Rabu, 16 Juli 2014

SEPUTAR SAFAR DI BULAN RAMADHAN (4)

FATAWA RINGKAS
SEPUTAR PUASA

Bersama: Syaikhuna Abdurahman Al 'Adeni --hafizhahullah--

bagian keduapuluh empat

SEPUTAR SAFAR DI BULAN RAMADHAN (4)

Soal: Bolehkah tidak berpuasa jika safarnya dalam rangka kemaksiatan?

Jawab: Para ulama sepakat bolehnya tidak berpuasa dalam safar yang mengandung ketaatan, seperti ibadah haji, jihad, silaturahmi, mencari nafkah yang wajib dan menuntut ilmu. Adapun safar yang mubah, seperti berdagang maka pendapat yang kuat adalah boleh juga, ini adalah pendapat Jumhur ulama. Dalil mereka keumuman dalil yang ada.

Permasalahan yang terjadi padanya perdebatan yang sengit di kalangan para ulama adalah safar dalam rangka kemaksiatan. Pendapat yang terpilih adalah boleh juga tidak berpuasa. Ini adalah pendapat Abu hanifah dan Azh Zhahiriyyah. Dalil mereka keumuman dalil-dalil yang ada;

{فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ}

"Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain." [QS. Al Baqarah; 184]

Allah menyebutkan safar dalam ayat ini secara umum, mencakup semua jenis safar, tidak mengkhususkan jenis safar tertentu tanpa yang lainnya.

Soal: Bolehkah melakukan safar dengan tujuan agar bisa tidak berpuasa?

Jawab: Disebutkan oleh para ulama bahwa hal ini tidak boleh, sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Hajar.

Berkata Syaikh Al Utsaimin rahimahullah: "Ibadah puasa secara asal adalah wajib hukumnya atas manusia, bahkan dia fardhu dan termasuk rukun Islam sebagaimana telah diketahui. Sesuatu yang wajib dalam syariat tidak boleh bagi manusia berbuat hilah agar hal tersebut gugur darinya. Barangsiapa melakukan safar dengan tujuan agar bisa tidak berpuasa, maka safarnya menjadi haram baginya, demikian pula berbuka puasa haram baginya. Wajib baginya bertaubat kepada Allah 'Azza wa Jalla dan hendaknya dia tidak melakukan safar (jika tujuannya untuk hal tersebut-pent) dan kembali berpuasa. Jika dia tetap melakukan safar maka wajib baginya berpuasa meskipun dalam keadaan safar..." [Majmu' Fatawa Syaikh Al 'Utsaimin 19/133]

WALLOHU A'LAM BISH SHOWAAB

Ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawi, 8 Ramadhan 1435/ 5 juli 2014_di Darul Hadits Al Fiyusy_Harasahallah.

~~~~~~~~~~~~~~~~~
WA. Thullaab Al Fiyusy
WA Salafy Lintas Negara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar