SUDAHKAH ANTUM KHATAMKAN (SELESAIKAN) AL-QUR'AN
DI BULAN RAMADHAN !!!!!
Allah ta’ala berfirman :
ﺷَﻬْﺮُ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺍﻟَّﺬِﻱَ ﺃُﻧﺰِﻝَ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ ﻫُﺪًﻯ ﻟِّﻠﻨَّﺎﺱِ ﻭَﺑَﻴِّﻨَﺎﺕٍ ﻣِّﻦَ ﺍﻟْﻬُﺪَﻯ
ﻭَﺍﻟْﻔُﺮْﻗَﺎﻥِ
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil).”
[Surat Al-Baqarah: 185]
Bahwasanya (sebagai suri tauladan kita) para salaf meninggalkan perkara yang menyibukkan (dunia) dengan (mengganti) perkara keta'atan, ilmu dan mendatangi al-qur'an serta ilmunya.
Dan ini adalah bentuk pengagungan terhadap al-qur'an pada bulan puasa, karena ramadhan bulan al-qur'an.
Dan mereka sangat bersemangat dalam pengkhataman al-qur'an pada bulan ini sebagai wujud pengamalan seperti yang dilakukan nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Telah datang hadits shahih dari ibnu 'abbas bahwasanya malaikat jibril 'alaihis salam membacakan dan mengajari nabi shallallahu 'alaihi wasallam setiap malamnya pada ramadhan.(*)
Para 'ulama menyimpulkan faedah dari hadits ini menunjukkan sunnahnya pengkhataman al-qur'an pada bulan puasa.
Oleh karena itu para salafunas sholih saling berwasiat dengan sunnah ini, Dan mereka ahli dalam mengkhatamkan al-qur'an.
Telah disebutkan oleh al-hafidz ibnu rajab dalam latha'iful ma'arif dan imam an-nawawi dalam at-tibyan bagaimana metode para salaf, perlombaan dan persaingan mereka dalam mengkhatamkan al-qur'an.
Kebanyakan mereka mengkhatamkan al-qur'an setiap tujuh malam, dan ada yg lebih semangat dan lebih cepat dari itu.
Telah diriwayatkan atsar dari beberapa salaf rahimahumullah:
01. Atsar Qatadah;
Bahwasanya beliau pada hari-harinya mengkhatamkan al-qur'an dalam tujuh hari, dan jika masuk ramadhan mengkhatamkannya dalam tiga hari, dan jika masuk sepuluh hari terakhir ramadhan maka mengkhatamkannya dalam semalam.
02. Atsar Ibrahim an-Nakha'i;
Bahwanya beliau pada ramadhan mengkhatamkan al-qur'an selama tiga hari, dan jika masuk sepuluh hari terakhir mengkhatamkannya dua malam.
03. Atsar Imam Ahmad;
Dahulu beliau mengkhatamkan al-qur'an pada ramadhan setiap tujuh malam, dan jika masuk sepuluh hari terakhir mengkhatamkannya setiap tiga malam.
04. Atsar Omam asy-Syafi'i;
Rabi’ bin sulaiman berkata: Dahulu Al-Imam Syafi’i
mengkhatamkan al-qur’an pada bulan ramadhan sebanyak
60 kali , dan pada setiap bulannya (selain ramadhan)
sebanyak 30 kali.
05. Al-hafidz ibnu hajar;
Disebutkan dengan sanad yang shahih dari atsar al-hafidz ibnu hajr bahwa beliau makan dan al-qur'an di depannya, dan beliau tidak berpisah dengannya (al-qur'an), dan beliau berkata:
"aku mampu menyelesaikan al-qur'an sebelum maghrib".
06. Waqi' ibnul Jarrah;
Waqi’ bin al-jarrah membaca al-quran pada malam
bulan ramadhan serta mengkhatamkannya ketika itu juga
dan ditambah sepertiga dari al-qur’an, shalat 12 rakaat
pada waktu dhuha, dan shalat sunnah sejak ba’da dhuhur
hingga ashar.
07. Imam al-Bukhari;
Al-imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari mengkhatamkan al-qur’an pada siang bulan ramadhan
setiap harinya dan setelah melakukan shalat tarawih beliau
mengkhatamkannya setiap 3 malam sekali.
08. Al-Walid bin Abdil Malik;
Beliau adalah seorang penguasa pada khalifah al-umawiyyah.
mengkhatamkan Al-Qur’an
setiap 3 malam sekali, dan mengkhatamkannya sebanyak
17 kali selama bulan Ramadhan.
Dan masih banyak yang selain mereka yang semangat mengkhatamkan al-qur'an.
Diriwayatkan pula atsar dari shahabat yang mengkhatamkan al-qur'an hanya dalam sehari seperti Utsman bin 'Affan radhiallahu 'anhu.
Yang menjadi masalah;
Bagaimana mungkin yang demikian datang dari salaf, padahal telah datang hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang larangan mengkhatamkan al-qur'an kurang dari tiga hari (**)?
Bagaimana dengan mereka yang mengkhatamkan al-qur'an hanya dalam dua malam, atau semalam, atau dua kali khatam dalam sehari?
Maka para 'ulama menjawab dengan tiga jawaban;
1. Bahwa larangan tersebut adalah dari sisi al-afdhaliyyah, yaitu lebih baiknya jangan mengkhatamkan al-Qur'an kurang dari tiga hari.
2. Memungkinkan bahwa sebagian salaf belum mengetahui adanya larangan dikarenakan belum sampainya (belum mengetahui) hadits tersebut.
Dan yang seperti ini waaqi' (nyata terjadi) pada sebagian 'ulama dan ahli ibadah.
3. Memungkinkan bahwa larangan tersebut adalah jika (pengkhataman al-qur'an) dilakukan terus menerus.
Dan ini adalah pendapat paling cocok dan paling kuat.
Maka tidaklah seyogyanya seorang melakukan pengkhataman kurang dari tiga dengan senantiasa dan terus menerus, bahkan ini adalah perbuatan yang dimakruhkan.
Akan tetapi barangsiapa yang mengkhatamkan al-qur'an kurang dari tiga hari pada moment yang tepat yaitu :
1. Pada zaman yang penuh barakah seperti ramadhan, lailatul qadr, sepuluh dzulhijjah, dan hari Arafah.
(***).
2 Pada tempat yang penuh barakah seperti Mekkah dan Madinah(****).
Maka tidaklah memudharatkannya.
Dan ini adalah pendapat yang dirajihkan al-hafidz Ibnu Rajab dalam Latha'iful Ma'arif dan disebutkan bahwa ini adalah madzhab Imam Ahmad, Ishaq, dan madzhab salafunas shalih.
SEBENTAR LAGI MASUK
10 HARI TERAKHIR RAMADHAN, BAGAIMANA TARGET KHATAM??
TIDAK ADA KATA TELAT BAGI YANG BELUM BACA DAN PEGANG AL-QUR'AN SAMA SEKALI!!
Pada Al-Qur'an ada 604 halaman berarti untuk selesaikan target khatam dalam 10 hari, antum harus baca 60,4 halaman.
Bisa dibagi sehari dua kali (pagi dan sore) atau tiga kali (pagi, siang dan malam).
(*****)
_____________________
~~~~~~~~~~~~~~
Catatan ta'liq:
(*). Sebagaimana lafadz dalam ash-shahihain:
ﻋَﻦْ ﺍﺑْﻦِ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ ﻗَﺎﻝَ : ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ
ﺍﻟﻠَّﻪِ - ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ - ﺍﺟﻮﺩ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺍﺟﻮﺩ ﻣَﺎ
ﻳَﻜُﻮﻥُ ﻓِﻲ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺣِﻴﻦَ ﻳَﻠْﻘَﺎﻩُ ﺟِﺒْﺮِﻳﻞُ، ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻳَﻠْﻘَﺎﻩُ ﻓِﻲ
ﻛُﻞِّ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ ﻣِﻦْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻓَﻴُﺪَﺍﺭِﺳُﻪُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺍﻥَ، ﻓَﻠَﺮَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ -
ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ - ﺍﺟﻮﺩ ﺑِﺎﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺮِّﻳﺢِ ﺍﻟْﻤُﺮْﺳَﻠَﺔِ .
Artinya:
“ Dari ibnu 'abbas berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah
manusia yang paling dermawan, dan lebih dermawan
lagi ketika beliau berada di dalam bulan ramadhan,
ketika Jibril mendatangi beliau, Jibril menemui beliau
setiap malam, mengajarkan kepada beliau Al Quran,
adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika
ditemui oleh Jibril lebih pemurah daripada angin yang
berhembus.
(**). Hadits Abdullah bin 'Amr bin al-'Aash radhiallahu 'anhu, bersabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:
((لا يفقه من قرأ القرآن في أقل من ثلاث)) رواه أبو داود والترمذي والنسائي وغيرهم وقال الترمذي حديث حسن صحيح.
Artinya:
"Barangsiapa yang membaca al-Qur'an kurang dari tiga hari tidak akan dapat memahaminya". Diriwayatkan oleh Abu Daud dan at-Tirmidzi dan an-Nasa'i dan yang selain mereka. Dan berkata at-Tirmidzi hadits hasan shahih.
(***). Sebagaimana hadits al-qudsy:
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ ﺳﻤﻌﺖ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ: ((ﻛﻞُّ ﻋﻤﻞ ﺍﺑﻦ ﺁﺩﻡ ﻳﻀﺎﻋﻒ ﺍﻟﺤﺴﻨﺔ
ﺑﻌﺸﺮ ﺃﻣﺜﺎﻟﻬﺎ ﺇﻟﻰ ﺳﺒﻌﻤﺎﺋﺔ ﺿﻌﻒ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ : ﺇﻻ
ﺍﻟﺼﻮﻡ ﻓﺈﻧﻪ ﻟﻲ ﻭﺃﻧﺎ ﺃﺟﺰﻱ ﺑﻪ))رواه مسلم.
Artinya:
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata: aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Setiap amalan anak adam dilipatgandakan amalan kebaikan sepertinya 10x lipat hingga 700x lipat, berkata Allah 'Azza wa Jalla: "Kecuali puasa maka dia untuk-Ku dan Aku yang membalasnya".
Riwayat muslim.
Jadi balasan amalan kebaikan orang puasa dilipatgandakan dengan lipatganda yang sangat banyak lagi tak terbatas yang hanya Allah Ta'ala yang tahu.
Begitu sebaliknya amalan kejelekan juga dilipatgandakan pada bulan Ramadhan.
(****). Sebagaimana hadits:
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺪﺭﺩﺍﺀ ﻭﺟﺎﺑﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ
ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ : ((ﻓﻀﻞ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻓﻲ
ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﺍﻟﺤﺮﺍﻡ ﻋﻠﻰ ﻏﻴﺮﻩ ﻣﺎﺋﺔ ﺃﻟﻒ ﺻﻼﺓ ، ﻭﻓﻲ
ﻣﺴﺠﺪﻱ ﻫﺬﺍ ﺃﻟﻒ ﺻﻼﺓ ﻭﻓﻲ ﻣﺴﺠﺪ ﺑﻴﺖ ﺍﻟﻤﻘﺪﺱ
ﺧﻤﺴﻤﺎﺋﺔ ﺻﻼﺓ )).
ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ
( 1821 ) 2 31 / ، ﻭﺍﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺒﺮ، ﻭﺻﺤﺤﻪ ﺍﻷﻟﺒﺎﻧﻲ ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺠﺎﻣﻊ
( 4211 ) ، ﻭﻓﻲ ﺇﺭﻭﺍﺀ ﺍﻟﻐﻠﻴﻞ ﺭﻗﻢ ( 1129)
Artinya:
Dari Abu ad-Darda' dan Jabir radhiallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Keutamaan shalat di Masjidil Haram atas masjid lainnya adalah (seperti) 100.000 shalat, dan (kalau) di masjidku (Nabawy) ini (seperti) 1000 shalat, dan di masjid Baitul Maqdis (seperti) 500 shalat".
Dikeluarkan oleh al-Baihaqi, Ibnu Abdilbar dan dishahihkan al-Albany dalam Ahahihul Jaami' (4211) dan Irwa'ul Ghalil (1129).
Berdasarkan hadits ini berarti pahala shalat dilipatgandakan, sehingga satu shalat di masjidil haram sama dengan shalat 55 tahun 6 bulan 20 hari.
Dan yang dilipatgandakan bukan hanya shalat, akan tetapi semua kebaikan.
Berkata Hasan al-Bashri rahimahullah: "Puasa sehari di mekkah sama dengan puasa 100.000, shadaqah 1dirham sama dengan 100.000 dirham, dan setiap kebaikan digandakan menjadi 100.000".
Akan tetapi ada dua syarat amalan itu (diterima) dan digandakan pahalanya, yaitu;
1. Ikhlas karena Allah 'Azza wa Jalla.
2. Amalan tersebut sesuai dengan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Sebaliknya dosa juga dilipatgandakan di sini.
Berkata Mujahid rahimahullah: "Dosa berbuat kejahatan di Mekkah dilipatgandan seperti amalan kebaikan yang dilipatgandakan".
(Tarikh Mekkah lis Syeikh al-Mubarakfury).
(*****). Cara seperti ini bukanlah bid'ah dalam agama Allah karena tidak ada maksud ibadah dengan angka-angka tersebut.
Dan methode hanya untuk memudahkan saja.
~~~~~~~~~~~~
"Tahdzib dari dars {haalu as-salaf fii ramadhan}"
Ditulis oleh:
Abu Ahmad Abdurrahman
ar-Ramadhany
Daarul Hadits bis Shihr
Harasahallah.
~~~~~~~~~~~~~~~
WA Ittiba'us Sunnah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar