Minggu, 15 November 2015

Larangan Menghadap ke Pintu Setelah Mengetuknya

SILSILAH ADAB MINTA IZIN:
PERTEMUAN KEENAM
LARANGAN MENGHADAP KE PINTU SETELAH MENGETUKNYA
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «إِذَا أَتَى بَابَ قَوْمٍ لَمْ يَسْتَقْبِلِ الْبَابَ مِنْ تِلْقَاءِ وَجْهِهِ، وَلَكِنْ مِنْ رُكْنِهِ الْأَيْمَنِ، أَوِ الْأَيْسَرِ، وَيَقُولُ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، السَّلَامُ عَلَيْكُمْ» وَذَلِكَ أَنَّ الدُّورَ لَمْ يَكُنْ عَلَيْهَا يَوْمَئِذٍ سُتُورٌ.
“Dari Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi pintu suatu kaum, Beliau tidak berdiri di depan pintu, tetapi Beliau berada di sisi sebelah kanan atau kirinya seraya mengucapkan: "Assalamu ‘alaikum, Assalamu ‘alaikum." Sebab saat itu rumah-rumah belum ada yang mengunakan satir.” [HR. Abu Dawud, dishahihkan al-‘Allamah al-Albani]
FAEDAH:
Pada pertemuan-pertemuan yang telah lalu, kita telah mempelajari beberapa adab minta izin;
1. Menjaga pandangan, yang mana ketika kita akan bertamu tidak boleh bagi kita melongok lewat kaca atau jendela pemilik rumah.
2. Minta izin dilakukan sebanyak tiga kali, jika tidak ada jawaban maka hendaknya pergi.
3. Bentuk minta izinnya adalah dengan mengucapkan salam ketika ingin bertamu atau masuk ke rumah, baik rumah tersebut berpenghuni maupun tidak.
4. Boleh bagi kita mengetuk pintu jika memang ucapan salam kita tidak terdengar oleh pemilik rumah.
Adapun pembahasan kita kali ini adalah apa yang harus kita lakukan setelah kita mengetuk pintu?
Dalam hadits Abdullah bin Busr diatas menjelaskan bahwa adab kita setelah mengetuk pintu, janganlah kita menghadap ke pintu ketika menunggu pemilik rumah keluar, tetapi hendaknya dia menghadap atau berdiri disamping kanan pintu atau kirinya, hal ini agar mata kita tidak jatuh kepada perkara-perkara yang tidak diinginkan, seperti melihat keluarga pemilik rumah atau perkara yang lain yang mana pemilik rumah tidak suka jika orang lain melihatnya.
Berkata Syaraful Haq dalam kitabmya ‘Aunul Ma’bud 14/60: “Beliau tidak berdiri di depan pintu” yaitu tidak berdiri menghadap ke pintu, hal ini agar pandangan kita (ketika pintu dibuka) tidak melihat kepada keluarga pemilik rumah (yang berda didalam). “tetapi beliau berada di sisi sebelah kanan atau kirinya” yaitu akan tetapi Beliau memiringkan (badan) menghadap kearah kanan pintu atau ke kiri.”
Diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari dalam kitab ‘Al-Adabul Mufrad no. 1078;
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ صَاحِبُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: [أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ] " كَانَ إِذَا أَتَى بَابًا يُرِيدُ أَنْ يَسْتَأْذِنَ لَمْ يَسْتَقْبِلْهُ؛ جَاءَ يَمِينًا وَشِمَالًا؛ فَإِنْ أُذن لَهُ وَإِلَّا انْصَرَفَ".
“Dari Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila beliau mendatangi sebuah pintu untuk meminta izin (masuk kepada tuan rumah), beliau tidak menghadap ke arah pintu tetapi beliau berada di sebelah kanan atau sebelah kiri. Jika diizinkan, (beliau masuk). Jika tidak, maka Beliau pergi.” [Dihasankan al-‘Allamah al-Albani]
عَن عبد الله بن بسر رَضِي الله عَنهُ قَالَ سَمِعت رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم يَقُول لَا تَأْتُوا الْبيُوت من أَبْوَابهَا وَلَكِن ائتوها من جوانبها فَاسْتَأْذنُوا فَإِن أذن لكم فادخلوا وَإِلَّا فَارْجِعُوا."
“Dari Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: ‘Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian mendatangi rumah-rumah dari arah depan pintunya, namun datangilah dari arah samping pintu lalu mintalah izin. Apabila diizinkan untuk kalian, maka masuklah, dan bila tidak (diberi izin), maka pulanglah.” [HR. Ath-Thabrani, dihasankan al-‘Allamah al-Albani]
Faedah yang lainnya adalah hendaknya kita memasang korden pintu jika memang ketika pintu dibuka, orang yang berada diluar rumah bisa melihat keluarga kita yang berada didalam rumah.
Demikianlah adab yang indah dan terpuji yang dicontohkan Nabi kita shallallahu ‘alaihi wasallam yang sudah sepatutnya untuk kita teladani. Waffaqallahul jami’ likulli khairin.
---------------------------------
✒ Disusun oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawy, 1 Jumadal Akhir 1436/ 21 Maret 2015_di kota Ambon Manise.
Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
---------------------------------------
WA. FORUM KIS 

==============================================



Tidak ada komentar:

Posting Komentar