Jumat, 21 November 2014

Di antara sebab terbesar bersikukuhnya seorang yang salah di atas kesalahan dan ketergelincirannya adalah: PUJIAN MANUSIA KEPADANYA

Di antara sebab terbesar bersikukuhnya seorang yang salah di atas kesalahan dan ketergelincirannya adalah: PUJIAN MANUSIA KEPADANYA
-----------------

الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له. وأشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد ان محمدا عبده ورسوله. أما بعد:

➰Abu Ja'far al'Uqaily mengatakan dalam kitabnya "adhDhu'afa' (1/232)":

Muhammad bin Ismail telah menceritakan kepada kami, dia berkata: alHasan bin 'Ali telah menceritakan kepada kami, dia berkata: Abu Shalih alFarro' telah menceritakan kepada kami, dia berkata: Aku telah mengisahkan sesuatu dari perkara fitnah kepada Yusuf bin Asbath tentang Waki', lalu Yusuf berkata: "Itulah orang yang terkena syubhat gurunya (yaitu: alHasan bin Hayy)".

Abu Shalih berkata: Aku berkata kepada Yusuf: "Apakah anda tidak khawatir hal ini menjadi ghibah?".

Maka Yusuf menjawab: "Kenapa wahai orang bodoh? Bagi mereka, aku lebih baik dari ibu-ibu dan bapak-bapak mereka, aku melarang manusia untuk mengamalkan kebid'ahan yang mereka ada-adakan, lalu dosa-dosa mereka mengikuti mereka. Dan siapa yang menyanjung mereka maka dialah orang yang menimpakan madhorot pada mereka."

Dan sanad atsar ini adalah hasan.

Muhammad bin Ismail adalah asSullamy, Abu Ismail atTirmidy. AlHafizh (Ibnu Hajar al'Asqollany) mengatakan dalam kitabnya "atTaqrib": "Dia adalah perowi yang tsiqoh (tepercaya) lagi hafizh (kuat hafalan)."

alHasan bin 'Ali adalah Abu 'Ali alKhollal alHulwany. AlHafizh mengatakan: "Dia perowi yang tsiqoh lagi hafizh".

Sedang Abu Shalih alFarro', dia adalah Mahbub bin Musa. AlHafizh mengatakan: "Dia perowi yang shoduq ( jujur)".

⤵Dan syahidnya adalah ucapan beliau: "Dan siapa yang menyanjung (أطری) mereka maka dialah orang yang menimpakan madhorot pada mereka". Istilah الإطراء maknanya adalah memuji dan menyanjung.

✳Sehingga, dari atsar ini kita mengetahui bahwa orang yang mentahdzir orang yang bersalah maka sesungguhnya ia adalah orang yang menyayangi orang itu. Dan siapa yang memuji dan menyanjungnya maka orang ini sebenarnya ingin menghancurkannya. Karena sanjungannya itu justru akan membuatnya terus-menerus (berada di atas kesalahan dan bersikukuh di atasnya. Dalam sanjungannya itu, tidak ada kebaikan yang kembali pada orang bersalah.

✔Jadi, kalau manusia (terlebih para pembawa ilmu) bersepakat pada satu kesepakatan yang bertentangan dengan orang yang salah tersebut, maka diharapkan orang tersebut mau ruju' dan sirnalah fitnah itu.

Namun, jika tidak terjadi kesepakatan seperti itu, maka orang yang bersalah tadi akan merasa kuat dengan pujian dan sanjungannya. Dia mengira bahwa yang demikian itu bermanfaat bagi orang yang bersalah, padahal dia tidak tahu bahwa itu adalah sebab dari kejatuhannya.

Maka inilah Abul Hasan alMishry alMa'riby, dulu dia merasa kuat dengan orang yang menyanjung dan berbuat ghuluw kepadanya, kemudian apa yang terjadi?!! Dia jatuh dan binasa.

☑Bahkan, yang lebih mengherankan dari itu adalah orang yang salah dipuji-puji, dan orang alim yang memberi nasehat dan memperingatkan malah dihina dan dicela.

✊(Berpegang teguhlah kalian kepada)Allah... Allah..
Wahai manusia, wajib atas kalian untuk menyayangi orang yang salah, dan kasih sayang itu tidak terwujud kecuali dengan mencegahnya dan memperingatkan manusia darinya.

Aku memohon kepada Allah 'Azza wa Jalla agar mengokohkan kita di atas alhaq hingga pada hari kita berjumpa dengan-Nya.

Ditulis oleh:
Abul 'Abbas Yasin bin 'Ali al'Adeny.

Aden, Yaman.
~~~~~~###~~~~###~~~~~
Whatsapp Miratsul Anbiya Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar