Jumat, 25 Juli 2014

Bagaimana Memperbaiki Hati?

Bagaimana Memperbaiki Hati?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Asy-Syaikh          Muhammad bin Hadi al-Madkhali

Pertanyaan : Bagaimana aku memperbaiki hatiku?

Jawab : Engkau telah bertanya tentang perkara besar, yang merupakan kunci segala urusan dan kebaikan. Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits terkenal yang kalian sudah mengetahuinya, beliau bersabda di akhir hadits,

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

Ketauhilah, sesungguhnya dalam jasad itu terdapat segumpal daging, apabila dia baik maka akan baik pulalah seluruh jasad, apabila rusak maka akan rusak pulalah seluruh jasad. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.

Hati adalah raja bagi seluruh anggota badan.

Hati bisa menjadi baik, dilakukan dengan cara :

1. Pertama, muraqabah (senantiasa merasa diawasi) oleh Allah – Jalla wa ‘Ala – baik dalam kondisi tersembunyi (sendiri/tidak diketahui orang/dalam hati) maupun dalam kondisi tampak (di hadapan orang lain).

2.  Kedua, membaca al-Qur`an. Sehingga dia melewati ayat-ayat yang berisi ancaman dan janji. Janji Allah untuk hamba-hamba-Nya kaum mukminin, dan ancaman untuk orang-orang yang menentang. Serta apa yang Allah siapkan untuk mukminin dan untuk orang-orang yang menentang. Sesungguhnya membaca Al-Qur’an akan melembutkan hati, membuatnya takut, dan meluruskannya.

3. Ketiga, membaca sirah (sejarah perjalanan hidup) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

4. Keempat, kemudian membaca sirah (sejarah perjalanan hidup) orang-orang shalihin, kemudian membaca kitab-kitab yang berisi nasehat.

5. Kelima, berteman orang-orang yang baik dan shalih.

6. Keenam, menjauhi sebab-sebab kejelekan, kerusakan, dan fitnah-fitnah.

Kemudian di samping enam hal di atas, seseorang hendaknya memperbanyak rajin berdo’a kepada Allah memohon perbaikan hati dan menjadikannya lurus di atas al-Haq dan hidayah, serta senantiasa mengokohkan hatinya di atas al-Haq tersebut setelah Allah beri hidayah, juga memohon agar tidak terfitnah, dan tidak menghadapkannya kepada fitnah. Sesungguhnya do’a merupakan pintu yang sangat agung, yang banyak dilupakan orang. Hendaknya seseorang berdo’a, khususnya pada sepertiga malam terakhir. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman, “Barangsiapa berdoa kepada-Ku niscaya Ku-penuhi untuknya.”

Hal-hal yang telah kita sebutkan di atas, kita ulangi lagi:

Pertama, Membaca al-Qur`an

Kedua, Membaca sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Sirah beliau ‘alahish shalatu wa as-Salam

Ketiga, membaca sejarah para shahabat dan sirah orang-orang shalih.

Keempat, Membaca kitab-kitab nasehat. Kitab-kitab nasehat yang mengingatkan manusia, laksana cambuk. Membangunkan manusia, menghunjam di hati, sehingga ia pun tersadar.

Kelima, bergaul dengan orang-orang shalih

Keenam, menjauh dari berteman dengan orang-orang jelek, pengekor hawa nafsu, pengusung kebid’ahan, orang-orang fasiq, dan orang-orang fajir.

Ketujuh, hendaknya dia senantiasa berdo’a.

Dalam pembagian di atas, kami menjadikan berteman dengan orang-orang shalih dan menjauh dari berteman dengan orang-orang jelek menjadi dua poin terpisah. Sebelumnya kita menyebutkan satu. Jika kalian menjadikan dua poin, maka semuanya ada tujuh poin.  Namun jika kalian jadikan satu, maka semuanya ada enam poin saja.

Maka enam hal ini, merupakan sebab-sebab perbaikan hati dengan izin Allah Tabaraka wa Ta’ala

Kami memohon untuk diri kami dan saudara kami serta kaum muslimin kebaikan hati.

Sumber: http://ar.miraath.net/fatwah/7742 dengan sedikit perubahan dari penerjemah

Sumber : http://miratsul-anbiya.net/2014/03/13/2576/

WhatsApp Ittiba'us Sunnah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar