Jumat, 19 September 2014

Kumpulan Mutiara Salaf (22)

SALAFY MENILAI SESEORANG DARI TEMANNYA

Musa bin Uqbah ash-Shuri datang ke Baghdad. Hal ini disampaikan kepada al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah. Kata beliau,

انْظُرُوا عَلَى مَنْ نَزَلَ وَإِلَى مَنْ يَأْوِي

“Perhatikan, kepada siapa dia singgah dan kepada siapa dia berlindung.” (al- Ibanah, 2/479—480 no. 511)

Al-Imam al-Auza’i rahimahullah mengatakan,

مَنْ سَتَرَ عَنَّا بِدْعََتَهُ لَمْ تَخْفَ عَلَيْنَا أُلْفَتُهُ

“Siapa yang menyembunyikan bid’ahnya dari kita, tidak akan tersembunyi dari kita pertemanannya.” (al-Ibanah, 2/476, no. 498)

Yahya bin Sa’id al-Qaththan menceritakan, tatkala Sufyan ats-Tsauri rahimahullah mengunjungi Bashrah, beliau memerhatikan keadaan ar-Rabi’ bin Shubaih dan kedudukannya di mata manusia. Beliau pun bertanya, “Apa mazhabnya?” Mereka menjawab, “Mazhabnya tidak lain adalah as-Sunnah.”

Beliau rahimahullah bertanya lebih lanjut, “Siapa teman dekatnya?” Mereka menjawab, “Para pengingkar takdir.” “Jika demikian, dia adalah pengingkar takdir juga,” tukas beliau rahimahullah. (al- Ibanah, 2/453 no. 421) (Dinukil dari Lammud Durril Mantsur, Jamal bin Furaihan al-Haritsi, hlm. 53—55)

Sumber: http://2.ly/y92m

WhatsApp Salafy Indonesia

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

NASIHAT AL IMAM AL BARBAHARI TENTANG BID'AH DAN PELAKUNYA

Al-Imam al-Barbahari rahimahullah mengatakan, “Jika engkau melihat seseorang duduk bersama ahli bid’ah, ingatkan dan beri tahu dia. Jika ia masih saja duduk bersama ahli bid’ah setelah mengetahuinya, jauhilah dia karena sesungguhnya dia adalah pengikut hawa nafsu.” (Syarhus Sunnah poin ke-144 hlm. 121)

Beliau rahimahullah juga mengatakan, “Jika tampak bagimu suatu kebid’ahan dari diri seseorang, hati-hatilah engkau darinya. Sebab, yang dia sembunyikan lebih banyak daripada yang dia tampakkan.” (Syarhus Sunnah poin ke-148 hlm. 123)

Beliau rahimahullah mengatakan pula, “Berhati-hatilah, kemudian berhatihatilah engkau dari orang-orang pada masamu secara khusus. Lihatlah siapa yang engkau ajak duduk, dari siapa engkau mendengar, dan siapa yang engkau jadikan teman. Sebab, manusia hampir-hampir berada dalam kerendahan, kecuali orang yang dijaga oleh Allah Subhanahu wata’ala.” (Syarhus Sunnah poin ke-150 hlm. 125)

Sumber: http://2.ly/zavK

WhatsApp Salafy Indonesia

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
BERLOMBA DALAM KEBAIKAN

Al-Hasan al-Bashri rahimahumallah mengatakan,;

“Wahai anak Adam, jika engkau melihat manusia berada dalam sebuah kebaikan, saingilah mereka. Namun, jika engkau melihatnya berada pada sebuah kebinasaan, janganlah engkau menyaingi mereka dan pilihan mereka.”

“Sungguh, kami telah melihat beberapa kaum lebih memilih bagian mereka yang disegerakan (di dunia) daripada yang diakhirkan (di akhirat). Akhirnya, mereka menjadi hina, binasa, dan terkenal (keburukannya).”

Beliau -rahimahullah-mengatakan pula,

“Barang siapa yang berlomba denganmu dalam hal agama, saingilah dia. Adapun orang yang menyaingimu dalam hal duniamu, lemparkanlah urusan dunia itu ke lehernya.”

Beliau rahimahullah mengatakan pula,

“Apabila engkau melihat manusia menyaingimu dalam hal dunia, saingilah mereka dalam hal akhirat. Sungguh, dunia mereka akan hilang dan akhirat akan kekal.” (Mawa’izh al-Imam al-Hasan al-Bashri, hlm. 57—58)

Sumber: http://2.ly/zavs

WhatsApp Salafy Indonesia

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
KEHIDUPAN DUNIA MENURUT GENERASI SALAF

Al-Hasan al-Bashri rahimahumallah mengatakan,

“Semoga Allah merahmati seseorang yang mencari harta dengan cara yang baik, membelanjakannya dengan sederhana, dan memberikan sisanya.

Arahkanlah sisa harta ini sesuai dengan yang diarahkan oleh Allah. Letakkanlah di tempat yang diperintahkan oleh Allah. Sungguh, generasi sebelum kalian mengambil dunia sebatas yang mereka perlukan. Adapun yang lebih dari itu, mereka mendahulukan orang lain.

Ketahuilah, sesungguhnya kematian amat dekat dengan dunia hingga memperlihatkan berbagai keburukannya. Demi Allah, tidak seorang berakal pun yang merasa senang di dunia. Karena itu, berhati-hatilah kalian dari jalan-jalan yang bercabang ini, yang muaranya adalah kesesatan dan janjinya adalah neraka.
Aku menjumpai sekumpulan orang dari generasi awal umat ini. Apabila malam telah menurunkan tirai kegelapannya, mereka berdiri, lalu (bersujud) menghamparkan wajah mereka. Air mata mereka berlinangan di pipi. Mereka bermunajat kepada Maula (yakni Rabb) mereka agar memerdekakan hamba-Nya (dari neraka).
Apabila melakukan amal saleh, mereka gembira dan memohon kepada Allah agar menerima amalan tersebut. Sebaliknya, apabila melakukan kejelekan, mereka bersedih dan memohon kepada Allah agar mengampuni kesalahan tersebut.”
(Mawa’izh al-Hasan al-Bashri, hlm. 41—42)

Sumber: http://2.ly/zapP

WhatsApp Salafy Indonesia

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
DI ANTARA ADAB BERTANYA?

Amr bin Murrah mengatakan bahwa Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu pernah menemui manusia dan mengatakan,
"Adalah memberatkan kami jika kalian bertanya tentang sesuatu yang belum terjadi. Sungguh, yang telah terjadi saja sudah membuat kami sibuk.”

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa beliau mengatakan, “Janganlah kalian bertanya tentang sesuatu yang belum terjadi. Sungguh, aku mendengar Umar radhiyallahu ‘anhu melaknat orang yang bertanya tentang hal seperti itu.”

✔Apabila Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu ditanya tentang sesuatu, ia bertanya, “Apakah itu sudah terjadi?” Jika dijawab, “Belum,” beliau mengatakan, “Biarkan sampai hal itu terjadi dulu.”

Masruq  pernah mengisahkan bahwa dia pernah bertanya kepada Ubay bin Ka’b radhiyallahu ‘anhu tentang suatu hal. Ubay bertanya, “Apakah hal itu sudah terjadi?” Masruq menjawab, “Belum.” Ubay radhiyallahu ‘anhu menukas, “Kalau begitu, jangan bebani kami sampai hal itu terjadi. Apabila hal itu benar-benar terjadi, baru kami akan berijtihad untukmu.” (Jami’ al-‘Ulum wal Hikam halaman.123—124)

Sumber: http://2.ly/zdXt

WhatsApp Salafy Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar