HIKMAH DISYARI'ATKANNYA PUASA
Sesungguhnya dalam puasa terdapat pembersihan, pemurnian, penyucian jiwa dari pergaulan yang kurang baik, dan akhlak yang tidak baik karena dengan puasa dapat menyempitkan aliran perjalanan syaithon dalam tubuh manusia, karena syaithon berjalan pada tubuh Bani Adam seperti mengalirnya aliran darah pada tubuh manusia, maka apabila seseorang makan dan minum, akan membentangkan pintu-pintu syahwat dari jiwa, sehingga melemahnya dan berkurangnya hasrat dan keinginan dalam beribadah, sedangkan shaum sebaliknya.
Dan berpuasa dapat meningkatkan diri kita kepada meninggalkan keinginan-keinginan dunia beserta syahwatnya dan berhasrat keinginan kita pada kampung akhirat yang kekal, juga di dalam berpuasa terdapat pendorong jiwa untuk bersimpati dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang miskin pada saat kita berpuasa, yaitu merasakan sakitnya rasa lapar dan haus, karena shaum adalah salah satu bentuk peribadahan kepada Allah azza wa jalla dengan niat menahan diri dari makan, minum, bersetubuh dan sebagainya, dari terbit matahari hingga terbenamnya, dan diiringi di dalam shaum menahan diri dari perkataan buruk, dusta dan sebagainya.
Begitupun para salaf dalam berpuasa seperti yang dikatakan oleh shahabat Jabir bin Abdillah -radhiyallahu anhuma-:
"Apabila kamu berpuasa maka hendaknya penglihatan, pendengaran dan lisanmu berpuasa juga dari dusta dan perbuatan yang haram. Tinggalkan perbuatan-perbuatan yang mengganggu tetangga. Hendaknya kamu bersikap bijak dan tenang. Janganlah kamu menjadikan antara hari berpuasamu dan hari berbukamu sama saja”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah no. 8981)
Sehingga jangan sampai puasa kita hanya rasa lapar dan haus saja seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam sunannya, dari shahabat Abu Hurairah -radhiyallahu anhu-: bahwa Nabi shallahu alaihi wa sallam berkata:
"رب صائم ليس له من صيامه إلا الجوع“
"Berapa banyak orang berpuasa, namun tidak ada baginya dari puasa tersebut kecuali rasa lapar saja”
(HR Ibnu Majah dishahihkan oleh Al Albani -rahimahumallahu-)
Nafa'aniyallahu wa iyyakum biha ...
✒Ditulis di Masjid Sunnah Fiyush-Yaman oleh Abu Kuraib Bandung
(Terinspirasi dari Kitab Mulakhos fiqhiyyah libni Al Fauzan -hafidzohullahu ta'alaa-)
WA Salafy Lintas Negara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar