Selasa, 19 Agustus 2014

PENEGASAN SYAIKH HANI TENTANG TAHDZIR TERHADAP DZULQARNAIN

PENEGASAN SYAIKH HANI TENTANG TAHDZIR TERHADAP DZULQARNAIN

Penanya:

Pertanyaan tentang Dzulqarnain.

Asy-Syaikh Hani:

Dzulqarnain pembahasan tentangnya telah berakhir bagi kita dan bagi Masayikh kita, dan tidak ada sesuatu yang baru. Dan saudara-saudara kalian dan asatidzah telah menjelaskan perkataan Masayikh, maka sepantasnya kalian menjauhinya.

Dan Dzulqarnain sangat disayangkan kalian semua mengetahui sejak saya berusaha mendekatkannya sejak keluarnya perkataan guru kita Syaikh Rabi’ yang pertama yang menjelaskan bahwa dia memiliki makar seperti makar Ali Al-Halaby, yaitu suka melakukan tipuan, dia menampakkan taubat dan menampakkan rujuk, menampakkan bahwa dia bersama Ahlus Sunnah, namun dari belakang teman-temannya menampakkan kecintaan, menampakkan ucapan, berbagai isu yang disebarkan, penyelisihan, dan hubungannya dengan sebagian orang-orang yang penuh syubhat dan mendatangi orang-orang yang terkena syubhat dan orang-orang yang tidak jelas.

Intinya kalian mengetahui bahwasanya sejak saya berusaha pada kunjungan pertama saya kepada kalian setahun yang lalu dan dia sendiri menelepon saya dan saya menyampaikan ceramah melalui telepon, saya bicara dengan para ustadz kalian yaitu Al-Ustadz Luqman, Al-Ustadz Usamah, Al-Ustadz Ruwaifi’, Al-Ustadz Qomar, dan semua asatidzah termasuk Al-Ustadz Abdush Shamad serta yang bersama mereka, dia menyatakan: “Saya bertaubat.”

Maka mereka pun menyambutnya –semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan– dan mereka mengatakan: “Wahai Syaikh Hani, apa yang dikatakan oleh Masayikh akan kami lakukan terhadapnya.” Mereka menyambutnya dengan lapang dada –semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan– dengan sambutan yang pantas untuk disyukuri.

Dan ini menunjukkan bahwa perselisihan dia dengan mereka adalah perselisihan karena Allah, bukan perselisihan karena kepentingan-kepentingan seseorang dan bukan pula karena kepentingan-kepentingan pribadi. Perselisihan dia bukan dengan satu orang tertentu.

Tidak boleh menggambarkan bahwa perselisihan tersebut antara dia dan Luqman secara pribadi. Perselisihan dia adalah dengan semua asatidzah. Jika Luqman sendirian maka apakah Usamah akan sepakat dengannya, demikian juga apakah Ruwaifi’, Qomar, Abdush Shamad, Askari, Sarbini, dan semua asatidzah yang memiliki markiz Ahlus Sunnah apakah akan sepakat dengannya?! Ini adalah perkara yang mustahil.

Saya melihat para ikhwah dengan seizin Allah mereka saling menasehati diantara mereka. Jika Qomar yang salah maka mereka menasehatinya, jika Usamah yang salah maka mereka menasehatinya, jika salah seorang dari mereka ada yang salah maka mereka semua berdiri untuk menasehatinya. Demi Allah –saya tidak mentazkiyah seorang pun dari mereka di sisi Allah– kita tidak melihat dari mereka kecuali sifat nasehat.

Harapan kita pada Dzulqarnain –semoga Allah memperbaikinya– hendaknya dia memanfaatkan kesempatan ini dan hendaknya dia bersikap jujur, bersungguh-sungguh dalam rujuknya kepada saudara-saudaranya.

Hanya saja kita tidak melihat –waliyadzubillah– kecuali suka melakukan tipu daya.
Di muhadharah melalui telepon dahulu saya berbicara dalam keadaan saya tidak mengetahui bahwa dia dan teman-temannya telah melakukan berbagai kelakuan buruk di belakang saya.

Namun alhamdulillah guru kita Asy-Syaikh Rabi’ dan Masayikh kita mereka mendapatkan berita yang menyeluruh, dan jika ada sesuatu yang baru maka kalian akan mendapatinya melalui asatidzah kalian, semoga Allah menjaga mereka.

Sudah, kita telah selesai membahas tentang Dzulqarnain, dan Dzulqarnain kalian jangan disibukkan lagi dengannya, dan pada kalian terdapat perkataan Masayikh dan ulama. Dan saya telah mengatakan berulang kali bahwa asatidzah yang bersama kalian terus berhubungan dengan Masayikh. Jadi jika ada sesuatu yang baru maka mereka akan mengabarkan.

Di sinilah baru bisa kita mengatakan: “Tuntutlah ilmu!” Karena kalian telah mengetahui yang benar dan yang salah kalian waspadai, dan kalian teruslah dalam menuntut ilmu.

Tidak tepat jika kita mengatakan kepada kalian: “Belajarlah, belajarlah, kalian tidak perlu waspada dan tidak perlu mengingatkan yang lain!”

Jadi hendaklah kalian menuntut ilmu, tempuhlah jalannya dan bersungguh-sungguhlah, di samping tetap mewaspadai kesalahan dan menjauhi orang-orang yang menyelisihi As-Sunnah.

WA Salafy Lintas Negara

Download Audio di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar