Kamis, 26 Juni 2014

Hukum Minta Ma'af Kepada Sesama Menjelang Datangnya Ramadhan

〰〰〰〰

HUKUM MINTA MA'AF KEPADA SESAMA MENJELANG DATANGNYA RAMADHAN

_________

Dengan alasan agar menghadapi bulan Ramadhan dengan hati yang bersih, sudah terhapus beban dosa terhadap sesama. Bahkan di sebagian kalangan diyakini sebagai syarat agar puasanya sempurna.

Tidak diragukan, bahwa meminta ma’af kepada sesama adalah sesuatu yang dituntunkan dalam agama, meningat manusia adalah tempat salah dan lupa.

Meminta ma’af di sini umum sifatnya, bahkan setiap saat harus kita lakukan jika kita berbuat salah kepada sesama, tidak terkait dengan waktu atau acara tertentu.

Mengkaitkan permintaan ma’af dengan Ramadhan, atau dijadikan termasuk cara untuk menyambut Ramadhan, maka jelas ini membuat hal baru dalam agama.

Amaliah ini bukan bagian dari tuntunan syari’at Islam.

--------------
 Faidah dari http://kaahil.wordpress.com/2010/08/06/hukum-ritual-khusus-menjelang-ramadhan-acara-padusan-nyekar-di-kuburan-leluhur-dan-minta-ma%E2%80%99af-kepada-sesama-menjelang-datangnya-ramadhan/

_________

Meminta Maaf Sebelum Memasuki Ramadhan

Apakah boleh meminta maaf kepada saudara-saudara muslim sebelum memasuki Ramadhan? Sebagaimana saat ini marak sekali, baik melalui SMS maupun media lainnya.+6285367XXXXXX

Jawaban Al-Ustadz Muhammad Afifuddin hafidzahullah:

Apabila mengkhususkannya, tidak ada contoh dalam sunnah.
Fenomena yang sedang berkembang disebabkan adanya sebagian mubaligh yang salah menerjemahkan hadits mengenai doa Jibril 'alaihissalam yang diaminkan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam. Waffaqakumullah.

Hadits Doa Jibril Menjelang Ramadhan

Apakah sahih hadits, “Menjelang Ramadhan, Jibril pernah berdoa, ‘Ya Allah, abaikan puasa umat Muhammad apabila sebelum masuk Ramadhan tidak memohon maaf kepada orang tua, keluarga, dan orang-orang di sekitarnya,’ lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam mengamininya sampai tiga kali?” Jazakumullah khairan.+6281230XXXXXX

Jawaban Al-Ustadz Muhammad Afifuddin hafidzahullah:

Terjadi kesalahan dalam menerjemahkan hadits. Yang benar adalah,

“Celaka seseorang yang menjumpai Ramadhan dan keluar darinya dalam keadaan dosanya belum terampuni.”
Zadakumullahu ‘ilma.

--------------
Faidah dari http://asysyariah.com/tanya-jawab-ringkas-edisi-79/

_________
✔Keterangan tambahan:

Lafadz hadits yang dimaksud adalah sebagai berikut,

أَنَّ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَقَى الْمِنْبَر فَقَال: “آمين، آمين، آمين” قِيْلَ لَهُ : يَا رَسَوْلَ اللهِ! مَا كُنْتَ تَصْنَعْ هَذَا؟ فَقَالَ: ” قَالَ لِيْ جِبْرِيْلُ : رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ أَدْرَكَ أَبَوْيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا لَمْ يُدْخِلْهُ الْجَنَّةَ. قُلْتُ: آمين. ثم قال: رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ لَمْ يَغْفِرْ لَهُ. فقُلْتُ : آمين. ثُمَّ قَالَ : رَغِمَ أَنْفُ امرئ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ، فقُلْتُ: آمين “.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke atas mimbar kemudian berkata, “Amin, amin, amin”.

Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, kenapa engkau mengatakan perkara tersebut?”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Jibril berkata kepadaku, ‘Celaka seorang hamba yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya masih hidup akan tetapi tidak memasukkan dia ke surga dan katakanlah amin!’ Maka kukatakan, ‘Amin.’”

Kemudian Jibril berkata lagi, ‘Celaka seorang hamba yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar dari bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah dan katakanlah amin!’ Maka aku katakan, ‘Amin’.

Kemudian Jibril berkata,‘Wahai Muhammad, celaka seseorang yang jika disebut namamu namun dia tidak bershalawat kepadamu dan katakanlah amin!’  Maka kukatakan, ‘Amin.’”

(HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Asy Syaikh Al Albani mengatakan bahwa haditsnya hasan shahih).

WA Forum Berbagi Faidah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar