Sabtu, 14 November 2015

10 Prinsip Untuk Meraih Ilmu (3-6)

4⃣⌚10 Prinsip Untuk Meraih Ilmu

Oleh : Asy-Syaikh ‘Abdullah bin Shalfiq Azh-Zhafiri hafizhahullah
..........................................

3⃣ Ketiga : Merendah Kepada Allah dan Memohon Kepada-Nya Taufiq dan Ketepatan

Serta meminta kepada Rabbnya tambahan dalam menuntut ilmu. Seorang hamba itu faqir, sangat butuh kepada Allah. Dan Allah Ta’ala telah memberikan motivasi hamba-hamba-Nya untuk meminta dan merendah kepada-Nya. Allah berfirman :

( ادعوني أستجب لكم ) [ غافر :60]

“Berdo’alah kalian kepada-Ku niscaya Aku kabulkan untuk kalian.” [Ghafir : 60]

⤴ Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
( ينزل ربنا كل ليلة إلي سماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الآخر ، فيقول : من يدعوني فأستجب له ، من يسألني فأعطية ، ومن يستغفرني فأغفر له)

“Rabb kita tiap malam turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir, seraya berkata : ‘Barangsiapa yang berdo’a kepada-Ku pasti akan Aku kabulkan, barangsiapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku beri dia, dan barangsiapa yang meminta ampun kepada-Ku niscaya Aku ampuni dia.” [ HR. Al-Bukhari 1145, Muslim 758, dari shahabat Abu Hurairah Radhiyallah ‘anhu ]

↪ Allah ‘Azza wa Jalla juga telah memerintahkan Nabi-Nya untuk memohon kepada-Nya tambahan ilmu. Allah berfirman :

( وقل رب زدني علما ) [ طه : 114]

Dan katakanlah (dalam doamu) Wahai Rabbku, tambahkan untukku ilmu. [Thaha : 114]

⏩ Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman mengisahkan tentang Nabi Ibrahim ‘alahis salam :

( رب هب لي حكما وألحقني بالصالحين ) [ الشعراء : 83]

(Ibrahim berdoa) : “Ya Rabbi, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang shalihin.” [Asy-Syu’ara : 83]

Hikmah di sini yang dimaksud adalah ilmu.Sebagaimana sabda Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam :
إذا اجتهد الحاكم … الحديث

Apabila seorang hakim (berilmu) telah berijtihad …[  HR. Al-Bukhari 7352, Muslim 1716 dari shahabat ‘Amr bin Al-‘Ash dan shahabat Abu HurairahRadhiyallah ‘anhuma ]

Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam pernah mendo’kan shahabat Abu Hurairah Radhiyallah ‘anhu agar diberi kekuatan hafalan. [ Lihat HR. Al-Bukhari 119 ] Beliau Shallahu ‘alaihi wa Sallam juga mendo’akan shahabat Ibnu ‘Abbas agar diberi karunia ilmu. beliau berdo’a :

اللهم فقهه في الدين ، وعلمه التأويل

Ya Allah, jadikan ia faqih (berilmu) tentang agama, dan ajarkanlah padanya ilmu tafsir.”

☀ Allah pun mengabulkan doa beliau Shallahu ‘alaihi wa Sallam. Maka shahabat Abu Hurairah Radhiyallah ‘anhu tidaklah beliau mendengar satu hadits/ilmu kecuali beliau menghafalnya. Dan jadilah Ibnu ‘Abbas Radhiyallah ‘anhuma sebagai hibrul ummah dan turjumanul qur`an (gelar bagi shahabat Ibnu ‘Abbas karena keilmuannya yang sangat luas dan pemahamannya yang sangat mendalam terhadap tafsir Al-Qur’an).

Para ‘ulama pun senantiasa berjalan di atas prinsip ini. Inilah Syaikh Islam Ibnu Taimiyyahrahimahullah, beliau menuju ke masjid, kemudian sujud kepada Allah dan meminta kepada-Nya dengan mengatakan : “Wahai Dzat yang telah mengajari Nabi Ibrahim, ajarilah aku. Wahai Dzat yang telah memberikan pemahaman kepada Nabi Sulaiman, pahamkanlah aku.”

Maka Allah pun mengabulkan doa beliau.
Sampai-sampai Ibnu Daqiqil ‘Id rahimahullah mengatakan : “Sungguh Allah telah mengumpulkan ilmu untuknya, sampai seakan-akan ilmu tersebut berada di antara kedua matanya, yang bisa beliau ambil sekehendak beliau.”

http://www.manhajul-anbiya.net/jelang-daurah-nasional-masyaikh-di-yogyakarta-9/

•••••••••••••••
Majmu'ah Manhajul Anbiya

~~~~~~~~~~~~~
5⃣⌚10 Prinsip Untuk Meraih Ilmu

Oleh : Asy-Syaikh ‘Abdullah bin Shalfiq Azh-Zhafiri hafizhahullah
..........................................

4⃣ Keempat : Kebaikan Hati

Hati merupakan wadah bagi ilmu. apabila wadah tersebut bagus, maka bisa melindung dan menjaga sesuatu yang ada di dalamnya. Namun apabila wadanya rusak, maka sesuatu yang ada di dalamnya bisa hilang.

Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam menjadikan hati sebagai dasar bagi segala sesuatu. Beliau bersabda :

ألا وإن في الجسد مضغه ، إذا صلحت صلح الجسد كله ، وإذا فسدت فسد الجسد كله ، ألا وهي القلب

“Ketahuilah bahwa dalam jasad itu terdapat segumpal daging. Apabila segumpal daging tersebut baik, maka baiklah seluruh jasad. Namun jika jelek, maka jasad seluruhnya pun jelek. Ketahulah bahwa segumpal daging tersebut adalah hati.”
  [ HR. Al-Bukhari no. 52, Muslim 1599, dari shahabat An-Nu’man bin Basyir Radhiyallah ‘anh ]

Kebaikan hati akan terwujud dengan ma’rifatullah (mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala) dengan nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan-perbuatan-Nya, serta merenungkan makhluk-makhluk dan ayat-ayat-Nya.

Kebaikan hati juga akan terwujud dengan merenungkan Al-Qur`anul ‘Azhim. Demikian juga kebiakan hati akan terwujud dengan banyak sujud dan shalat malam.

Hendaknya seseorang menjauh/menghindarkan dari perusak-perusak dan penyakit-penyakit hati.
❗ Perusak dan penyakit tersebut apabila ada dalam hati, maka hati tersebut tidak akan mampu membawa ilmu, kalau pun bisa membawanya namun ia tidak akan memahaminya. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang orang-orang munafik yang sakit hatinya, (artinya) :

"Mereka punya hati namun mereka tidak bisa memahaminya." [Al-A’raf : 179]

➡ Penyakit-penyakit hati, terbagi dua : syahwat dan syubhat.

Syahwat, seperti cinta dunia dan berbagai kelezatannya, serta menyibukkan diri denganya, senang kepada gambar-gambar yang haram, suka mendengarkan sesuatu yang diharamkan berupa suara musik atau lagu, dan juga melihat sesuatu yang haram.

Syubhat, seperti keyakinan-keyakinan yang rusak, amal-amal yang bid’ah, menisbahkan diri pada berbagai paham pemikiran bid’ah yang menyimpang dan menyelisihi manhaj salaf.

Termasuk penyakit hati yang bisa menghalangi dari ilmu adalah, hasad khianat, dan sombong.

Termasuk perusak hati juga adalah kebanyakan tidur, banyak bicara, dan banyak makan.

Maka hendaknya dihindarkan penyakit-penyakit dan perusak-perusak kebaikan hati di atas.

http://www.manhajul-anbiya.net/jelang-daurah-nasional-masyaikh-di-yogyakarta-9/

•••••••••••••••
Majmu'ah Manhajul Anbiya

~~~~~~~~~~~~~
6⃣⌚10 Prinsip Untuk Meraih Ilmu

Oleh : Asy-Syaikh ‘Abdullah bin Shalfiq Azh-Zhafiri hafizhahullah
..........................................

5⃣ Kelima : Kecerdasan

Kecerdasan itu ada yang alami, ada pula yang muktasab (bisa diupayakan).

Apabila seseorang memang cerdas, maka dia harus semakin menguatkannya. Kalau tidak, maka dia harus menempa diri agar bisa meraih kecerdasan tersebut.

Kecerdasan merupakan di antara sebab kuat yang menunjang dalam pengumpulan ilmu, memahami, dan menghafalnya, serta membedakan antara berbagai masalah, memadukan dalil-dalil, dan sebagainya.

http://www.manhajul-anbiya.net/jelang-daurah-nasional-masyaikh-di-yogyakarta-10/

•••••••••••••••
Majmu'ah Manhajul Anbiya

~~~~~~~~~~~~~
7⃣⌚10 Prinsip Untuk Meraih Ilmu

Oleh : Asy-Syaikh ‘Abdullah bin Shalfiq Azh-Zhafiri hafizhahullah
..........................................

6⃣ Keenam : Antusias Mengumpulkan Ilmu merupakan sebab untuk bisa memperolehnya dan mendapatkan pertolongan Allah Ta’ala terhadapnya

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

( إن الله مع الذين اتقوا والذين هو محسنون ) [ النحل : 128]

“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat ihsan.” [An-Nahl : 128]

Seseorang apabila dia tahu tentang nilai penting sesuatu, maka ia akan antusias untuk meraihnya. Sedangkan ilmu merupakan suatu terbesar yang semestinya diraih oleh seseorang.

Maka wajib atas penuntut ilmu : Antusias yang kuat untuk menghafal dan memahami ilmu, duduk bersama para ‘ulama dan talaqqi ilmu langsung dari mereka, semangat untuk banyak membaca, menyibukkan umur dan waktunya (untuk ilmu), dan sangat perhitungan terhadap waktunya.

http://www.manhajul-anbiya.net/jelang-daurah-nasional-masyaikh-di-yogyakarta-10/

•••••••••••••••
Majmu'ah Manhajul Anbiya

~~~~~~~~~~~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar