد بن عبد الوهاب

✅ *LANDASAN KETIGA: BERSIKAP MENDENGAR DAN TAAT KEPADA WALIYYUL AMR (PEMERINTAH MUSLIM)*

الأصل الثالث

أن من تمام الاجتماع السمع والطاعة لمن تأمر علينا ولو كان عبداً حبشياً ، فبين الله هذا بياناً شائعاً كافياً بوجوه من أنواع البيان شرعاً وقدراً ، ثم صار هذا الأصل لا يعرف عند أكثر من يدعي العلم فكيف العمل به.

Landasan yang ketiga: Bahwasanya di antara kesempurnaan bersatu (dalam Dien) adalah bersikap mendengar dan taat kepada pemimpin kita meskipun dia adalah budak dari Habasyah (Etiopia). Allah menjelaskan ini dengan penjelasan yang terang dan mencukupi dengan berbagai bentuk penjelasan secara syar’i maupun qodari. Kemudian (yang terjadi justru) landasan ini tidak diketahui oleh kebanyakan orang yang mengaku berilmu. (Kalau diketahui saja tidak), maka bagaimana mau beramal?

*Penerjemah:* Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman  حفظه الله تعالى

💡💡📝📝💡💡
*WA al I'tishom*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar