Senin, 09 Maret 2015

BIMBINGAN RINGKAS tentang HUKUM-HUKUM JENAZAH dan hal-hal yang terkait dengannya [ 5 - 6 ]

-------------------------------
BIMBINGAN RINGKAS tentang HUKUM-HUKUM JENAZAH dan hal-hal yang terkait dengannya
                          [ • 5 • ]
[ dari "Talkhish Ahkam al-Janaiz" karya asy-Syaikh al-Albani rahimahullah ]
---------------------------------------
Wajib baginya untuk memberikan wasiat kepada kerabat yang tidak mendapatkan warisan darinya.
Hal ini berdasarkan firman Allah:
كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْراً الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ حَقّاً عَلَى الْمُتَّقِينَ
“Diwajibkan atas kalian, apabila seorang di antara kalian kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf. (Ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (Al Baqarah 180)
bersambung,  insya Allah
••••••••••••••••••••
Majmu'ah Manhajul Anbiya
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
-------------------------------
BIMBINGAN RINGKAS tentang HUKUM-HUKUM JENAZAH dan hal-hal yang terkait dengannya
                          [ • 6 • ]
[ dari "Talkhish Ahkam al-Janaiz" karya asy-Syaikh al-Albani rahimahullah ]
---------------------------------------
Boleh baginya untuk berwasiat dengan sepertiga hartanya dan tidak lebih dari itu.
Bahkan yang lebih utama dan lebih afdhal agar wasiat tersebut kurang dari sepertiga.
Hal ini berdasarkan hadits Sa’d bin Abi Waqqash yang disebutkan dalam Ash-Shahihain. Ia mengatakan: Suatu ketika aku bersama Rasulullah dalam haji Wada’. Aku pun jatuh sakit yang mendekati kematian. Beliau pun kemudian menjengukku.
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku ini memiliki harta yang sangat banyak. Akan tetapi tidak ada yang mewarisiku kecuali satu orang anak perempuanku saja. Apakah boleh bagiku untuk berwasiat dengan duapertiga hartaku?” Tanyaku kepada beliau.
Rasulullah menjawab: “Tidak.”
“Dengan separoh hartaku?”
“Tidak.”
“Kalau begitu dengan sepertiga dari hartaku?”
Maka Rasulullah bersabda:
الثُّلُثُ، وَالثُّلُثُ كَثِيرٌ، إِنَّكَ يَا سَعْدُ أَنْ تَدَعَ وَرَثَتَكَ أَغْنِيَاءَ خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ تَدَعَهُمْ عَالَةً يَتَكَفَّفُونَ النَّاسَ، إِنَّكَ يَا سَعْدُ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللهِ إِلا أُجِرْتَ عَلَيْهَا، حَتَّى اللُّقْمَةَ تَجْعَلُهَا فِي فِي امْرَأَتِكَ
“Ya, sepertiga. Sepertiga itupun sudah banyak.” Jawab beliau. Kemudian beliau menambahkan, “Sesungguhnya engkau, wahai Sa’ad, meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kecukupan itu lebih baik bagimu daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin meminta-minta kepada orang dengan tangannya. Wahai Sa’d, tidaklah engkau menafkahkan satu nafkah dalam rangka mencari wajah Allah melainkan engkau akan mendapatkan pahala. Bahkan sampai-sampai suapan yang engkau suapkan ke dalam mulut istrimu.” 
Sa’d berkata: “Maka setelah itu sepertiga boleh.”
Muttafaqun 'alaihi
Juga berdasarkan ucapan Ibnu ‘Abbas: “Aku sangat senang apabila orang-orang menurunkan wasiat mereka dari sepertiga menjadi seperempat, sebab nabi telah bersabda: “Sepertiga itu sudah banyak.”
HR Ahmad (1524)
bersambung,  insya Allah
••••••••••••••••••••
Majmu'ah Manhajul Anbiya
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar