Senin, 22 September 2014

KISAH INDAH DARI MEDAN JIHAD

ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﻣﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ

KISAH INDAH DARI MEDAN JIHAD

Telah bercerita Abu Idris rohimahulloh:

"Datang kepada kami seorang lelaki dari penduduk kota Madinah yang dipanggil dengan nama Ziyad. Maka kami pergi  berperang bersamanya di Saqilah yaitu salah satu daerah di Romawi.
Dalam pasukan perang itu aku menjadi akrab dengan Ziyad dan  seorang lagi yang juga dari kota Madinah dan jadilah kami tiga serangkai yang senantiasa berdekatan.

Di suatu hari kami bertiga ikut melakukan pengepungan terhadap sebuah kota milik musuh. Karena merasa lapar kami menyuruh salah seorang dari kami bertiga untuk mendatangkan makanan bagi kami.

Naka ketika salah satu dari kami telah pergi  tiba-tiba meluncur kepada kami berdua sebuah batu besar yg dilemparkan dari alat pelontar  musuh maka akupun menghindar tetapi batu besar itu terus melesat dengn keras dan mengenai lutut Ziyad rohimahulloh hingga membuatnya pingsan.

Maka akupun menyeret tubuhnya ke tempat yg lebih aman.
Kemudian datanglah sahabatku yang baru saja mengambilkan makanan untuk kami,sehingga segera akupun memanggilnya.
Maka diapun mendatangiku  lalu kami bersama=sama membawa tubuh Ziyad  menjauh dari tempat itu agar musuh tidak menemukan dan alat pelontar musuhpun tidak mencapai tubuhnya.

Setelah itu kamipun berdiam di tempat tersebut beberapa saat dari waktu siang itu, dalam keadaan Ziyad tidak bergerak sama sekali.

Namun setelah itu tiba-tiba ziyad membuka sedikit kelopak matanya dan tertawa hingga nampak gigi serinya namun kemudian terdiam lagi beberapa saat lalu menangis hingga mengalir air matanya, kemudian dia terdiam lagi namun setelah itu diapun tertawa kembali, kemudian diam beberapa saat lamanya dan setelah itu diapun benar-benar tersadar dari pingsannya.

Kemudian dia segera bangkit dan duduk serta bertanya kepadaku: "Kenapa aku ada di sini?".

Maka aku katakan padanya: "apakah kamu tidak ingat apa yg menimpamu?"

Dia menjawab: "Aku tidak ingat".

Maka aku mengatakan: "Bukankah kamu ingat lontaran batu dari senjata musuh ketika itu mengenai lututmu?"

Ziyad menjawab: "Ya, sekarang aku baru ingat apa yg terjadi padaku."

Aku berkata kembali: "Sesungguhnya ketika menimpamu sesuatu dari senjata pelontar musuh dan membuatmu pingsan maka aku melihatmu berbuat begini dan begitu (tertawa kemudian menangis kemudian tertawa)".

Maka Ziyad berkata:"Aku kabarkan pada kalian, bahwasanya ketika itu aku dibawa ke sebuah kamar dari permata yaqut atau zabarjad, dan diantarkan ke ranjang yg bersusun dan di dua sisinya ada bantal  untuk bersandar.

Ketika aku telah naik dan duduk di atas ranjang aku mendengar suara gemerincing perhiasan dari sebelah kananku ......

Dan keluarlah seorang gadis yang aku tidak tahu mana yg lebih indah apakah gadis itu apa pakaiannya apa perhiasannya.

Maka aku bergeser ke ujung ranjang dan ketika dia mendatangiku aku ucapkan padanya: "Selamat datang"!?!

Gadis jelita itupun mengatakan padaku: "Selamat datang  wahai  orang yang mulia yg  tidak pernah meminta kepada ALLOH agar ALLOH menjadikan aku sebagai istrinya, padahal aku tidak seperti fulanah istrinya yang ada di rumah, dan terus menerus gadis jelita itu menyebut-nyebut tentang perbedaaan dirinya dengan istriku yang aku tinggalkan untuk sementara di rumah karena mengikuti jihad. Dan terus menerus pula dia menyebut keistimewaan-keistimewaan dirinya dibandingkan istriku akupun jadi tertawa....

Kemudian gadis jelita itu mendekatiku dan duduk di samping kananku, maka aku katakan padanya: "Siapakah sebenarnya anda?"

Dia menjawab: "Namaku Khoudu (gadis jelita yg selalu ceria) dan aku sekarang adalah istrimu.

Maka ketika itu aku ulurkan tanganku untuk menyentuh gadis itu. Namun gadis itu menolak dan mengatakan padaku: "Tahan dulu, jangan sekarang  karena anda akan mendatangi kami nanti ketika waktu Dhuhur".

Maka akupun jadi menangis.

Ketika selesai gadis itu bicara demikian, akupun kembali mendengar bunyi gemrincing perhiasan yang di lpakai oleh seseorang dan kali ini dari sebelah kiriku....

Dan ketika aku tengok maka aku melihat seorang gadis yang jelita yang kecantikannya semisal dengan gadis jelita yang duduk di sebelah kananku. Kemudian gadis itu juga berbuat dan berbicara yang sama seperti yang diperbuat dan diucapkan gadis jelita yang duduk  samping kananku tentang istriku yang di rumah, sehingga akupun kembali tertawa.

Selanjutnya dia duduk di samping kiriku sehingga akupun menjulurkan tanganku untuk menyentuhnya, namun dia juga mengatakan padaku: "Tahan dulu jangan sekarang!!! anda akan mendatangi kami nanti ketika waktu Dhuhur!!!"

Maka akupun  kembali menangis.

Selanjutnya berkata  Abu Idris rohimahulloh melanjutkan kisahnya: "Ketika itu Ziyad terus bercakap-cakap dengan kami dalam keadaan duduk, sampai kemudian datanglah waktu Dhuhur dan Muadzin mengumandangkan adzan Dzuhur.

Ternyata pada saat itu pula Ziyad TERSUNGKUR dan MENINGGAL.....

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
SUMBER: KITABUL JIHAD IBNUL MUBAROK

Faedah dari Ustadz Usamah al-Banjari, pengajar di Ma'had an-Najiyah Kaliwinasuh Banjarnegara.

WA Ittiba'us Sunnah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar