Minggu, 29 November 2015

Silsilah Semangat dan Kesabaran Salaf dalam Menuntut Ilmu

SILSILAH SEMANGAT DAN KESABARAN SALAF DALAM MENUNTUT ILMU

Bagian Pertama

Berkata Abu Mas’ud Abdurrahim al-Haaji; Aku mendengar Ibnu Thahir rahimahullah berkata:

“Aku pernah kencing darah dua kali ketika mencari hadits, sekali di Baghdad dan sekali di Mekkah. Aku pernah berjalan tanpa alas kaki di bawah teriknya matahari dan tidak pernah menaiki kendaraan sama sekali dalam mencari hadits. Aku memikul kitab-kitabku dengan punggungku dan aku tidak pernah meminta-minta kepada seorang pun dalam menuntut ilmu. Aku hidup apa adanya.”

Sumber: Siyar A’lamun Nubala 19/363.

Berkata Abdurrahman bin Abi Hatim rahimahullah:

“Dulu kami pernah berada di Mesir selama tujuh bulan dalam keadaan kami tidak pernah makan daging. Yang demikian ini karena siang hari kami terbagi untuk menghadiri majelis para masyaikh, sedangkan malamnya kami gunakan untuk menyalin dan mencocokan apa yang kami tulis (dengan tulisan teman). Pada suatu hari aku dan temanku mendatangi majelis seorang syaikh, namun kata mereka dia sedang sakit. Maka setelah itu kami pun pulang dan dalam perjalanan kami mendapatkan seekor ikan segar yang menggiurkan kami, lalu kami pun membelinya. Setelah kami sampai di rumah ternyata tiba waktu belajar, sehingga kami tidak punya kesempatan untuk mengolah ikan tersebut. Akhirnya kami pergi ke majelis para ulama dan kami tidak pulang ke rumah kecuali setelah tiga hari lamanya, sedangkan ikan (yang kami beli) hampir saja membusuk. Kami makan ikan tersebut dalam keadaan mentah-mentah, karena kami tidak punya waktu luang untuk mencari orang yang bisa memanggangnya.”

Kemudian beliau berkata: “Tidaklah ilmu bisa dicapai dengan memanjakan badan (bersantai-santai)”.

Sumber: Tadzkiratul Hufazh:3/830

Waffaqallahul jami’ likulli khairin.

----------------------------
✒ Alih bahasa: Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 16 Dzul Qa’dah 1436/ 31 Agustus 2015_di kota Ambon Manise.

Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
---------------------------

WA. FORUM KIS
SILSILAH KESABARAN SALAF DALAM MENUNTUT ILMU:

Bagian Kedua

Al-‘Allaamah an-Nahwi Muhammad bin Ahmad Abu Bakr al-Khayyath al-Baghdadi rahimahullah:

“Dia senantiasa menghabiskan seluruh waktunya untuk belajar, sampai sambil berjalan pun beliau menyibukkan diri dengan belajar, hingga terkadang beliau jatuh terperosok ke dalam lubang atau tertabrak hewan ketika berjalan.”

Sumber: Al-Musyawwiq ilal qiraah wa thalibil ilmi hal. 62.

Dawud ath-Thaai rahimahullah:

“Beliau senang minum kuah yang dicampur dengan roti. Ia tidak pernah makan roti secara terpisah. Beliau ditanya kenapa melakukan yang demikian, maka ia menjawab: “Yang demikian itu karena perbedaan waktu antara menguyah roti dan minum kuah yang bercampur roti selama bacaan 50 ayat.”

Sumber: al-Mujalasah wajawahir al-ilmi 1/346

Berkata al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah:

“Syu’bah rahimahullah bermajelis dihadapan al-Hakam bin ‘Utaibah selama 18 bulan –yakni belajar ilmu hadits- sampai-sampai beliau menjual tiang rumahnya untuk belajar.”

Sumber: al-Ilal wa ma’rifatur rijal 2/342

Berkata Ibnu ‘Uyainah rahimahullah:

“Aku mendengar Syu’bah rahimahullah berkata: ‘Barangsiapa mencari hadits (menuntut ilmu) maka akan bangkrut (siap mengorbankan hartanya untuk belajar). Aku menjual bejana ibuku seharga 7 dinar.”

Sumber: Siyar a’laamun nubala 7/220

Waffaqallahul jami’ likulli khairin.

----------------------------
✒ Alih bahasa: Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 21 Dzul Qa’dah 1436/ 5 September 2015_di kota Ambon Manise.

Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
---------------------------

FORUM KIS
SILSILAH SEMANGAT DAN KESABARAN SALAF DALAM MENUNTUT ILMU:

Bagian Ketiga

Ibnu Abi Hatim rahimahullah berkata:

“Aku mendengar ayahku berkata: “Aku tinggal di Bashrah pada tahun 214 lebih 8 bulan. Pada waktu itu aku kira akan tinggal disana cuma setahun saja, sampai akhirnya perbekalanku habis. Maka aku pun menjual bajuku satu demi satu hingga akhirnya aku tidak punya bekal apapun. Aku berkeliling bersama salah satu temanku ke para masyaikh untuk mendengarkan (hadits) dari mereka hingga sore hari, kemudian temanku pulang. Ketika aku sampai rumah di rumah kosong. Aku pun minum air karena lapar.

Pada keesokan harinya, temanku datang kapadaku, kemudian aku bersamanya kembali berkeliling (kepada para masyaikh) untuk mendengarkan hadits dalam keadaan lapar sekali. Temanku pulang dan aku pun pulang dalam keadaan lapar. Pada keesokan harinya temanku datang kembali kepadaku seraya berkata, ‘ayo kita pergi ke para masyaikh!’ Aku berkata: ‘aku lemas, aku tidak mampu lagi berjalan.’ Dia berkata: ‘kenapa kamu lemas?’ Aku menjawab: ‘aku akan berterus terang tentang keadaanku. Sungguh dua hari berlalu, sedangkan aku belum makan sesuatu apapun.’ Dia berkata: ‘Aku masih punya satu dinar, aku berikan kepadamu setengahnya, adapun setengahnya kita gunakan untuk menyewa. Akhirnya kami keluar dari Bashrah dan aku pegang setengah sisa dinarnya.”

Sumber: Al-Jahr wat Ta’dil hal.363-364

Berkata Ja’far bin Durustuwaih rahimahullah:

“Pada hari ini selepas asar kami mulai mencari tempat duduk untuk bermajelis di majelis Ali bin al-Madini yang akan diadakan esok hari. Kami duduk sepanjang malam karena takut tempat duduk kami akan diambil orang jika kami bangkit pergi buang air kecil, sehingga esoknya tidak mendapatkan tempat duduk untuk mendengar (hadist). Aku melihat seorang syaikh berada dalam majelis buang airc kecil di Thailasan (pakaian rajut yang dipakai mengelilingi tubuh). Dia menutup tubuhnya dengan itu hingga selesai dari hajatnya, dia lakukan karena takut diambil tempat duduknya jika bangkit untuk buang air kecil.

Sumber: al-Jami’ li Akhlaqir Rawi wa Adabus Sami’ 2/138

Waffaqallahul jami’ likulli khairin.

----------------------------
✒ Alih bahasa: Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 9 Dzulhijjah 1436/ 23 September 2015_di kota Ambon Manise.

Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
---------------------------

WA. FORUM KIS

SILSILAH SEMANGAT DAN KESABARAN SALAF DALAM MENUNTUT ILMU:

Bagian Keempat

Ibnu Katsir rahimahullah berkata:

“Sungguh al-Imam al-Bukhari rahimahullah jika bangun malam, dia menyalakan lampu lentera untuk menulis faedah yang dia hafal. Setelah itu dia matikan lampunya. Kemudian dia bangun lagi untuk ke sekian kalinya (untuk melakukan hal yang sama), hingga terbilang semuanya hampir 20 kali.”

Sumber: Al-Bidayah wan Nihayah 31/11.

Abu Ahmad Nahr bin Ahmad al-‘Iyadhi al-Faqih as-Samarqandi rahimahullah berkata:

“Ilmu tidaklah bisa diraih kecuali dengan menelantarkan tokonya, kebunnya (yakni tidak tersibukkan dengan dunia) dan menjauhi saudara-saudaranya (menyendiri) dan dia mati dalam keadaan saudaranya yang paling dekat dengannya tidak menyaksikan jenazahnya (karena dia pergi rihlah ke negeri jauh)”.

Sumber: al-Jami’ li Akhlaqir Rawi wa Adabus Sami’ 2/174

Waffaqallahul jami’ likulli khairin.

----------------------------
✒ Alih bahasa: Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 9 Dzulhijjah 1436/ 23 September 2015_di kota Ambon Manise.

Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
---------------------------

WA. FORUM KIS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar