Minggu, 20 Juli 2014

MENGHIDUPKAN SEBAGIAN MALAM SEPULUH TERAKHIR RAMADHAN SAJA,TANPA SEBAGIAN YANG LAINNYA

FIQHUL IBADAAT

MENGHIDUPKAN SEBAGIAN MALAM SEPULUH TERAKHIR RAMADHAN SAJA,TANPA SEBAGIAN YANG LAINNYA

asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah
------------------------

Pertanyaan (185)
Wahai Syaikh yang mulia, sebagian orang ada yang menghidupkan malam (yang ia yakini sebagai) Lailatul Qadr dengan shalat dan ibadah, tetapi tidak menghidupkan malam-malam Ramadhan lainnya. Apakah yang seperti ini sesuai dengan apa yang benar?

Jawaban
TIDAK. Tidak sesuai dengan apa yang benar. Sebab Lailatul Qadr itu berpindah-pindah. Kadang-kadang, terjadi pada malam ke-27. Kadang-kadang pada selain malam itu, sebagaimana yang ditunjukkan dalam banyak hadits terkait permasalahan tersebut.

Betul-betul telah tetap datangnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bahwa beliau diperlihatkan Lailatul Qadr pada suatu tahun.
Ternyata waktu itu, terjadinya pada malam ke-21.

Kemudian, qiyamullail tersebut sesungguhnya tidak harus dikhususkan oleh seseorang pada malam tertentu yang diyakini akan terjadi Lailatul Qadr. Sebab, berusaha mendapatkannya pada SETIAP malam sepuluh terakhir Ramadhan adalah petunjuk yang diberikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau, ketika memasuki sepuluh malam tersebut, mengencangkan sarungnya, membangunkan keluarganya, dan
menghidupkan malam-malamnya.

Karena itu, bagi seorang mukmin yang bijak, hendaknya dia bersungguh-sungguh pada setiap malam di sepuluh malam terakhir Ramadhan itu, sehingga dia tidak terluput dari pahala.

~~~
Alih bahasa : Abu Mujahid

----------------------------
WA MiratsulAnbiya Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar